Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Rugby Difabel: Gol Jika Pemain, Bola, dan Kursi Roda Masuk Gawang

Perlu teknik khusus untuk membobol gawang lawan dalam pertandingan rugby kursi roda dan tim putra putri dicampur.

1 Maret 2020 | 10.00 WIB

Atlet rugby kursi roda Yuyun Apriani. TEMPO | Cheta Nilawaty
Perbesar
Atlet rugby kursi roda Yuyun Apriani. TEMPO | Cheta Nilawaty

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Denpasar - Atlet rugby kursi roda Yuyun Apriani sudah terbiasa tubuhnya terbentur besi kursi roda. Perempuan berusia 24 tahun ini kerap terjepit atau terjatuh dari kursi rodanya ketika membawa bola rugby ke gawang lawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Kesulitannya, bola tidak hanya dilempar ke gawang lawan, tapi kursi rodanya juga harus masuk ke gawang. Begitu peraturannya," ujar Yuyun saat diwawancara di Rumah Sanur, Bali, Minggu 23 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Perlu teknik khusus untuk membobol gawang lawan lantaran dijaga pengguna kursi roda lain. Para penjaga gawang bukan hanya perempuan, melainkan pula laki laki. "Satu tim rugby kursi roda terdiri dari empat orang, dan pemainnya campur antara laki laki dan perempuan," ujar Yuyun.

Yuyun Apriani bergabung dalam tim rugby kursi roda Indonesia sejak enam tahun lalu bersama 17 pengguna kursi roda lain. Dia sudah beberapa kali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Di antaranya dalam ajang Wheelchair Rugby Series Singapore tahun 2014, 2016, 2017, 2018 dan 2019, timnya selalu mempersembahkan medali emas.

Atlet rugby kursi roda Yuyun Apriani. TEMPO | Cheta Nilawaty

Hanya sekali saja, saat di Malaysia, Yuyun dan timnya hanya membawa pulang perak. "Sayangnya saat Asian Para Games kemarin kami kurang latihan dan gagal mempersembahkan medali emas," kata perempuan kelahiran Jimbaran, Bali, ini.

Pertandingan rugby kursi roda berlangsung selama 8 menit dan dilakukan dalam 4 babak. Indonesia baru memiliki satu tim nasional dan semua atletnya terpusat di Bali. Yuyun adalah penyandang disabilitas daksa amputee congenital yang melakukan mobilitas dengan lutut.

Dia memiliki jumlah jari tangan yang berbeda. Jumlah jari yang lebih sedikit ini tidak menghalangi Yuyun menggenggam erat velg kursi roda ketika harus melaju ke gawang lawan. "Tangan kanan saya hanya memiliki dua jari dan digunakan mengayuh kursi roda, dan tangan kiri saya gunakan untuk mendekap bola rugby," ujar Yuyun.

Yuyun Apriani berharap rugby kursi roda lebih dikenal masyarakat demi regenerasi dan memudahkan pencarian atlet.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus