Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengkritik pertemuan Seskab Pramono Anung dengan sekretaris jenderal 9 parpol pendukung Presiden Jokowi di Gedung Sekretariat Kabinet, Senin 7 Mei 2018.
"Sebaiknya kalau ada rapat-rapat terkait, untuk kedepannya itu tidak di tempat yang merupakan simbol negara lah. Seperti Seskab (Sekretariat Kabinet)," kata Fadli Zon seusai menonton film 212 The Story of Love di Epicentrum XXl, Kuningan, Jakarta, Selasa, 8 Mei 2018.
Baca : Fahri Hamzah: Tiga Partai Paling Memanfaatkan Jokowi, Siapa?
Para sekjen yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Arsul Sani (PPP), Anshori Saleh (PKPI), Ahmad Rofiq (Perindo), Abdul Kadir Karding (PKB), Hasto Kristiyanto (PDIP), Harry Lontung (Hanura), Johnny G. Plate (NasDem), Raja Juli Antoni (PSI), dan Lodewijk Paulus (Golkar).
Menurut Fadli, kedatangan para Sekjen partai koalisi Jokowi sebagai bagian dari konsilidasi politik. Fadli menyarankan rapat partai koalisi seperti itu tidak lagi dilakukan di kantor yang menjadi simbol negara, meski di jam istirahat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mau istirahat apa salahnya. Cari saja restoran Padang, atau di rumah ketumnya atau tempat yang lebih netral," ucapnya. Menurut Fadli, jika rapat dilakukan di kantor negara, dikhawatirkan pesan yang diterima publik jadi berbeda.
"Tidak bisa kita pakai tempat yang merupakan fasilitas negara. Saya kira Pak Harto (mantan Presiden Soeharto) selama 32 tahun berkuasa seinget saya gak pernah ada rapat Golkar dk istana atau tempat-tempat kementeriannta," ujar Fadli membandingkan era Pak Harto dengan era Jokowi. "Itu gak pernah. Gak ada setahu saya ya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini