Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Setengah tiang,rumah roboh

Gempa tektonik melanda sumedang,majalengka,dan kuningan. ribuan rumah rusak berat. ratusan yang hancur. kerugian lebih dari rp 11 milyar.gempa akibat pergeseran lempengan bumi pada kedalaman 26 km.

14 Juli 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JUMAT pagi pekan lalu, jarum jam menunjukkan pukul 07.20. Saleh, 13 tahun, baru saja usai memasang bendera setengah tiang di halaman rumahnya. Hari itu memang ditetapkan sebagai Hari Berkabung Nasional -- untuk memperingati musibah tewasnya ratusan jamaah haji di Mina, Arab Saudi. Tiba-tiba anak lulusan SD, penduduk Desa Warnahayu, Majalengka, itu tersentak. Bumi tempat ia berpijak terasa oleng. Badannya limbung. Begitu Saleh membalikkan badannya, rumah orangtuanya sudah rata dengan tanah. Bruk.... Semuanya terjadi hanya dalam sekejap -- sekitar tiga sampai lima detik. 'Kami sekarang tak punya rumah lagi," kata Suharya, 60 tahun, ayah Saleh, yang sedang menggarap ladang bersama istrinya pada pagi itu. "Kami malah menyangka mulainya kiamat," ujar Suwiri, 60 tahun, tetangga Suharya, yang rumahnya juga kini menjadi puing-puing. Memang, Jumat itu, sebuah gempa hebat melanda tiga kabupaten di Jawa Barat, yakni Majalengka, Sumedang, dan Kuningan. Menurut data yang diterima dari Badan Meteorologi dan Geofisika, kekuatan gempa itu tercatat 5,2 skala Richter. Ribuan rumah tinggal, sekolah, dan gedung perkantoran roboh. Tercatat lebih dari 100 orang mengalami luka-luka, dan sebagian masih dirawat di beberapa puskesmas. "Namun Alhamdulillah, gempa dahsyat ini tak sampai merenggut korban jiwa. Penduduk yang luka, sebagian sudah dipulangkan," ujar Bupati Majalengka Djufri Pringgadi. Total kerugian material akibat gempa tadi, menurut Sekwilda Kabupaten Majalengka H. Abdul Hamid Achsan, ditaksir Rp 11 milyar. Jumlah ini belum lagi termasuk kerugian di Kabupaten Sumedang dan Kuningan. Kerusakan yang paling parah memang menimpa Kabupaten Majalengka. Menurut Ketua Tim Penanggulangan Bencana Alam (PBA) Majalengka Tarya Rusiana, gempa hebat itu mengguncang 81 desa di kabupatennya. Di Kabupaten Majalengka tercatat 424 rumah hancur, 2.796 rumah mengalami rusak berat, 4.481 rusak ringan. Untuk menampung penduduk yang kehilangan rumahnya, kini tenda-tenda didirikan. Seperti di Desa Wanahayu -- yang dikunjungi TEMPO Senin sore pekan ini -- yang letaknya hanya 17 km dari Kota Majalengka. Di sana, tak cuma sejumlah tenda darurat didirikan. Tapi beberapa dapur umum dibuka dan dilayani para staf Pemda dan Palang Merah Indonesia (PMI). Agaknya, tak semua penduduk yang kehilangan tempat tinggal bisa tertampung di tenda-tenda darurat. "Kami kekurangan tenda untuk menampung mereka," ungkap Enjum, 35 tahun, Kepala Urusan Umum di kantor Kelurahan Warnahayu. Tapi keluhan Enjum itu segera ditanggapi ABRI. Sejumlah personel dari Korem Sunan Gunung Jati langsung diterjunkan untuk membantu para korban membenahi rumah mereka. "Kami juga sudah membagi-bagikan puluhan tenda," kata Danrem Kol. Harry Suharno. Bantuan pun segera mengalir. DPRD Ja-Bar dan DPD Golkar Ja-Bar masing-masing sudah menyumbangkan lima ton beras. Kanwil Departemen Sosial Ja-Bar menyerahkan 7,5 ton beras dan uang Rp 1 juta. Ada yang menduga bahwa guncangan ini berasal dari Gunung Galunggung, yang pernah menggeliat hebat di tahun 1982. Atau Gunung Ciremai yang pernah meletus 60 tahun yang silam. Ternyata asal-muasal gempa itu bukan karena bergolaknya magma di pusar gunung tadi. Ternyata gempa yang datang jenis tektonik. Ini -- seperti yang terjadi di Iran baru-baru ini -- merupakan pergeseran lempengan bumi di bawah tanah pada kedalaman 26 km. Diperkirakan pusat gempa di sekitar Desa Sampora, Kuningan, yang terletak di kaki Gunung Ciremai. Guncangan ini juga terasa sampai ke Cirebon, Subang, dan Tasikmalaya. Laporan Hasan Syukur (Majalengka)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus