Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TERNATE - Sebanyak 3.107 korban gempa di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, masih tinggal di pengungsian. Para korban terpaksa mengungsi karena rumah mereka rusak dan khawatir bakal terjadi gempa susulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mereka bertahan di lokasi pengungsian yang tersebar di 15 titik," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Utara, Ridwan Samad, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ahad sore lalu, lindu dengan magnitudo 7,2 mengguncang Halmahera Selatan. Pusat gempa berada di darat pada jarak 63 kilometer arah timur Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, dengan kedalaman 29 kilometer. Berdasarkan data BPBD Maluku Utara, sebanyak enam orang meninggal dunia akibat bencana tersebut. Mereka antara lain Segaf Gafur, 49 tahun, Siang Kale (63), Saima Mustafa (90), Aina (58), Aisyah (50), dan Aswar Mukmat (21). Para korban itu rata-rata meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.
"Semua korban yang meninggal sudah dikebumikan. Saat ini, tim terpadu telah bergerak di lokasi bencana untuk mendata jumlah kerusakan bangunan dan korban luka-luka," kata Ridwan.
Gempa tersebut juga menyebabkan 49 orang terluka. Sebanyak 971 unit rumah rusak berat sehingga menyebabkan 3.107 orang terpaksa tinggal di pengungsian. "Jumlah ini kemungkinan masih bisa bertambah mengingat ada beberapa desa yang belum terdata,"ujar Ridwan.
Bupati Halmahera Selatan, Bahrain Kasuba, mengatakan, untuk mengatasi dampak gempa, Pemerintah Kabupaten Halmahera telah menetapkan masa tanggap darurat bencana selama tujuh hari hingga 21 Juli mendatang. Penetapan tanggap darurat bencana itu dilakukan untuk mempercepat pergerakan personel tim darurat bencana dan distribusi logistik serta peralatan ke lokasi pengungsian.
"Darurat bencana ini ditetapkan untuk sepuluh kecamatan, yakni Kecamatan Bacan, Bacan Selatan, Bacan Timur, Bacan Timur Selatan, Bacan Timur Tengah, Kecamatan Gane Barat, Gane Barat Utara, Gane Barat Selatan, Gane Timur, dan Gane Timur Selatan. Penetapan itu mulai dilakukan sejak 15 Juli hingga 22 Juli 2019," kata Bahrain.
Menurut Bahrain, Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan juga memerintahkan seluruh aparat kecamatan serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah Halmahera Selatan menyiapkan segala antisipasi adanya gempa susulan. "Semua camat sudah saya minta untuk siaga dan berfokus pada penanganan pengungsi," ujarnya.
Menteri Sosial Agus Gumiwang mengatakan telah mempersiapkan bantuan untuk para korban bencana di Halmahera Selatan. "Bantuan kami berikan sesuai standard operational prosedure," kata Agus Gumiwang di Makassar, kemarin. Kementerian Sosial menyiapkan bantuan berupa tenda pengungsian, pakaian, dan bantuan lain untuk para pengungsi.
Bantuan juga disiapkan untuk para korban gempa di Bali. Kemarin, gempa berkekuatan magnitudo 5,8 juga mengguncang Nusa Dua, Bali. Gempa yang terasa hingga Jember, Jawa Timur, itu menyebabkan kerusakan di sejumlah lokasi. Tidak ada laporan korban jiwa dalam bencana tersebut. Namun satu orang dikabarkan terluka.
Kementerian Perhubungan memastikan operasi Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai tak terganggu pasca-gempa Bali. Direktorat Jenderal Penerbangan Udara Kementerian Perhubungan memastikan telah menyisir aset fasilitas umum kebandaraan. "Berdasarkan laporan awal, semua dalam kondisi normal dan aman. Semua fasilitas siap digunakan untuk pelayanan," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana Banguningsih Pramesti, dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
BUDHY NURGIANTO | DIDIT HARIYADI | DAVID PRIYASIDHARTA | FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BUDHY NURGIANTO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo