Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Siapa Sebenarnya Hassan Bauw?

Hassan Bauw, 29, mahasiswa IAIN Yogya ditemukan tewas karena tembakan. Sikapnya yang fanatik Islam di manfaatkan oleh komplotan Warman. Motif pembunuhan diduga sebab Hassan dianggap berkhianat. (nas)

30 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SESOSOK mayat diketemukan tergeletak di pinggir jalan desa Cangkringan, Kecamatan Kalasan, Yogyakarta 19 Januari lalu. Hasil pemeriksaan menunjukkan korban yang bernama Hassan Bauw (29 tahun), mahasiswa Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tewas oleh tembakan beberapa peluru yang bersarang dibadannya. Orang cepat menghubungkan kejadian ini dengan peristiwa yang terjadi seminggu sebelumnya. Parmanto MA, Pembantu Rektor UNS di Sala juga tertembak oleh sekawanan orang tak dikenal di rumahnya di Sala. Tapi waktu itu Jaksa Agung Ali Said cepat nnenyatakan tak ada kaitan apapun antara kedua peristiwa ini. Misteri pembunuhan ini baru diungkapkan Pangkowilhan II Letjen Widjojo Sujono 1 Juni lalu: Hassan Bauw ternyata salah satu di antara pembunuh Parmanto yang kemudian dibunuh oleh komplotannya karena dianggap berkhianat. Tapi apakah dengan pengungkapan itu misteri sudah sepenuhnya terangkat? Dan kasus ini lalu tamat? Bahwa Hassan terlibat dalam pembunuhan Parmanto sebenarnya sudah lama jadi bahan pergunjingan di Yogyakarta. Pada 22 Januari lalu, 3 hari setelah tewasnya Hassan Bauw, di kampus IAIN Yogyakarta diketemukan selebaran yang diketik acak-acakan. Bunyinya antara lain: " . . . otak pembunuhan Parmanto adalah Hassan Bauw." Selebaran itu cepat disita walau beberapa mahasiswa dan dosen sempat membacanya. Pribadi Hassan Bauw sendiri agaknya mempunyai sisi yang masih gelap. Mahasiswa ini disebut-sebut sebagai informan, tapi ini pernah dibantah Dinas Penerangan Kowilhan II. Hassan Bauw misalnya pernah meminta pengunduran waktu ujiannya dengan menggunakan nota dinas dari suatu instansi. Alasannya Hassan sedang mendapat sesuatu tugas. Setelah Hassan tewas, surat ini diminta kembali oleh instansi yang mengirimkannya (TEMPO, 3 Pebruari 1979). Lahir di Fakfak, Irian Jaya pada 1949, Hassan Bauw, putera tokoh Muhammadiyah Irian Jaya Ismail Bauw ini datang bersekolah di IAIN Yogyakarta pada 1970 sebagai mahasiswa tugas belajar Kanwil Departemen Agama Irian Jaya. Dengan perawakannya yang besar, suaranya yang merdu dan kepintarannya bergaul, ia cepat memikat orang. Sejak 1971 ia menjadi khotib di Masjid Syuhada dan sering diundang untuk menjadi khotib atau imam di berbagai masjid. Setelah beasiswanya dihentikan tidak jelas karena alasan apa -- ia tampak lebih giat di berbagai organisasi. Sebelumnya ia pernah sakit dan dirawat lama di rumah sakit, konon karena "ketegangan jiwa." Pada 1976 ia menjabat Koordinator Komisariat HMI Yogyakarta sedang di sekolah ia terpilih sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah. Saat itu dia dikenal sudah menunjukkan sikap yang "keras", misalnya sering mengajak untuk "'memperjuangkan Islam sampai titik darah penghabisan." Kamar pondokannya yang berukuran 5 x 5 meter penuh berisi buku, terutama tentang Islam. Kesibukan Hassan tampak meningkat setelah Nopember 1978 ia mengikuti Latihan Kepemimpinan IAIN se Indonesea di Jakarta. Bahkan pacarnya sendiri heran akan peningkatan kesibukan Hassan. Gadis Cilacap ini pernah kaget waktu Hassan dengan sedikit kasar menyuruhnya menurunkan gambar Presiden dan Wapres yang terpasang di pemondokannya. Sejak kapan Hassan Bauw "digarap" Warman dkk? Sebuah sumber TEMPO menyebutkan tahun 1975. Karena itu dia tidak cerewct ketika beasiswanya diputuskan dari Irian Jaya. Konon sejak itu Hassan dibiayai oleh Warman dkk. Tampaknya Hassan dibina oleh Warman untuk tujuan jangka panjang mereka. "Misalnya waktu Warman beroperasi di Lampung, Hassan Bauw sudah disebut sebagai gubernur Jawa Tengah oleh kompltannya," ujar sumber yang sama. Namun ketika Farid Gozali tertembak dan Abdul Kadir Baraja ditangkap waktu mau lari ke Jakarta, komplotannya merasa pasti Hassan Bauw yang membocorkan. Hingga kemudian ia dihukum mati oleh Warman dkk. Betulkah Hassan Bauw menjadi anggota komplotan Warman dan kemudian "insyaf"? Semua ini mungkin bakal terungkap kalau Warman dkk diajukan ke pengadilan? Semua pertanyaan saat ini agaknya masih sulit dijawab. Yang berwajib sendiri tampaknya masih terus mengusut kegiatan Hassan. Saat ini masih ada 4 mahasiswa IAIN Yogyakarta serta seorang pengurus masjid di Wates yang masih ditahan. Diumumkannya Hassan Bauw sebagai salah satu pembunuh Parmanto sempat mengundang reaksi. Ketua Peradin Yogyakarta, Marhaban Zainun dalam pernyataannya pekan lalu mengecam pengumuman itu -- sebagai menodai dan mengingkari asas "praduga tak bersalah" yang dianut RI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus