Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kepseknya Dicopot Dedi Mulyadi, Humas Ungkap Alasan SMAN 6 Depok Tetap Lakukan Study Tour

Imbauan Dedi Mulyadi disampaikan via medsos H-1 menjelang keberangkatan. SMAN 6 Depok pun menggelar rapat untuk menimbang dampak bila dibatalkan.

21 Februari 2025 | 14.44 WIB

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bersama Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin dalam acara serah terima jabatan di gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Bandung, 21 Februari 2025. Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan akan memimpin sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2025-2030. Tempo/Prima mulia
Perbesar
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bersama Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin dalam acara serah terima jabatan di gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Bandung, 21 Februari 2025. Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan akan memimpin sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2025-2030. Tempo/Prima mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Depok - Humas SMAN 6 Depok Syahri Ramadan menjelaskan alasan sekolahnya tetap memberangkatkan siswa kelas XI study tour ke luar kota meski diperingatkan Dedi Mulyadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut Syahri, hal itu berawal ketika viral pernyataan gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang saat itu belum dilantik dan ada pemberitaan tentang SMAN 6 Depok study tour ke Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kalau saya jelaskan kembali, kalau di SMAN 6 Depok itu namanya Kunjungan Objek Belajar (KOB) ke wilayah Jawa Timur dan ke Bali durasinya 8 hari, tetapi untuk ke Bali-nya sendiri itu ada di hari terakhir," kata Syahri saat dikonfirmasi di Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat, 21 Februari 2025.

Adapun kegiatan KOB tersebut meliputi kunjungan ke kampus atau universitas negeri ke wilayah Jawa Timur, tepatnya ke Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Malang dan Universitas Brawijaya, di mana sebelumnya ada memorandum of agreement untuk menyampaikan dan memberi kemudahan informasi dari kampus tersebut.

"Termasuk dengan pendaftaran masuk ke perguruan tinggi perguruan tinggi tersebut. Bisa dibilang ada satu hubungan simbiosis mutualisme, saling menguntungkan ,ya. Jadi kami ada kerja sama sana," tutur Syahri.

Selain kunjungan ke kampus, lanjut Syahri, ada kegiatan homestay, yakni siswa yang berangkat dari kelas XI tinggal di rumah penduduk di salah satu desa daerah Malang untuk mengikuti aktivitas warga di sana.

"Apa sih kegiatannya, melakukan observasi lingkungan, baik lingkungan alam maupun budaya setempat. Kemudian hasil akhirnya nanti mereka akan menyusun sebuah laporan dalam bentuk karya tulis ilmiah," ujar Syahri.

Sedangkan untuk kegiatan di Bali, Syahril menampik di Pulau Dewata itu hanya untuk piknik atau berdarma wisata. Di sana, kata dia, ada kegiatan mengunjungi Desa Penglipuran.

"Konon katanya adalah desa terbersih di dunia. Apa sih yang membuat desa itu menjadi terbersih di dunia. Mereka lakukan lagi observasi dis itu syukur-syukur bisa diterapkan, minimal di lingkungan sekolah kita," papar Syahril.

"Kalau selama ini kan yang diberitakan itu, di highlight-nya itu seolah-olah kita itu full di Bali healing-healing dan sebagainya. Jadi saya tegaskan kembali bahwa tidak seperti itu," imbuh Syahril.

Kemudian, kata Syahri, muncul pemberitaan dan viral di media sosial bahwa ada orang tua siswa yang mengeluhkan mahalnya pembiayaan KOB tersebut. Padahal, kata dia, sekolah tersebut menerapkan mekanisme subsidi silang. Orang tua murid yang memiliki rezeki lebih membantu keluarga yang ekonominya tidak mampu.

Syahri mengungkapkan apa yang disampaikan Dedi Mulyadi yang baru dilantik Kamis, 20 Februari 2025, itu dilakukan melalui medsos itu H-1 dari hari keberangkatan. Pihak sekolah pun mengadakan musyawarah dengan para guru, komite sekolah dan orang tua siswa perwakilan kelas, berikut wali kelasnya.

"Pada saat itu memang kami mempertimbangkan apabila ini lanjut apa yang menjadi dampak, apabila ini kita stop H-1 apa impact-nya gitu ya," ungkap Syahri.

Musyawarah tersebut mempertimbangkan biaya yang sudah dibayar ke pihak travel dan ada klausa ketika membatalkan kegiatan uang yang masuk hanya dikembalikan 25 persen.

"Artinya kalau kami mau mengembalikan pembiayaan ini ke orang tua siswa, orang tua siswa akan hanya menerima 25 persen. Nah, itu kan berpotensi menjadi polemik," ucap Syahri.

Disinggung tidak melakukan kunjungan ke kampus-kampus di Depok yang terdapat Universitas Indonesia (UI), Syahri mengaku belum ada kerja sama dengan UI.

Syahri mengakui siswa lulusan SMAN 6 Depok belum bisa bersaing di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta, namun cukup bersaing di Jawa Tengah atau Jawa Timur yang membuat lulusan mereka memiliki kans lebih besar masuk perguruan tinggi negeri di wilayah sana.

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan dirinya segera bekerja usai dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Kamis, 20 Februari 2025. Dia akan menindaklanjuti pencopotan kepala sekolah SMA Negeri 6 Depok.

Kepala sekolah itu dicopot karena melanggar Surat Edaran Gubernur yang melarang siswa study tour ke luar provinsi. "Saya langsung kerja, hari ini juga langsung kerja. Hari ini sudah ada keputusan tentang penonaktifan Kepala SMA Negeri 6 Depok karena dia melanggar Surat Edaran Gubernur yang tidak boleh siswanya ke luar provinsi," kata Dedi Mulyadi di Istana Negara, Jakarta, Kamis.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus