Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku hingga saat ini belum bisa menghubungi Lucky Hakim yang kabarnya meminta mundur dari jabatan Wakil Bupati Indramayu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kepada individunya susah dihubungi, sudah berkali-kali ajudan mengontak supaya segera menghadap karena perintah Mendagri, belum ada respons,” kata dia, di Bandung, Jumat, 17 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak kabar Lucky Hakim meminta mundur mencuat pada Rabu, 15 Februari 2023, Ridwan Kamil sudah berencana memanggilnya untuk dimintai penjelasan atas kabar tersebut. Ridwan Kamil juga berencana memanggil Bupati Indramayu Nina Agustina terkait permintaan mundur wakilnya tersebut.
Pria yang akran disapa Kang Emil itu mengatakan, pemanggilan pada pasangan kepala daerah Indramayu tersebut untuk memastikan kabar beredar terjadinya konflik yang berujung permintaan mundur Lucky Hakim. “Rumornya begitu. Tapi saya harus tabayun karena harus dua versi, masing-masing punya cerita,” kata dia.
Ridwan Kamil mengatakan, dirinya juga mendapat perintah dari Menteri Dalam Negeri untuk mendamaikan jika memang benar terjadi konflik di antara bupati dan wakil bupati Indramayu. “Arahan Pak Mendagri kalau bisa didamaikan dengan sebuah musyawarah,” kata dia.
Gubernur mengatakan, tim dari pemerintah provinsi sedang dikirim ke Indramayu untuk mencari informasi terkait kabar mundur tersebut. “Tim sedang meluncur ke Indramayu untuk memproses dulu di level pencari fakta dulu,” kata dia.
Suami Atalia Praratya itu menyayangkan jika terjadi konflik antara pasangan kepala daerah. “Kan prosesnya panjang untuk terpilih, itu mahal dan panjang sekali. Masa tidak bisa ada kebesaran hati masing-masing demi kepentingan rakyat Indramayu untuk mencari sebuah kesepakatan-kesepakatan politik teknis yang baik,” kata dia.
Ridwan Kamil mengatakan, isu orang nomor satu dan nomor dua kerap menjadi dinamika. “Saya sebenarnya apa ya, merasa isu orang nomor satu dan dua ini selalu jadi dinamika. Saya tidak pernah, dengan Pak Oded, dengan Pak Uu pede banget menjadi wakil gubernur saya, kan karena saya memberikan ruang-ruang kerja, anggaran yang membuat kiprah wakil saya itu merasa nyaman. Mudah-mudahan keharmonisan gubernur dan Pak Wagub itu di contoh di level kota/kabupaten, betul butuh kebesaran hati,” kata dia.
Pilihan Editor: Momen Ridwan Kamil Salah Sebut Dirinya Gubernur DKI Jakarta