Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Sensus tanpa titipan

Sensus penduduk 1990 diawali dengan menyensus presiden soeharto dan keluarga. ada sensus sampel untuk memperoleh data yang lebih mendetail. laju pertumbuhan penduduk diduga turun. 400 ribu petugas terlibat

22 September 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"NAMA saya Soeharto," kata presiden di rumahnya, Sabtu pagi -- minggu lalu. Lho, ada apa Presiden Soeharto sampai perlu memperkenalkan diri di rumah sendiri? Inilah acara perkenalan yang menandai awal kegiatan Sensus Penduduk 1990 yang akan berlangsung sampai dengan 1 Oktober mendatang. Pagi itu, Presiden dan Ibu Tien ditanyai data keluarganya oleh Rusli Hasan, mantri statistik Kecamatan Menteng. Dalam waktu singkat, Rusli sudah mendapat keterangan nama anggota keluarga, umur, jenis kelamin, hubungan dengan kepala keluarga, dan status perkawinan. Presiden lalu menempelkan stiker nomor bangunan sensus di tembok depan rumahnya. Apa yang ditanyakan Rusli kepada Pak Harto juga akan ditanyakan sekitar 400 ribu petugas sensus di seluruh Indonesia. Seluruh penduduk yang berada di wilayah Indonesia akan dihitung, termasuk tunawisma, awak kapal berbendera Indonesia, masyarakat terpencil, dan penghuni rumah apung. Para warga asing, kecuali anggota korps diplomatik, pun akan dicacah. Penduduk yang sudah kedatangan petugas sensus ini, kemungkinan akan didatangi petugas kembali dalam bentuk sensus sampel. Kalau sensus lengkap -- dengan pertanyaan standar seperti yang diajukan kepada Presiden Soeharto -- ditujukan kepada setiap kepala keluarga, yang jumlah seluruhnya diperkirakan 30 juta lebih. Sedangkan pada sensus sampel, selain hanya 5% saja dari jumlah itu yang dipilih secara acak, pertanyaan yang diajukan pun lebih detail. Pada tahap ini, keluarga yang disensus akan ditanyai lehih dari 60 pertanyaan. Misalnya, tingkat kematian bayi, pendidikan, bahasa yang digunakan, dan kondisi perumahan. Pada Sensus 1980 (ketiga), laju pertumbuhan penduduk mencapai 2,34%, sedangkan dalam Sensus 1990, yang makan biaya Rp 22 milyar itu, laju pertumbuhan penduduk diperkirakan akan menurun. "Saya perkirakan laju pertumbuhan penduduk kali ini dua persen," kata staf pengajar FEUI Prijono Tjiptoherijanto kepada Rustam F. Mandayun dari TEMPO. Alasannya, angka kematian turun drastis. Bahkan, Wakil Ketua Biro Pusat Statistik Soetjipto Wirosardjono optimistis laju pertumbuhan yang diharapkan Presiden sebesar 1,9 persen akan tercapai. Mengenai jumlah penduduk, Direktur Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan UGM Masri Singarimbun menduga jumlahnya akan menjadi 182,65 juta jiwa, di antaranya 109,23 juta penduduk Jawa. Dari jumlah itu, menurut Soetjipto, akan terjadi cekungan di dasar piramida penduduk, karena usia 15 tahun mengecil, dan usia 20-35 tahun membesar. Untuk menghadapi kegiatan nasional sepuluh tahunan ini, BPS sudah mempersiapkan diri sejak beberapa waktu lalu. Jumlah komputer di pusat dan daerah sudah ditambah. Persiapan lama digunakan untuk melatih secara bertahap 400 ribu petugas itu. Petugas pengawas lapangan terdiri dari guru SD dan pamong desa, sedangkan petugas sensus sampel diambil dari guru SMA, pegawai statistik kabupaten, dan petugas penyuluh lapangan. Honor para petugas berbeda untuk tiap daerah, tapi di daerah yang sulit dijangkau, mereka mendapat Rp 250 per rumah tangga yang disensus. Tentu para petugas ini bisa berkreasi sendiri agar pekerjaannya sukses. Tapi, ada yang tidak boleh mereka lakukan, yaitu mengajukan pertanyaan titipan. Maklum, tak jarang beberapa instansi tergoda untuk menyelipkan pertanyaan. Misalnya, Departemen Sosial ingin memperoleh informasi jumlah. orang cacat buta atau tunarungu. Atau ada instansi yang ingin tahu soal penguasaan tanah atau keluarga berencana. Nah, ibarat orang menitip, bisa tidaknya tergantung kopornya. Sekarang ini, "Kopor saya sudah penuh," Soetjipto menandaskan. Diah Purnomowati, Dwi S. Irawanto, Siti Nurbaiti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus