Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Serangan terhadap Wiranto Direncanakan

Syahrial berjanji melakukan "amaliyah" setelah polisi menangkap pemimpin JAD Bekasi.

12 Oktober 2019 | 00.00 WIB

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kanan) menunjukkan foto tersangka pelaku dan barang bukti penikaman Menko Polhukam Wiranto
Perbesar
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kanan) menunjukkan foto tersangka pelaku dan barang bukti penikaman Menko Polhukam Wiranto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

JAKARTA - Kepolisian menyatakan bahwa serangan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto bermula dari dendam anggota Jamaah Ansharud Daulah (JAD), Syahrial Alamsyah alias Abu Rara, akibat penangkapan pemimpinnya. Bersama istrinya, Fitria Andriana, Syahrial berjanji akan melakukan "amaliyah" atau serangan teror setelah polisi meringkus pemimpin JAD Bekasi, Fazri Pahlawan alias Abu Zee Ghuroba, pada 23 September lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Markas Besar Kepolisian RI, Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, menyatakan bahwa Syahrial meradang saat mengetahui Fazri ditangkap polisi lantaran kedapatan merakit bom. "Abu Rara stres, tertekan, setelah mendengar Abu Zee, ketuanya, tertangkap. Akhirnya melakukan amaliyah," kata Dedi di kantornya di Jakarta, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Syahrial sempat meluapkan pernyataan kesumatnya itu kepada Fitria. Mereka kemudian merencanakan serangan. Kebetulan pasangan suami-istri yang tinggal di Menes, Pandeglang, Banten, ini mendengar kabar akan datang seorang pejabat ke wilayahnya menggunakan helikopter.

Kabar kedatangan Wiranto ke Pandeglang untuk meresmikan gedung perkuliahan Universitas Mathla’ul Anwar (Unma) di Cikaliung beredar di masyarakat sejak Rabu lalu, sehari sebelum acara tersebut. Kampus Unma berjarak sekitar enam kilometer dari alun-alun Menes.

Mendengar kabar kedatangan Wiranto dari Jakarta dengan menumpang helikopter, kata Dedi, Syahrial dan Fitria menyusun strategi serangan mendadak atau ightiyalat. Serangan ini khas dilakukan oleh kelompok JAD. "Kedua pelaku kemudian menentukan target setelah mendengar rencana kedatangan pejabat ke Menes," kata Dedi.

Syahrial menusuk Wiranto dengan pisau di depan gerbang alun-alun Menes, Kamis lalu. Saat itu Wiranto hendak kembali ke Jakarta dengan menggunakan helikopter yang diparkir di alun-alun Menes setelah meresmikan gedung kuliah tersebut. Serangan Syahrial membuat mantan Panglima ABRI itu menderita dua luka tusuk di perut. Sang istri, Fitria, juga berusaha menyerang dengan menggunakan gunting, tapi gagal.

Kepolisian menyebutkan Syahrial dan Fitria terafiliasi dengan kelompok JAD Bekasi pimpinan Fazri Pahlawan alias Abu Zee Ghuroba. Pada 24 September lalu, juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono, bercerita ihwal penangkapan Abu Zee.

Menurut Argo, Abu Zee ditangkap bersama Haydar, Asep Roni, Igun Gunawan, Sandi Purnama, Sutiah, Awal Septo Hadi, Muhammad Arshad, dan Eka Hendra Utama. Para tersangka ditangkap di Bekasi. Hanya Arshad yang dibekuk di Jakarta Utara. "Abu Zee merupakan amir dan mengkoordinasi ikhwan untuk bergabung ke Bekasi," ujar Argo.

Selaku amir JAD, menurut Argo, Abu Zee bertugas mengajar bela diri setiap Ahad sore di Perumahan Cluster Paris Residence, Bekasi. Abu Zee juga menikahkan Asep Roni dengan Sutiyah, Syahrial dengan Fitria, Devi Rusli Warni dengan Putri, serta Parjo dengan Ummu Farida. Semuanya dinikahkan di rumah kontrakan Abu Zee di Jalan Trias, Kampung Sasak Tiga, Tambun Selatan, Bekasi.

Dedi Prasetyo menyebutkan Syahrial dan Fitria telah menyusun strategi saat mendengar akan ada helikopter yang datang dan masyarakat bakal ramai berkumpul di alun-alun Menes. Mereka kemudian mengatur posisi. Menurut Dedi, Syahrial bertugas menyerang siapa pun pejabat yang saat itu berkunjung. Sedangkan Fitria mendapat peran menyerang polisi.

Ahmad Sanusi, Ketua RT 04 Kampung Sawah, menyatakan Syahrial tinggal di Desa Menes sejak setahun lalu. Sedangkan Fitria baru datang dari Brebes sejak sebulan lalu. "Warga hanya kenal namanya. Tapi untuk kerja di mana dan sebagainya, kami tidak tahu. Memang aktivitas kesehariannya kurang jelas," kata Sanusi. ANDITA RAHMA | ULUM | AVIT HIDAYAT


Serangan terhadap Wiranto Direncanakan

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus