GUBERNUR Irian Jaya, Sutran (59 tahun), tak lama lagi akan
mengakhiri masa jabatannya. Bekas Bupati Trenggalek (Ja-Tim) ini
adalah gubernur ke-4 sejak daerah ini bergabung kembali ke
dalam wilayah RI. Wartawan TEMPO Widi Yarmanto yang ditugasi 10
hari ke daerah itu, melakukan wawancara dengan Gubernur Sutran
di Jayapura. Antara lain:
Untuk membangun Irian Jaya, bidang-bidang apa yang anda
prioritaskan?
P3, yaitu perekonomian, pendidikan dan prasarana. Sebab P3 lah
yang telah berhasil membangun Trenggalek. Ini ide saya.
Misalnya, supaya komunikasi lancar, isolasi harus dijebol. Dari
Nabire sudah ada jalan 40 km, dari Wamena 45 km. Dan
direncanakan jalan sepanjang 1.000 km akan menjebol
Wamena-Nabire.
Di bidang perekonomian?
Pertama akan kita buat tanker di 5 kota untuk depot bahan
bakar. Kedua, mengusahakan tanaman komoditi ekspor, seperti
coklat, cengkeh, kopi, karet dan kelapa. Ketiga, transmigrasi,
sebab tanpa penduduk bagaimana pembangunan akan berhasil.
Selanjutnya mengusahakan agar ada peningkatan pendapatan daerah,
lalu SMP atau SMA mungkin sudah perlu didirikan di kecamatan.
Untuk meningkatkan hidup masyarakat di sini, apa ada kesulitan
pokok?
Standar harga. Mengaturnya sulit sekali. Kapal yang datang
terlambat, merepotkan. Sebaliknya bila kapal sudah diatur, di
pedalaman ada hambatan. Perhubungan di pedalaman hanya bisa
dicapai dengan pesawat, akibatnya harga 2 kali lipat. Untuk
kabupaten Jayawijaya dan Paniai, Pemda mensubsidi beras tak
sedikit. Harga yang seharusnya Rp 40 juta, dalam realisasinya
Rp 280 juta setahun.
Belum lagi misalnya ongkos perjalanan dinas. Menugaskan pegawai
tingkat rendah maupun tinggi ke Jakarta harus mengeluarkan
biaya Rp « sampai Rp 1 juta. Sementara itu pendapatan daerah
sangat minim. Kita hanya mengharapkan kayu, tahun lalu hasilnya
Rp 50 juta, tahun ini hanya Rp 90 juta. Pemda sudah mengeluh,
pemerintah sudah harus memikirkan semua ini.
Apakah benar membebaskan tanah untuk transmigrasi dan
pembangunan di sini terhalang oleh adanya hak 3 ulayat?
Memang benar dan itu merugikan. Di mana-mana mereka menuntut
haknya atas tanah, termasuk juga tanah untuk makam pahlawan.
Mungkin juga sekali waktu Kota Jayapura ini akan dituntut mereka
(sambil tertawa). Tapi semua tuntutan itu ada yang mendalangi .
. . (tak dilanjutkan).
Bagaimana pendapat anda, bila ada yang berpendapat bahwa
pembangunan fisik yang anda lakukan telah gagal?
Siapa bilang? Saking luasnya Irian Jaya ini, pembangunan fisik
itu tak terlihat. Tapi kalau kita jejerkan, semua sudah maju,
terutama di daerah-daerah kantong. Yang saya lakukan adalah
bagaimana bentuk Irian ini 50 tahun lagi, bukan bagaimana daerah
ini setelah masa jabatan saya.
Bagaimana soal pertentangan antara anda dengan wakil gubernur?
Sesungguhnya tak ada apa-apa. Hubungan kerja tetap baik,
pekerjaan lancar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini