Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Si Mini Untuk Yang Kecil

Presiden Soeharto menginstruksikan penyaluran traktor mini bagi petani kecil di Sul-Sel melalui KIK juta perbuah dengan masa pembayaran kembali 3 thn ditambah bunga 10,5 % setahun. (ds)

9 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK kurang dari 1.000 traktor mini tahun ini akan memperkuat armada mekanisasi pertanian di Sulawesi Selatan. Uluran tangan Presiden Soeharto ini dikhususkan bagi para petani kecil, yaitu pemilik sawah antara « sampai 1 ha. Penyalurannya dilakukan lewat KIK dengan harga Rp 2,5 juta sebuah dengan masa pembayaran kembali 3 tahun plus bunga 10,5% setahun. Sebelum itu sejak 1975 mesin pembajak ini telah menjelajahi sawah-sawah di daerah ini. Waktu itu penyaluran dilakukan lewat kredit BRI secara perorangan. Ditentukan, selain dipakai sendiri juga boleh disewakan untuk menambah penghasilan si petani. Tapi ternyata yang bertambah penghasilannya hanya petani yang tergolong berduit. Sebab selain harga cukup tinggi, persya ratannya pun agak berat jaminan 10 ha sawah. Karena itu ketika berkunjung ke propinsi itu belum lama ini Presiden Soeharto menginstruksikan penyaluran traktor khusus bagi petani kecil, secara berkelompok (5 sampai 10 orang) lewat BUUD/KUD. Sulawesi Selatan berpenduduk 5 juta itu masih langka tenaga kerja dibanding areal sawah yang « juta ha lebih. Karena itu dari segi ini kedatangan traktor mini tak dirasa mengganggu. Lebih-lebih jika pengairan sudah banyak berfungsi dan harus berpacu dengan musim tanam yang 3 kali tiap 2 tahun. Karena itu traktor ini memang banyak menolong para petani. Malahan menurut penelitian saat ini diperlukan 7.000 buah lebih traktor mini bagi petani di daerah ini. Sedangkan jumlah yang tersalur belum mencapai 10% dari kebutuhan itu. Keadaan serupa itu tentu menyenangkan para pensuplai traktor di Ujung Pandang. Tapi juga sekaligus mereka menjadi sasaran keluhan para pemilik traktor. Pertama-tama soal kenaikan harga komponen traktor yang sejak Mei lalu dirasa cukup berat oleh para pemilik mesin bajak itu, hampir bersamaan dengan kenaikan harga traktor dari Rp 1,7 juta menjadi Rp 2,5 juta. Soal kedua adalah kesulitan mendapatkan suku cadang. "Terpaksa kami mempergunakan komponen jip atau buatan lokal," tutur seorang petani di Sidenreng.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus