Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai pengunduran diri Gibran Rakabuming Raka dari jabatannya sebagai Wali Kota Solo, sarat kepentingan politik. Ujang mengatakan ada potensi cawe-cawe Gibran dalam Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada serentak mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ujang menyebut langkah putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu berhubungan kepentingan keluarganya. Menurut dia, Gibran ingin membantu adik bungsunya, Kaesang Pangarep, dan adik iparnya, Bobby Nasution, yang kini masuk dalam bursa calon gubernur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Buat kepentingan keluarga. Adiknya, Kaesang, dan iparnya, Bobby, mau maju di pilkada," kata Ujang dalam pesan suara yang diterima Tempo melalui aplikasi WhatsApp, Kamis, 18 Juli 2024. Adapun Gibran mengaku akan pindah ke Jakarta usai melepaskan tanggung jawabnya di Solo.
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep digadang-gadang akan maju di Pilkada Jakarta. Sedangkan Wali Kota Medan Bobby Nasution telah memperoleh dukungan dari sejumlah partai politik untuk maju di Pilkada Sumatera Utara.
Ujang menyebut salah satu indikasi Gibran membantu kampanye Kaesang adalah sejumlah aksi blusukan Gibran di Jakarta. Gibran melakukan blusukan bersama Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di bantaran Kali Semongol Tegal Alur, Jakarta Barat pada 28 Juni lalu.
Gibran juga kembali menggelar blusukan ke tiga titik lokasi di Jakarta bersama Raffi Ahmad dalam kunjungannya ke Pasar Manggis, Jakarta Selatan; Kelurahan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat; dan Pasar Nangka, Jakarta Pusat, pada 3 Juli 2024 lalu.
Berdasarkan contoh itu, Ujang menduga Gibran akan melakukan blusukan yang sama di Sumatera Utara. "Blusukan di Jakarta kan pernah. Nantikan bisa blusukan di Sumut. Blusukan itu cara berkampanye untuk mendukung Kaesang dan Bobby," ucapnya.
Ujang pun menyesalkan Gibran yang tidak mengundurkan diri sejak awal mendaftar sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto. Dia menilai pengunduran diri Gibran sudah terlambat dan hanya bermotif politik saja.
"Kalau mundurnya sekarang tidak bagus. Seolah-olah untuk kepentingan pribadi dan keluarganya," ujarnya.
Kritik yang sama juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno. Dia mengungkap adanya peluang bagi Gibran untuk membantu Kaesang dan Bobby dalam pilkada serentak.
"Sangat mungkin itu dilakukan karena posisi Gibran sudah free. Ibarat pemain bola ‘bebas transfer’ tak terikat lagi oleh apapun," tutur Adi dalam pesan tertulisnya kepada Tempo melalui aplikasi WhatsApp, Kamis, 18 Juli 2024.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menilai bahwa pengunduran diri Gibran dari Solo beserta kepindahannya menuju Jakarta berhubungan dengan persiapan kabinet mendatang. Dia berpendapat bahwa selama ini Gibran dan Prabowo belum berkomunikasi secara optimal mengingat jarak antara Jakarta dan Surakarta.
"Dengan pindah ke Jakarta dan tak lagi wali kota, akselerasi menuju pelantikan lebih mudah," ucapnya.
Kritik PDIP
Juru bicara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Cyril Raoul Hakim alias Chico Hakim merespons pengunduran diri Gibran Rakabuming Raka dari jabatannya sebagai Wali Kota Surakarta dan kepindahannya ke Jakarta. Dia menduga bahwa ada motif politik dalam pengunduran Gibran itu.
Chico berpendapat bahwa langkah Gibran itu berhubungan dengan upaya pencalonan adik bungsunya, Kaesang Pangarep, di Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Jakarta. Sebab, Chico menilai semua yang dilakukan politikus mempunyai maksud dan tujuan tertentu.
"Mungkin saja Gibran berencana untuk berkampanye di pilkada-pilkada agar mendukung calon yang didukung Koalisi Indonesia Maju atau bahkan adiknya sendiri," kata Chico dalam pesan suara yang diterima Tempo melalui aplikasi WhatsApp, Kamis, 18 Juli 2024.
Bantahan Gibran
Gibran Rakabuming Raka buka suara perihal pertimbangannya memilih mundur dari jabatannya sebagai Wali Kota Solo sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI Periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang. Ia mengakui pengajuan pengunduran diri tersebut atas dasar pertimbangannya sendiri.
"Karena saya ada tugas-tugas lain yang harus saya selesaikan sebelum pelantikan," ujar Gibran ketika ditemui wartawan di Kantor DPRD Kota Solo, Jawa Tengah, seusai menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Pimpinan DPRD Kota Solo, Selasa, 16 Juli 2024.
Ia membantah saat ditanya apakah tugas-tugas yang harus diselesaikan sebelum pelantikannya itu ada hubungannya dengan persiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Sesuai tahapan Pilkada Serentak yang ditetapkan KPU RI, masa kampanye dijadwalkan mulai 25 September hingga 23 November 2024.
Meskipun dekat dengan masa kampanye, Gibran membantah pengunduran dirinya itu bertujuan mengkampanyekan calon-calon kepala daerah yang disokong pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Saya kan bukan ketua partai, jadi tidak ada hubungannya dengan pilkada. Lebih banyak belanja masalah, terutama ke tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi. Tempat yang sudah pernah saya kunjungi juga. Jadi belanja masalah, bukan untuk pilkada," akunya.
Ia mengatakan bukan hanya Jakarta yang akan didatanginya, melainkan kota-kota lainnya. Hal itu termasuk Ibu Kota Nusantara atau IKN juga menjadi prioritasnya.
"Bukan cuma Jakarta, lokasi lainnya juga, semua tempat. IKN prioritas," katanya menegaskan.
DESTY LUTHFIANI | SEPTIA RYANTHIE