Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Sebuah Masyarakat Ilmiah

Wawancara tempo dengan Menteri P dan K Daoed Joesoef tentang skorsing dan pemecatan mahasiswa. Daoed ingin bina kampus menjadi masyarakat ilmiah.

13 Desember 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAMI cukup serius. Namun kalau K diminta serius, yang kami perhatikan adalah mahasiswa yang serius belajar. Bukan yang kurang serius belajar--yang memang vokal--yang termasuk yang kami tindak. Kemudian kami juga harus memperhitungkan kemungkinan adanya keresahan di kampus, keresahan dari mahasiswa yang ingin belajar, yang jumlahnya banyak itu, yang terganggu pelajarannya karena ulah beberapa mahasiswa yang vokal. Lalu dengan tindakan skorsing dan pemecatan, apa yang kami pertaruhkan? Kami ingin membina kampus menjadi masyarakat ilmiah. Tujuannya: agar perguruan tinggi bisa menjalankan tiga fungsi Tri Dharmanya dengan baik. Hal ini sudah lama dikatakan -- jauh sebelum saya menjadi menteri. Masyarakat ilmiah harus ada. Setiap masyarakat nasional di mana pun ada bagian-bagiannya: masyarakat bisnis, masyarakat keagamaan, masyarakat artistik. Juga masyarakat politik. Tanpa masyarakat ilmiah penalaran tak akan berkembang. Bahkan kalau kita lihat di negara maju, norma-norma yang berlaku di macam-macam masyarakat itu datang dari masyarakat ilmiah. Nah, di sini yang namanya masyarakat ilmiah itu bukannya membuat norma untuk masyarakat lain, tapi justru masyarakat lain normanya mendesak masyarakat ilmiah. Lalu mengapa kampus harus dikembangkan menjadi masyarakat ilmiah ? Sebab itulah satu-satunya modal kita. Keadaan negeri kita ini sedemikian rupa sehingga ketinggalan sekali dalam bidang ilmiah. Kalau kita perhatikan negeri maju, Jerman Barat, Jepan atau Amerika misalnya, semangat ilmiah mereka merata. Misalnya di sana ada gempa sehingga universitas hancur, perpustakaan terbakar, laboratorium hancur, semangat ilmiah tak akan hilang. Ini terbukti. Sesudah perang Jerman itu hancurnya seperti apa. Tapi bisa bangkit kembali. Dan selama semangat ilmiah tak dikembangkan dalam masyarakat ini, kita tak bisa menghasilkan ilmu dalam artian produk. Kita terus-menerus akan tergantung negara lain. Kita tahu gunanya ilmu, tapi kita tak bisa membuatnya sendiri. Sedang ilmu semakin mahal. Mengapa ilmu pengetahuan penting? Kini disadarkan bahwa kemakmuran suatu bangsa bukan ditentukan satu faktor horisontal terbatas, yaitu tanah. Dulu ada anggapan, kemakmuran suatu bangsa tergantung luas wilayah bangsa itu. Ini pengaruh jalan pikiran petani. Tapi sesudah perang ada fenomena lain. Bangsa-bangsa yang kalah perang, yang wilayahnya tambah kecil, kok kemakmurannya tambah tinggi. Ini karena faktor vertikal tak terbatas, yaitu teknologi. Dan teknologi adalah anak ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan kini menentukan eksistensi suatu negara. Sebenarnya ini telah diucapkan negarawan Inggris Churchill di tahun 1943: masa depan dunia ada di tangan ras terdidik. Nah, kalau kita tidak mau ditata oleh yang lebih terdidik, ya kita harus mau mcnata diri sendiri. Kemudian, setiap masyarakat tenru mempunyai aturan sendiri, mempunyai disiplin. Setiap yang melanggar disiplin dihukum. Dalam masyarakat ada hukuman itu bisa berupa seekor kerbau, atau diusir dari kampung misalnya. Demikian juga soal skorsing atau pemecatan mahasiswa. Hal itu bukan karena mereka mempunyai pandangan politik yang berbeda dari pemerintah, tapi karena melanggar aturan masyarakatnya. Yang dimaksud aturan akademik sekarang, bukan hanya mengikuti kuliah dengan baik. Tapi ikut pula menciptakan suasana yang kondusif. Jadi perguruan tinggi bukan hanya tempat mendengarkan kuliah, tapi sebagai satu lingkungan hidup yang memungkinkan ilmu berkembang dalam artian proses. Terus terang saja ada yang saya anggap korupsi intelektual dalam masyarakat kita Kalau mahasiswa melontarkan pendapat lewat organisasi ekstra, masyarakat tidak akan gubris. Tapi kalau atas nama Ul, misalnya, masyarakat menyambut. Karena masyarakat mempunyai gambaran yang sudah tertentu tentang perguruan tinggi. Perguruan tinggi itu murni, misalnya. Jadi mereka menyalahgunakan image masyarakat yang salah. Hal itu dari segi yang lain sebetulnya baik. Artinya masyarakat masih percaya kepada dunia ilmu. Sebaiknya sekarang dunia politik ikhlas memberikan tempat bagi orang yang betul-betul berilmu untuk memimpin. Saya lihat dunia politik kadang-kadang tak ada keikhlasan untuk itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus