Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ronde ini buat naro

Panitia muktamar PPP terbentuk, tapi ada 2 panitia muktamar, masing-masing bentukan kelompok j. naro & kelompok ismail hasan metareum, dkk. figur j. naro di dalam tubuh ppp cukup alot untuk ditentang.

29 April 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAILANI Naro kembali menunjukkan kelasnya sebagai politikus ulung di PPP. Meskipun di tubuh pengurus harian sudah muncul para penantang, toh ia berhasil berkelit dan mengegolkan orang-orangnya dalam Panitia Muktamar II PPP yang akan berlangsung Agustus mendatang. "Yah, terus terang, kami memang tidak siap dalam rapat itu. Rencananya cuma omong-omong soal materi yang lain, tiba-tiba rapat diforsir membentuk panitia muktamar," kata M. Husnie Thamrin, Wakil Sekjen PPP, juru bicara kelompok penantang Naro. Begini, Sabtu dua pekan lalu, pengurus harian DPP -- termasuk Ketua Umum Naro, semuanya ada 17 orang -- diundang menghadiri rapat guna merumuskan materi yang akan dibawa dalam konsultasi DPP PPP dengan DPA. Sekitar pukul 13.00 rapat di kantor DPP di Jalan Diponegoro, Jakarta, dimulai. Dipimpin Darussamin, salah seorang ketua DPP, dihadiri 14 pengurus. termasuk Naro. Tiga pengurus -- Ny. Sjamsinoer Adnoes, Yanis Zahiruddin Tanjung, dan Hasan Rahaya -- absen. Sekitar pukul 16.00, rapat berhasil menyelesaikan mata acara tersebut. Saat itulah tiba-tiba Darussamin melemparkan usul agar rapat dilanjutkan untuk menyusun panitia muktamar. Ini mengagetkan kelompok anti-Naro. Sebab, sebelum pertemuan itu, Darussamin menyatakan kepada pers bahwa rapat pembentukan muktamar baru akan diadakan 18 April 1989, atau tiga hari setelah rapat hari itu. Husnie Thamrin dan Aisyah Aminy, salah seorang ketua DPP, mengusulkan agar rapat diadakan lain kali saja dalam suatu acara khusus. Tapi ditampik oleh pengurus yang lain. Akhirnya kelompok Husnie, yang nampak grogi karena dadakan itu, mengalah. Maka, umpan Darussamin tadi segera disambar oleh R.M.O. Mahdi Tjokroaminoto, salah seorang ketua DPP dari unsur Syarikat Islam (SI), pendukung Naro yang kukuh. Cucu H.o.S. Tjokroaminoto beikata, "Kalau begitu, pembentukan panitia muktamar kita percayakan saja kepada Ketua Umum." Sampai di sini Husnie dkk. menentang keras. Namun, dengan tenang pimpinan sidang Darussamin menawarkan, "Siapa yang setuju untuk Pak Naro, angkat tangan." Kontan enam orang mengangkat tangan: Sekjen Mardinsyah, Mahdi Tjokroaminoto, Effendy Somad, Mohamad Baidhowi, Zarkasih Nur, dan tentu saja Darussamin. Naro sendiri tak mengangkat tangan tapi tentu sudah jelas ke mana suaranya ia jatuhkan. Bendahara A.A. Malik, yang semula ragu-ragu, belakangan mendukung Naro. Jadi, dari 14 yang hadir delapan sudah berada di kubu Naro Dalam perhitungan kelompok anti-Naro sebelumnya, dari t4 pengurus harian yang hadir, tujuh suara akan mendukung mereka: Ismail Hasan Matereum, Aisyah Aminy (keduanya unsur ketua DPP), Yudho Paripurno, Anshary sjams, Husnie Thamrin, Ali Tamin, dan Zarkasih Nur. Dengan komposisi seperti itu, tak akan ada keputusan yang bisa diambil tanpa kompromi, sebab suara akan tujuh lawan tujuh. Ternyata, Zarkasih Nur menyeberang ke kubu Naro. "Kabarnya ia digarap beberapa jam sebelum rapat yang sudah direncanakan Naro" ujar seorang lawannya. Dengan menyeberangnya Zarkasih, siapa yang keluar sebagai pemenang cukup jelas. Karena itu, Naro terus menantang, "Kita voting lagi dari awal untuk mengambil keputusan. Bagaimana?" Ketika itu sudah pukul 17.15, maka Darussanin menskors sidang untuk sembahyang asar. Dalam kesempatan itu Husnie Thamrin beserta lima temannya mencoba melobi Naro. Tapi Naro tampak tak bergeser satu milimeter pun. Rapat dimulai lagi setelah berbuka puasa dengan nasi bungkus dan air putih, sekitar pukul 18.35. Darussamin menyimpulkan keputusan rapat hari itu. "DPP memberikan mandat penuh pada Pak Naro untuk menyusun panitia muktamar," katanya Ismail Hasan Melaieum pun menyela, "Untuk terakhir kalinya saya berbicara bahwa kami memberi catatan dalam rapat ini: tak benar kami menberikan mandat pada Pak Naro" Setelah itu semua diam. Di situlah Darussamin segera masuk lagi, dengan mengetukkan palu tiga kali. Angin kemenangan pun, kali ini, berada di pihak Naro. Enam hari kemudian, Jumat pekan lalu Sekjen PPP Mardinsyah mengumumkan panitia Naro itu. Ketua Panitia adalah R.M.O. Mahdi Tjokroaminoto, sedangkan sekretaris Zarkasih Nur, kunci kemenangan kubu Naro tadi. Panitia ini dilengkapi seksi-seksi yang terdiri dari 35 orang. Semua adalah pendukung Naro, kecuali Yudho Paripurno, yang kemudian menolak duduk di panitia yang disusun Naro itu. "Saya ragu apakah panitia itu mampu menyelenggarakan muktamar nanti," katanya memberi alasan. Kepada TEMPO, Mahdi Tjokroarmto mengatakan, peserta muktamar akan terdiri dari pengurus Dewan Partai, ditambah dua utusan masing-masing dari setiap provinsi dan setiap kabupaten di Indonesia. "Yang menentukan delegasi itu nanti adalah pengurus wilayah (provinsi) dan pengurus cabang (kabupaten/kota madya) masing-masing," kata Mahdi. Ini untuk membantah kalau dengan susunan panitia itu nanti Naro cuma mengundang para pendukungnya untuk bermuktamar. Tapi Sabtu pekan lalu, seusai menghadap Mendagri, empat kelompok anti-Naro -- Hartono Mardjono, Aisyah Aminy, Ismail Hasan Metareum, dan Anshory Sjams -- mengumumkan susunan panitia muktamar versi mereka. Di sini ketuanya adalah Ismail Hasan Metareum, dan sekretaris Anshory Sjams. "Bukan karena Pak Naro mengumumkan panitianya, maka kami umumkan pula panitia kami. Soalnya kami menunggu bisa bertemu Mendagri dulu. Tadi pagi kami bertemu Pak Rudini demi melaporkan semua yang terjadi. Pak Rudini mengatakan tidak memihak siapa-siapa, dan tak melarang kami menyampaikan panitia ini pada pers," kata Aisyah Aminy. Tapi seusai menerima Naro siangnya di Depdagri, Rudisi mengatakan tak akan mencampuri urusan intern PPP. Soal adanya dua panitia muktamar itu? "Itu kan berarti ada semacam perpecahan. Nah, itu terserah Ketua Umum PPP untuk me nyelesaikanya. Saya tak mau melibatkan ini, kata Rudini. Naro menang lagi dalam ronde ini? Nampaknya begitu. Figur sang bekas calon Wapres di dalam tubuh partai itu cukup alot rupanya, untuk dihadapi Husnie dkk. Amran Nasution, Liston Siregar, Tri Budianto Soekarno dan Rustam Mandayun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum