Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mulai Rabu, 11 Oktober 2023, sekolah-sekolah di Jambi dari tingkat PAUD hingga SMP negeri dan swasta akan kembali melaksanakan belajar tatap muka. Keputusan ini diambil setelah melihat kondisi kualitas udara yang membaik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Kota Jambi sebelumnya memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PPJ) akibat kabut asap. Kabut asap itu disebabkan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla yang terjadi di sekitar wilayah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Berdasarkan laporan hasil analisa dan evaluasi mendalam dari Gugus Tugas Kesiapsiagaan dan Kewaspadaan Pencegahan dan Pengendalian Dampak Kabut Asap Kota Jambi serta menimbang kondisi aktual saat ini relatif sudah kondusif dan aman untuk pelaksanaan belajar mengajar di sekolah," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Jambi Abu Bakar, Selasa, 10 Oktober 2023.
Keputusan terbaru tersebut tertuang dalam Edaran Wali Kota Jambi Nomor 20/EDR/HKU/2023 tanggal 10 Oktober 2023 tentang Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada satuan pendidikan di Kota Jambi. Edaran terbaru ini secara otomatis membatalkan edaran yang telah terbit sebelumnya tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring bagi pelajar sekolah yang berlaku selama tiga hari hingga 11 Oktober 2023.
"Anak-anak esok hari Rabu silakan kembali belajar seperti biasa di sekolah masing-masing," kata Abu Bakar.
Meski begitu, pemkot mengingatkan kepada satuan pendidikan dan peserta didik untuk tetap menaati ketentuan yang berlaku dalam edaran terbaru tersebut. Diantaranya adalah menggunakan masker serta mengurangi aktivitas luar ruangan.
Di sisi lain, Abu Bakar mengatakan Pemkot Jambi tetap menyiagakan semua potensi yang diperlukan dalam upaya penanganan kabut asap di Kota Jambi, serta akan senantiasa memperbarui informasi kepada masyarakat. Pemantauan kondisi asap terus dilakukan untuk mengantisipasi beragam dampaknya.
"Diharapkan bencana kabut asap segera hilang dan semua kembali berjalan normal seperti semula," kata Abu Bakar.
Sebelumnya tercatat setidaknya ada 1.800an titik panas yang terdeteksi di Jambi selama September. Titik panas itu yang diakibatkan karhutla itu membuat kualitas udara memburuk dan dikhawatirkan berpengaruh kepada kesehatan masyarakat.