Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Siklon Tropis Cempaka Sebabkan Tanah Longsor di Bukit Menoreh

BPBD Kulon Progo menemukan sejumlah infrastruktur jalan yang rusak akibat tanah ambles akibat siklon tropis Cempaka di Bukit Menoreh.

19 Desember 2017 | 12.41 WIB

Beberapa rumah dan satu bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri I Karangtengah tertimpa tanah longsor di Sampang, Karangtengah, Wonogiri, Jawa Tengah, 30 November 2017. Lonsor terjadi di sejumlah titik di kawasan Wonogiri. Tempo/Bram Selo Agung
Perbesar
Beberapa rumah dan satu bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri I Karangtengah tertimpa tanah longsor di Sampang, Karangtengah, Wonogiri, Jawa Tengah, 30 November 2017. Lonsor terjadi di sejumlah titik di kawasan Wonogiri. Tempo/Bram Selo Agung

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Kulon Progo - Musibah longsor dan tanah ambles melanda kawasan Bukit Menoreh, Kulon Progo, Jawa Tengah akibat badai siklon tropis Cempaka yang melanda beberapa waktu lalu. Musibah itu pun menyebabkan sebanyak 300 unit rumah di kawasan tersebut mengalami kerusakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo Gusdi Hartono mengatakan dari 300 unit rumah mengalami kerusakan itu ada yang rusak ringan, sedang, dan berat. "Berdasarkan data cek lapangan dan laporan camat, sedikitnya ada 300 rumah yang rusak akibat bencana tanah longsor dan tanah ambles itu," kata Gusdi pada Selasa, 19 Desember 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Untuk memastikan jumlahnya, pihaknya masih melakukan identifikasi rumah yang harus direlokasi dan direhabilitasi total. Pada status tanggap darurat becana ini, BPBD akan memberikan bantuan stimulan bagi rumah warga yang rusak. Namun, dirinya belum bisa menyebutkan nilai bantuan untuk perbaikan rumah tersebut.

"Kami tidak bisa menyebut nominalnya, tapi yang jelas bantuan stimulan. BPBD baru akan bertindak setelah status tanggap darurat bencana berakhir pada 27 Desember, apakah direlokasi, bedah rumah atau RTLH," kata Gusdi.

Selain kerusakan rumah, BPBD menemukan sejumlah infrastruktur jalan yang ambles. Hal itu karena terjadi penurunan tanah yang kemudian mengakibatkan bukit longsor. "Materialnya menutupi jalan," kata dia.

Untuk mengatasinya, BPBD menurunkan lima alat berat untuk membersihkan material longsoran dan membuka akses jalan. "Pada masa tanggap darurat bencana ini, kami fokus membuka akses jalan yang tertutup material longsoran, sehingga dapat dilewati masyarakat dan aktivitas ekonomi berjalan. Setelah itu, kami baru membersihkan material longsoran di rumah warga," kata Gusdi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus