Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Selama Jembatan Sungai Baal Runtuh

Jembatan musirawas di kab. musirawas, sum-sel, patah. lalu lintas yang menghubungkan antara kawasan utara dan selatan p. sumatera macet. (dh)

2 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH jembatan di Kabupaten Musirawas (Sum-Sel) mendadak patah tepat di tengah. Akibatnya lalulintas yang setiap hari padat, sejak awal pekan lalu macet selama hampir seminggu. Padahal, jembatan itu terletak di satu-satunya jalan penghubung antara kawasan utara dan selatan Pulau Sumatera. Karena itu sejak Minggu pagi 19 April itu puluhan truk dan bis berderet di kedua ujung jembatan. Arus barang dan penumpang pun macet. Kendaraan-kendaraan yang semestinya lewat di sana terpaksa menginap di jalan. Tekstil dan barang kelontong maupun penumpang dari Jakarta, terlambat tiba di Jambi, Padang dan Medan. Begitu pula sayur-mayur, ikan, minyak goreng dari utara terlambat sampai di Tanjungkarang maupun Jakarta. Untuk sementara di barat jembatan dibuatkan jembatan ponton, terdiri dari drum-drum berjajar dengan lantai papan di atasnya. Keadaan ini, seperti biasa, mengundang penduduk mencari rezeki. Orang dewasa dan anak-anak menyeberangkan kopor dan barang-barang lain dengan ongkos Rp 1.000 sekali seberang. Dibuat 1940 Itu tak berarti semuanya berjalan lancar. Para penumpang, juga sopir bis dan truk, harus tetap waspada. Sebab jalan Muarabungo-Lubuklinggau yang rusak parah itu memang cukup rawan. Sejak lama banyak bis dan truk melengkapi diri dengan cangkul untuk menguak lumpur, sementara para penumpang bis sudah pula terbiasa mempersiapkan diri dengan peralatan memasak, kalau-kalau harus bermalam karena kendaraan terperangkap dalam lumpur. Maka bisa dimaklum kalau seorang pedagang sampai mengeluarkan Rp 50.000 untuk menyeberangkan satu truk barang dagangannya. Sedang para penumpang bis kali ini terpaksa turun, lantas meniti jembatan ponton, pindah ke bis dari perusahaan yang sama yang sudah menunggu di seberang lain. Perampok juga sering muncul bila kendaraan mogok di tengah huun belantara. Sutan Oloan, sopir Bis Lintas Sumatera bercerita, bulan lalu kawannya dirampok Rp 1 juta, meliputi uang tunai dan sejumlah barang dagangan. Jembatan itu patah pada pagi hari Minggu pekan lalu. Waktu itu seorang sopir truk penuh muatan batu koral sedang melewatinya. Setiap hari berton-ton batu koral diangkut untuk membangun jalan raya Lintas Sumarera yang saat itu pusat kegiatannya berada satu kilometer di timur jembatan yng patah tadi. Ketika truk tadi hampir mencapai ujung di seberang utara, mendadak jembatan di atas Sungai Baal itu patah. "Suaranya keras sekali, seperti ledakan dinamit. Dan dalam waktu dua detik runtuh dari ketinggian lima meter," tutur Badaruddin, Pembarap (sekretaris kepala desa) Terawas, Kecamatan BKL-Ulu, Musirawas, yang jadi saksi mata. Rumah panggung Badaruddin yang terbuat dari kayu kebetulan berada di dekat jembatan itu, hanya sekitar 50 meter dari sungai. Truk tadi masuk sungai, tapi pengemudinya selamat. Kernetnya luka ringan. Seorang anak berusia 10 tahun, Bahasri, yang sedang berada di jembatan luka ringan pula: dagunya terluka, beberapa gigi depannya copot. Jembatan berukuran 42 meter (panjang) dan 4 meter (lebar itu memang sudah tua. Semula dibuat dari kayu oleh Belanda pada 1940. Di zaman perang kemerdekaan dibakar rakyat dan pada 1950 diganti jembatan bailey oleh Zeni AD. Dua tahun kemudian diperbaiki lagi. Begitu cerita Tjik Ali, Pasirah Kepala Marga Ulu Terawas. Pada 1975, diperbaiki pula oleh Yon Zipur AD Kodam Sriwijaya. Perbaikan masih dilakukan lagi pada 1979 dan terakhir pada September 1980 lalu. Jembatan yang terletak 32 kilometer dari Lubuklinggau (Sum-Sel) itu sesungguhnya hanyalah satu di antara enam jembatan lainnya di jalur jalan Muara bungo Lubuklinggau. Runtuhnya jembatan itu menurut Humas Departemen PU, lantaran seringnya kendaraan-kendaraan berat melewatinya. Kendaraan berat itu milik kontraktor Taiwan RSEA (Retired Survey Engineering Agency) yang sekarang sedang menyelesaikan pembangunan jalan raya Lintas Sumatera antara Muarabungo Lubuklinggau sepanjang hampir 300 kilometer. Jalan-jalan yang dikerjakan sejak tiga tahun lalu itu, diharapkan selesai akhir 1983. Seringnya kendaraan berat melalui jembatan tersebut diakui oleh Kepala Bagian Proyek Pembangunan Jalan Muarabungo Lubuklinggau, Ir. Junius Hutabarat. "Paling tidak sehari 70 kali," katanya. Padahal kendaraan lain yang juga setiap hari membebaninya tidak kurang dari 300 buah -- yaitu kendaraan-kendaraan lokal maupun yang menghubungkan belahan utara dan selatan Sumatera. Jalan Muarabungo-Lubuklinggau memang jalan negara -- dan karenanya jumlah kendaraan yang lewat tidak di, batasi. Yang jadi soal ialah: setiap tahun kendaraan bertambah sedang jembatan itu semakin uzur. "Karena itu iembatan yang patah itu, memang sudah saatnya diganti," kata Kepala DPU Lahat Ir. H. Iskandar Murti. Apalagi selama ini di ujung-ujung embatan tidak ada papan peringatan agar para pengemudi berhati-hati membawa kendaraannya di atas jembatan tua itu. "Kalau para pengendara berhati-hati dan mentaati peraturan, misalnya dengan melewatinya satu per satu dan pelan-pelan jembatan itu masih mampu memikul beban sampai sembilan ton," tambah Iskandar pula. Tapi jembatan Sungai Baal sudah telanjur ambruk. Karena itu sejak Rabu minggu lalu satu peleton Yon Zikon-12 Kodam Sriwijaya dipimpin Kapten A. Subandi sibuk membenahinya. Bahan pembuat jembatan bailey yang baru seberat 50 ton diangkut dengan 16 truk lewat Padang. Diperkirakan selesai Sabtu, akhir pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus