Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEGERA setelah Komisi Pemilihan Umum mengumumkan pemenang pemilihan presiden, minggu keempat Juli, sebuah tim bergerak. Sebut saja ”Tim Jambu 51”—karena markasnya di Jalan Jambu 51, Menteng, Jakarta Pusat. Tim ini dipimpin Kuntoro Mangkusubroto, mantan Ketua Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias.
Rumah yang dikontrak Fox Indonesia, konsultan politik SBY-Boediono, sampai Oktober itu kurang dari seratus meter dari markas tim kampanye Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, Bravo Media Center, di Jalan Teuku Umar 51. Markas Bravo sekarang kantor sementara Boediono sebelum dilantik.
Di Bravo dan di Jambu 51, hampir setiap hari tim rutin menggelar rapat, mengundang pakar, menteri, berdiskusi mengevaluasi program pemerintah, dan kadang anjangsana ke daerah-daerah mengecek jalannya kebijakan pemerintah di lapangan.
Menurut sumber Tempo, meski secara resmi baru dua pekan berkantor di Jalan Jambu, tim itu telah bekerja sejak sepekan setelah pemilu presiden. ”Setidaknya tim sudah sebelas kali rapat,” kata sumber Tempo.
Menurut M. Ikhsan, salah satu anggota Tim Jambu 51, timnya bertugas menuangkan visi dan misi calon presiden, yang merupakan ”kontrak politik” SBY kepada rakyat. Rinciannya seperti apa? ”Belum disusun, kan masih panjang diskusinya,” kata Ikhsan.
Untuk program seratus hari, fondasi kebijakan ditekankan pada pengentasan kemiskinan, pendidikan, reformasi birokrasi, dan pembangunan infrastruktur. ”Agar janji kampanye dan eksekusinya bisa dipertipis jaraknya,” kata staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Denny Indrayana.
Dalam road map itu nanti, kata Ikhsan, akan tertuang program prioritas kabinet, siapa yang bertanggung jawab dan kapan tenggat pelaksanaannya. ”Kita pakai pendekatan pragmatis,” kata Ikhsan. Targetnya, sebelum pelantikan 20 Oktober nanti, draf road map kabinet disampaikan ke SBY.
PADA 13 Juli, selarik pesan pendek mampir ke telepon seluler Erry Riyana Hardjapamekas. Pengirimnya mengajak Erry bergabung dalam tim yang hendak dibentuk. ”Karena Boediono yang minta, ya saya bantu,” kata Erry, mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat pekan lalu.
Sehari kemudian, tim itu menggelar rapat pertama di Bravo Media Center. Selain Erry, ikut bergabung ekonom Raden Pardede dan Chatib Basri, serta sejumlah tokoh lain. ”Tim ini perluasan dari tim kampanye yang dulu, dan fokusnya lebih pada hal-hal substansial,” kata Ikhsan.
Boediono, yang memang sedang ”menganggur” setelah demisioner sebagai Gubernur Bank Indonesia, diberi ”pekerjaan rumah” oleh SBY mengonsep rencana kerja kabinet. Oleh Boediono, tugas itu didelegasikan ke Kuntoro, yang juga sedang ”menganggur” setelah pembubaran BRR.
Dicegat Tempo di Jalan Jambu 51, Kuntoro menyatakan ia hanya membantu mengatur diskusi dan rapat-rapat Boediono. ”Saya administratur saja,” katanya sambil menghindar. Ia membantah Tim Jambu 51 ditunjuk khusus Boediono mengonsep rencana kerja pemerintah.
Menurut sumber Tempo, sukses Kuntoro memimpin BRR Aceh-Nias membuat SBY kesengsem. ”Sepertinya dia digadang-gadang bakal jadi salah satu menteri SBY,” kata sumber itu. Tapi, ”Saya kira masih terlalu dini bicara tentang kabinet,” kata Denny Indrayana.
Agus Supriyanto, Agung Sedayu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo