Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Banten - Oki Junaedi, 21 tahun, semula bakal merayakan Natal bersama keluarga di Kota Tangerang. Namun rencananya itu berubah. Bencana tsunami yang terjadi di pesisir Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018, menggerakkan hatinya untuk bergabung menjadi petugas kemanusiaan.
Baca: Natal yang Nyenyat di Gereja Lokasi Tsunami Selat Sunda
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya Natalan di sini saja, bantu-bantu di posko pengungsian," kata Oki saat ditemui di Posko Pengamanan Bencana Alam Kementerian Sosial Labuan, Pandeglang, Banten, Selasa pagi, 25 Desember. Oki tergabung dalam kelompok relawan Taruna Siaga Bencana Kota Tangerang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oki bersama timnya tiba di lokasi sehari setelah tsunami menggulung lima pesisir pantai di Banten. Di posko pengungsian, ia mengampu peran sebagai petugas masak. Mulai pagi hingga petang, Oki diberi mandat memastikan bahwa hajat makan para pengungsi dan relawan cukup.
Sehari tiga kali, para pemasak, tak terkecuali Oki, mesti menyiapkan makan 1.000 porsi untuk pengungsi dan relawan. Tak khayal, Oki sudah sibuk sejak dini hari ketika orang-orang masih lelap. Begitu juga di pagi hari ketika Natal tiba.
Baca: Hari Natal, Menteri Agama Ajak Seluruh Umat Jaga Suasana Damai
"Ya, pagi ini memang enggak merasakan suasana Natal. Enggak ada kemeriahan juga," kata Oki yang baru kali pertama menjalani Natal di daerah bencana. Namun, baginya inilah Natal yang paling berkesan.
Ia pun menjadi paham bahwa perayaan Natal cukup diimani dalam hati. Menurut dia, yang terpenting dari Natal bukan perayaannya, melainkan maknanya.
Oki menyempatkan diri mengikuti ibadah Natal, meski sibuk di posko. Ia mengikuti misa di Kota Tangerang pada Minggu malam.
Kepada koordinator relawan, Oki meminya izin setengah hari. Perjalanan dari Pandeglang menuju Tangerang untuk ibadah itu ia tempuh dalam waktu 3 jam. "Malamnya saya langsung ke sini lagi," katanya.
Baca juga: Jemaat Gereja di Makassar Rayakan Natal dengan Buka Posko Bencana
Seusai misa, ia langsung kembali lagi ke posko. Oki mengatakan melewatkan ritus Natal bersama keluarga berupa makan bareng dan ziarah ke makam sesepuh. Namun, kata dia, hal itu bukan masalah.
Oki tak sendiri. Ketua Tagana Kpta Tangerang Bondan Kurniawan mengatakan dua orang relawan lainnya yang juga merayakan Natal di posko pengungsian. Keduanya tengah bertugas ke lapangan.
Posko Kementerian Sosial Labuan menampung 135 keluarga dengan total jumlah pengungsi 552 orang. Para pengungsi berdatangan sejak Minggu pagi, 23 Desember 2018.