Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Sesungguhnya tak ada apa-apa

Wawancara tempo dengan gubernur irian jaya, sutran, 59, tentang pembangunan di irian jaya. prioritas di utamakan pada bidang perekonomian, pendidikan dan prasarana. (dh)

11 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GUBERNUR Irian Jaya, Sutran (59 tahun), tak lama lagi akan mengakhiri masa jabatannya. Bekas Bupati Trenggalek (Ja-Tim) ini adalah gubernur ke-4 sejak daerah ini bergabung kembali ke dalam wilayah RI. Wartawan TEMPO Widi Yarmanto yang ditugasi 10 hari ke daerah itu, melakukan wawancara dengan Gubernur Sutran di Jayapura. Antara lain: Untuk membangun Irian Jaya, bidang-bidang apa yang anda prioritaskan? P3, yaitu perekonomian, pendidikan dan prasarana. Sebab P3 lah yang telah berhasil membangun Trenggalek. Ini ide saya. Misalnya, supaya komunikasi lancar, isolasi harus dijebol. Dari Nabire sudah ada jalan 40 km, dari Wamena 45 km. Dan direncanakan jalan sepanjang 1.000 km akan menjebol Wamena-Nabire. Di bidang perekonomian? Pertama akan kita buat tanker di 5 kota untuk depot bahan bakar. Kedua, mengusahakan tanaman komoditi ekspor, seperti coklat, cengkeh, kopi, karet dan kelapa. Ketiga, transmigrasi, sebab tanpa penduduk bagaimana pembangunan akan berhasil. Selanjutnya mengusahakan agar ada peningkatan pendapatan daerah, lalu SMP atau SMA mungkin sudah perlu didirikan di kecamatan. Untuk meningkatkan hidup masyarakat di sini, apa ada kesulitan pokok? Standar harga. Mengaturnya sulit sekali. Kapal yang datang terlambat, merepotkan. Sebaliknya bila kapal sudah diatur, di pedalaman ada hambatan. Perhubungan di pedalaman hanya bisa dicapai dengan pesawat, akibatnya harga 2 kali lipat. Untuk kabupaten Jayawijaya dan Paniai, Pemda mensubsidi beras tak sedikit. Harga yang seharusnya Rp 40 juta, dalam realisasinya Rp 280 juta setahun. Belum lagi misalnya ongkos perjalanan dinas. Menugaskan pegawai tingkat rendah maupun tinggi ke Jakarta harus mengeluarkan biaya Rp « sampai Rp 1 juta. Sementara itu pendapatan daerah sangat minim. Kita hanya mengharapkan kayu, tahun lalu hasilnya Rp 50 juta, tahun ini hanya Rp 90 juta. Pemda sudah mengeluh, pemerintah sudah harus memikirkan semua ini. Apakah benar membebaskan tanah untuk transmigrasi dan pembangunan di sini terhalang oleh adanya hak 3 ulayat? Memang benar dan itu merugikan. Di mana-mana mereka menuntut haknya atas tanah, termasuk juga tanah untuk makam pahlawan. Mungkin juga sekali waktu Kota Jayapura ini akan dituntut mereka (sambil tertawa). Tapi semua tuntutan itu ada yang mendalangi . . . (tak dilanjutkan). Bagaimana pendapat anda, bila ada yang berpendapat bahwa pembangunan fisik yang anda lakukan telah gagal? Siapa bilang? Saking luasnya Irian Jaya ini, pembangunan fisik itu tak terlihat. Tapi kalau kita jejerkan, semua sudah maju, terutama di daerah-daerah kantong. Yang saya lakukan adalah bagaimana bentuk Irian ini 50 tahun lagi, bukan bagaimana daerah ini setelah masa jabatan saya. Bagaimana soal pertentangan antara anda dengan wakil gubernur? Sesungguhnya tak ada apa-apa. Hubungan kerja tetap baik, pekerjaan lancar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus