Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menemui Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nasir dalam lawatannya ke Yogyakarta Selasa 5 April 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Emil, panggilan Ridwan Kamil, membantah jika pertemuan itu dikaitkan dengan persiapan pemilu presiden (pilpres) 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bukan, tidak membahas soal itu (pilpres 2024)," kata Emil di sela mengisi tarawih di Masjid Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Selasa petang 5 April 2022.
Emil belakangan ini santer digadang-gadang masuk dalam bursa pilpres 2024 nanti.
Meski demikian, Emil mengatakan kunjungannya ke orang nomor satu Muhammadiyah itu, untuk silaturahmi sekaligus membicarakan pembangunan rumah sakit Muhammadiyah di Kabupaten Bandung Jawa Barat.
"Saya hanya minta doa ke beliau, masak ke Yogya tidak mampir di kantor pusat Muhamadiyah, nggak afdol," kata Emil.
"Kebetulan Pak Haedar ini kan juga sedang membuat rumah sakit di Kabupaten Bandung, kampung halamannya," Emil menambahkan.
"Jadi saya sebagai gubernur mau membantu keberhasilan rumah sakit Muhammadiyah di sana," kata Emil.
Emil mengatakan lawatannya ke Yogyakarta mulai 5 hingga 6 April ini selain silaturahmi dan bertemu sejumlah figur juga memenuhi undangan safari tarawih Ramadan. Pada 5 April, Emil mengisi acara di masjid kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta lalu berlanjut menghadiri tarawih bersama di masjid kampus UGM.
"Besok (Rabu) saya juga mau singgah ke Masjid Jogokariyan, lalu ke rumah mas Butet Kartaradjesa," kata dia.
Soal pilpres 2024 mendatang, usai tarawih Emil merespon berbagai isu yang menjodohkannya bersama figur lain agar maju dalam satu paket calon presiden-wakil presiden.
Emil sempat diisukan akan disandingkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Dalam politik itu, siapapun calon yang diusung, ketika akan dijodohkan dengan siapa saja harus siap," kata Emil.
Menurut Emil seorang kandidat yang berniat maju dalam pemilihan presiden, dari yang ia ketahui, nyaris tak ada calon yang bisa memilih sendiri pasangannya. Melainkan semua atas keputusan partai pengusung.
"Jarang ada pengantin politik bisa memilih sendiri pasangannya dalam pemilu presiden, yang ada menikah dulu baru mencintai," kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Baca: Hukuman Mati Herry Wirawan, Ridwan Kamil: Ada Pandangan Populis dan Subtansi