Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu Ada Jalan Keluar atau disingkat Sajak adalah kumpulan sajak Ahmad M. Sewang. Sajak bukan buku pertama yang ditulis guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini, melainkan buku kumpulan puisi pertamanya. Lelaki yang bukan penyair ini mulai rutin menulis puisi sejak akhir 2012, saat diangkat menjadi Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan di kampusnya.
Sewang mengaku meninggalkan banyak kesenangan, termasuk kehilangan waktu untuk berkumpul dengan teman-temannya. Lelaki kelahiran Pambusuang, Polewali Mandar, 11 Agustus 1952, itu mulai menuangkan gagasan dan isi hatinya dalam bait-bait sajak untuk menghibur diri dan mengisi waktu luang di tengah kesibukannya. "Setiap hari dan setiap saat saya berusaha menulis puisi," kata dia saat acara bedah buku di Ruang Rapat Senat lantai 4 Gedung Rektorat UIN Alauddin Samata, Kamis pekan lalu.
Ada 133 puisi dalam buku Sajak. Menurut Sewang, puisi-puisi ini adalah catatan peristiwa penting dalam masyarakat yang disaksikan dan dialaminya dalam rentang waktu akhir 2012 hingga pertengahan 2014. Puisi Politisi atau Akademisi?(1), misalnya, adalah puisi yang ia tulis ketika merasakan suasana politis di kampus UIN ketika pemilihan rektor.
Dosen komunikasi Universitas Hasanuddin, Aswar Hasan, mengatakan puisi-puisi Sewang boleh jadi menjadi jalan keluar, sesuai dengan judulnya. "Kita menemukan kompleksitas permasalahan itu disorot secara bijak."
"Beliau (Sewang) meninggalkan zona nyaman dan melompati dirinya, ruang rektorat, ruang sebagai suami, ruang pengajar," kata akademikus UIN, Mohd. Sabri A.R. Buku ini, kata Sabri, adalah wujud keberanian. Menurut dia, buku ini sebenarnya tak perlu memiliki catatan kaki. Sebab, catatan ini hanya memenjarakan pembaca, seharusnya penulis membiarkan pembaca bebas memaknainya.
Puisi itu memiliki unsur realitas, makna, dan tanda. Menurut Sabri, yang terpenting adalah bagaimana menemukan makna yang bergerak liar. "Makin mendekatinya secara ilmiah, makin tersesat. Ada makna yang terlipat."
Budayawan Ishak Ngeljaratan mengatakan puisi Sewang adalah puisi-puisi naratif. "Penulis menggabungkan pengetahuan, pengalaman, dan wawasan dalam menciptakan puisi." Menurut dia, Sewang adalah sosok yang dalam istilah Bugis disebut sebagai Taro ada taro gau-apa yang dituturkan sesuai dengan yang dilaksanakan. Puisi-puisi dalam Sajak juga menjadi dokumen sosial. "Apa yang diciptakan dalam puisi ini sesuai dengan kenyataan yang terjadi saat ini, menjadi refleksi." REZKI ALVIONITASARI
Wajah-wajah Dua Dekade
Sesosok perempuan menggendong babi, berdiri di tengah-tengah pesta adat beratap langit biru Papua. Ada juga sosok lelaki kepala suku. Keduanya adalah bidikan lensa kamera Rahmat Takbir yang diberi judul The Master.
Fotografer lain, Sahrul Manda Tikupadang , memilih wajah-wajah anak suku Bajo. Ada yang bermain-main dengan perahu. Ada juga yang muncul dari laut dengan fokus pada kacamata selam yang terbuat dari tempurung kelapa. Harianto Sirajuddin memilih angle anak yang berenang dengan latar laut yang penuh sampah. Foto ini berjudul Bahagia di Air Keruh.
Foto-foto ini hanya sebagian dari wajah-wajah yang dipamerkan dalam pameran bertema "Sekilas tapi Membekas". Pameran 2 Dekade ini untuk memperingati ulang tahun Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi Universitas Hasanuddin yang ke-20, yang digelar di lantai dasar Gedung Rektorat, kemarin. "Ada 50 foto yang mewakili beberapa generasi di UKM," ujar Nasaruddin, salah seorang panitia.
Salah satu pengunjung, Idham Malik, menilai, secara teknis, foto-foto yang dipamerkan sudah bagus. Sayangnya, pameran terkesan kurang dipersiapkan secara matang. Hal ini terlihat dari sebagian foto yang tidak memiliki keterangan judul dan fotografernya. Kalaupun ada, judul dan fotografernya hanya ditulis tangan. IRMAWATI
Agenda Komunitas
-Gerakan Menulis untuk Indonesia oleh Badko HMI Sulselbar
"Lomba Menulis Esai untuk Peringatan Hari Anti Korupsi dan Hari HAM"
Tempat : Makassar
Waktu : 5-27 Desember 2014
-Seminar Nasional "Jurnalisme Sastrawi"
Tempat : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, di Kampus Samata
Waktu : Rabu, 17 Desember 2014, Pukul 13.00
-Kelas Craf Membuat Pernak Pernik Cantik dari Kantong Kresek
Tempat : Gedung BaKTI di Mappanyukki
Waktu : Jumat, 19 Desember 2014, Pukul 16.00-18.00
-Jurnalistik Camp Medkom
Tempat : Bantaeng
Waktu : 19-21 Desember 2014
-Pementasan Drama Bahasa Inggris "Let's Sing Mamma Mia"
Oleh Community Of Literature (CORE) FBS UNM
Tempat : Auditorium RRI Makassar
Waktu : Sabtu, 20 Desember 2014, Pukul 19.00-23.00
-Rock In Celebes
Tempat : Makassar
Waktu : 20-21 Desember 2014
-Music Splash
Tempat : Bugis Waterpark Adventure
Waktu : Minggu, 21 Desember 2014
-Lovely December
Tempat : Toraja
Waktu : Sabtu, 27 Desember 2014
Infokan agenda kampus, budaya dan kegiatan komunitas Anda ke nomor 0813 5536 9005 atau e-mail [email protected].
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo