Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Setelah Penghargaan Itu

5 desa di kotamadya madiun dilanda banjir. hampir semua penduduk mengungsi. tercatat 2 orang tewas. waduk penampungan air dalam kota madiun tak mampu mengatur aliran air hujan dan air kali madiun. (dh)

15 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HATI Walikota Madiun, Ahmad Dawaki BA, tentu senang ketika awal Mei tadi ia menerima penghargaan dari DPRD Kotamadya Madiun. Tapi sebenarnya bukan penghargaan itu benar yang diharapkannya. Tak lain (yang juga menjadi alasan pemberian penghargaan itu) adalah sampai saat itu Madiun tak lagi digenangi banjir. Semua warga kota menduga sejak saat itu berakhirlah kebiasaan banjir yang hampir setiap tahun melanda Kota Madiun dan sekitarnya. Dan itu menurut pihak DPRD karena waduk penampungan air yang dibuat di depan Balaikota Madiun itu berhasil mengendalikan banjir. Tapi tak kurang juga warga kota yang menduga bahwa Madiun tak dilanda banjir karena hujan yang turun masih biasa-biasa saja. Pengungsi Dan memang benar. Hujan deras sehari suntuk akhir bulan lalu menenggelamkan sebagian besar wilayah Kotamadya Madiun. Bahkan tercatat tak kurang dari 5 buah desa yang cukup parah sehingga hampir semua penduduknya mengungsi ke tempat aman. Lucunya, wilayah-wilayah yang termasuk Kabupaten Madiun sendiri banjir hanya berupa genangan air yang tak begitu berarti. Sampai pekan lalu tercatat tak kurang dari 20.000 orang pengungsi yang telah ditampung di tempat-tempat aman. Beberapa dapur umum juga telah didirikan. Tercatat 2 orang meninggal dunia, 7 buah rumah roboh di samping beberapa lagi yang rusak berat. Puluhan hektar sawah dan tegalan turut terbenam. Rupanya letak Kota Madiun yang 63 meter dari permukaan laut telah menjadi tumpuan air hujan yang turun dengan lebat di bagian selatan kota itu. Belum lagi air yang berasal dari Kali Madiun maupun Bengawan Solo. Sementara itu daya tampung riol maupun waduk penampungan air dalam kota tak mungkin lagi mengatur aliran air. Begitu juga anak-anak Kali Madiun. Karena itu tak heran jika di beberapa bagian kota kedalaman air sampai mencapai 1« meter di dalam rumah penduduk. Dan kejadian ini tentu menyibukkan walikota Madiun. Bahkan mungkin ia lupa pada penghargaan yang belum larna diterimanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus