Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendapatkan kritikan balik dari beberapa politikus partai nasionalis. Kritikan ini muncul sebagai respons serangan Ketua Umum PSI Grace Natalie terhadap kiprah partai nasionalis yang dianggap mendukung perda syariah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan kritikan Grace ngawur. Menurutnya, PDIP selalu menegakkan nilai ke-Indonesiaan dan Pancasila, hanya kerap kalah dalam pengambilan suara.
Hendrawan menduga pernyataan Grace tersebut bertujuan untuk membangun persepsi sebagai partai yang paling pancasilais dan nasionalis. PSI dianggap sedang berupaya menarik basis pemilih PDIP yang moderat agar bisa lolos ambang batas parlemen.
Hendrawan Supratikno. TEMPO/Imam Sukamto
"Segmen PDIP yang gemuk berusaha ditangguk. Namun, mereka masih dipersepsi sebagai partai elitis, nasionalis gedongan dan anak-anak muda dengan urban life-style dan segala atributnya," ujar Hendrawan saat dihubungi Tempo, Selasa, 12 Maret 2019.
Sedangkan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Andre Rosiade, menilai Grace sengaja membuat pernyataan kontroversial demi mendapatkan panggung. "Mereka harus terus bikin sensasi karena nggak punya prestasi. Makanya PSI itu cocoknya Partai Sensasional Indonesia," kata Andre kepada Tempo, Selasa, 12 Maret 2019.
Andre menambahkan segala jenis perda, termasuk perda syariah, menurutnya harus disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Ia juga menyebut tak ada persoalan selama perda tersebut tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Sebelumnya Grace menyerang sikap partai nasionalis di Indonesia namun justru mendukung perda syariah yang dianggapnya diskriminatif. "Bagaimana mungkin disebut partai nasionalis, kalau diam-diam menjadi pendukung terbesar perda syariah?" kata Grace dalam pidatonya pada acara Festival 11 di Medan, Senin 11 Maret 2019.
FIKRI ARIGI | DEWI NURITA | RYAN DWIKY ANGGRIAWAN