HASAN Basri akhirnya di-recall tanpa mengetahui apa alasannya.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan
Sumatera Utara yang duduk sebagai wakil ketua DPRD provinsi itu
semula dituduh terlibat skandal seks. Tapi Pengadilan Negeri
Medan pertengahan Juli lalu membebaskan Hasan dari tuduhan itu.
Sejak awal tahun lalu permohonan penarikan diri Hasan Basri
dilayangkan. Tapi Menteri Dalam Negeri baru menabulkan 12
Agustus lalu, sesudah tiga surat serupa disusulkan. Tiga surat
terdahulu tampaknya belum cukup kuat untuk Hasan Basri, yang
konon mendapat dukungan John Naro SH, salah satu ketua DPD-PPP.
Naro kabarnya melepaskan dukungan itu hingga usaha meecall
Hasan Basri berhasil.
Ada tuduhan lain memang, selain skandal seks tadi. Hasan Basri
dikenal sebagai tokoh Panitia-9 yang bermaksud melancarkan
"pembaruan" dalam tubuh PPP. Ia juga dinilai membangkang
terhadap keputusan partai meski belum jelas dalam hal apa.
Hasan Basri tetap menganggap Nuddin Lubis, Ketua FPP di DPR-RI
yang pegang peranan dalam usaha penarikan dirinya dari
keanggotaan DPRD Sumatera Utara. Antara dua orang ini memang
terlibat dalam "persaingan" dalam tubuh NU. Hasan, yang masih
tetap dalam jabatannya sebagai ketua DPW-NU Sumatera Utara
bertekad menghadapi kasusnya itu "secara politik". Kabarnya ia
akan berusaha menghalangi pencalonan Nuddin dalam Pemilu depan.
Hasan juga merasa masih cukup kuat. "llampir semua cabang NU di
Sumatera Utara mendukung saya," ujarnya. Tapi jelas Nuddinlubis
tidak mudah pula dirobohkan. Nuddin adalah ketua DPWPPP Sumatera
Utara.
Sampai akhir Agustus lalu Hasan (48 tahun) masih belum kelihatan
aktif di kantor Dinas Transmigrasi Sumatera Utara, tempatnya ia
bekerja sebelum jadi anggota DPRD. Ia juga jarang tidur di
rumahnya belakangan ini--khawatir diteror. Empat pengendara
sepeda motor 20 Agustus lalu mendekati mobilnya sambil
melontarkan ejekan.
Kalau di Sumatera Utara ada anggota DPRD yang di-recall, di
Blitar, Jawa Timur, 10 anggota DPRD dari Fraksi Karya
Pembangunan mengundurkan diri. Termasuk II.A.K. Reddy Soebagjo,
Ketua DPRD Blitar. Tujuh orang mengundurkan diri secara
kolektif, tiga lainnya sendiri-sendiri.
Sejak 2 tahun lalu soal jabatan ketua DPD Golkar. Blitar ramai
disengketakan. Setelah semua usaha gagal DPP Golkar dengan SK
No. 34 tanggal 19 Juni 1980 menunjuk Reddy sebagai Pj. ketua
sampai diselenggarakan musyawarah daerah untuk itu.
Musda itu sudah berlangsung Desember 1980. Tapi Reddy
beranggapan Musda itu tidak berlangsung sesuai dengan konstitusi
Golkar. Musda memilih Soenarjanto sebagai ketua dan menurut
Ketua DPD Golkar Jawa Timur, Mohd. Said, sudah melalui prosedur
formal.
Kini tinggal 8 orang FKP di DPRD Blitar. Reddy sendiri - yang
selama ini dinilai dekat dengan Ketua DPP Golkar H.Amir Murtono
--akan mengembangkan usaha ternaknya. ia baru saja mengirim satu
kuintal dendeng daging sapi dan satu ton sambal kacang pesanan
Asosiasi Katering Haji Indonesia Ada juga rencana mengembangkan
Pondok Pesantren Al Kautsar yang dipimpinnya, yang kini baru
memiliki 350-an orang santri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini