Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mencari Suara Mendulang Corona

Para calon kepala daerah menggelar kampanye berbeda di tengah pandemi. Kluster baru bermunculan.

24 Oktober 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pasangan Calon Walik Kota Surabaya Eri Cahyadi (kedua dari kiri) dan Armudji (kiri) menghadiri undangan warga Ngagel Rejo, Surabaya, 28 September 2020. Instagram cakj1(Armudji)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Calon kepala daerah menyiasati aturan KPU soal jumlah maksimal peserta kampanye sebanyak 50 orang.

  • Sejumlah kepala daerah mengandalkan kampanye virtual.

  • Terjadi lonjakan kasus setelah pendaftaran calon dan masa kampanye.

DI hadapan puluhan emak-emak dan anak muda, Eri Cahyadi mendemonstrasikan keahliannya memasak di Kelurahan Klakah Rejo, Kecamatan Benowo, Surabaya, Rabu, 21 Oktober lalu. Ditemani seorang juru masak muda, calon Wali Kota Surabaya itu membuat gulai daun singkong teri. Resep itu dia ambil dari kitab masakan warisan presiden pertama Indonesia, Sukarno, yang berjudul Mustika Rasa.

Sambil memasak, Eri yang berpasangan dengan Armuji, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surabaya, mengatakan banyak usaha makanan terkena dampak wabah corona. Ia berjanji, jika memenangi pilkada Surabaya, pihaknya akan memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah. Caranya, menjalin kerja sama dengan sejumlah hotel ataupun apartemen agar menggunakan produk lokal. Rampung masak, Eri bercengkerama dengan para hadirin.

Juru bicara tim pemenangan Eri Cahyadi-Armuji, Aryo Seno Bagaskoro, mengklaim peserta yang hadir tak sampai 50 orang. Kegiatan itu pun disiarkan melalui media sosial pasangan tersebut. “Lewat kampanye memasak ini, semua kalangan bisa terjangkau. Dari ibu-ibu sampai anak muda,” ujar Aryo kepada Tempo, Jumat 23 Oktober lalu.

Aryo menilai metode kampanye itu efektif untuk menyiasati Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tentang Perubahan Kedua Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Serentak dalam Kondisi Bencana Covid-19. Dalam aturan itu, pertemuan tatap muka dihadiri kurang dari 50 orang. Lebih dari itu, calon bakal ditegur Badan Pengawas Pemilu. Ketua Bawaslu Surabaya Muhammad Agil Akbar pada Ahad, 11 Oktober lalu, mengatakan sudah 12 surat teguran dilayangkan untuk pasangan Eri-Armuji dan Machfud Arifin-Mujiaman. “Ada pelanggaran protokol kesehatan saat berkampanye,” kata Agil.

Calon Bupati Karawang, Ahmad Zamakhsyari, juga pernah disemprit oleh Bawaslu setempat pada pertengahan Oktober lalu karena dianggap membuat kerumunan. Mencoba mencegah kerumunan, Ahmad membatasi kampanye tatap muka hanya 15-20 menit di setiap titik. Kang Jimmy—panggilannya—menyetir sepeda motor bebek untuk berpindah dari satu ke lokasi lain. Wakil ketua tim pemenangan Jimmy-Yusni Rinzani, Rahmat Hidayat Djati, mengatakan di setiap titik kampanye hadir perwakilan berbagai kelompok, seperti karang taruna, petani, tokoh masyarakat, guru mengaji, dan ibu-ibu majelis taklim.

Menurut Rahmat, dengan membatasi pertemuan itu, jagoannya bisa mengunjungi 10-12 tempat tiap hari. Menjelang pemungutan suara pada 9 Desember mendatang, pasangan itu menyiapkan masker, hand sanitizer, serta kartu kecil berisi visi dan misi pasangan calon. “Kami akan bagikan pada November mendatang,” ujar Rahmat.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Bambang Wuryanto, mengatakan kampanye pada masa pandemi membutuhkan strategi khusus. Apalagi, ada kekhawatiran masyarakat untuk berkumpul. Hasil survei internal partai berlambang banteng itu di tujuh daerah menunjukkan sekitar 80 persen responden takut tertular virus corona dan 67 persen khawatir berbicara dengan orang yang belum dikenal. Karena itu, kampanye virtual terus digencarkan bersamaan dengan kampanye tatap muka. “Kalau ada yang berani kumpul-kumpul, itu karena mereka berasal dari komunitas yang sama,” kata Bambang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Warga berbincang dengan Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka melalui "virtual box" saat Kampanye Blusukan Online di kampung Dawung, Serengan, Solo, Jawa Tengah,27 September 2020. ANTARA/Mohammad Ayudha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Kota Surakarta, calon wali kota Gibran Rakabuming Raka juga berkampanye secara digital. Tim kampanye putra Presiden Joko Widodo itu membuat kotak virtual yang dilengkapi layar televisi dan roda sehingga bisa dipindahkan ke berbagai tempat. Melalui layar itu, Gibran menyapa warga Solo dari posko pemenangannya. Pada Selasa, 20 Oktober lalu misalnya, Gibran berbincang dengan warga di Kelurahan Sumber, Banjarsari, Surakarta.

Ketua tim pemenangan Gibran-Teguh Prakosa, Putut Gunawan, mengatakan kampanye digital atau virtual lebih murah ketimbang cara kampanye konvensional dan efektif mencegah penularan Covid-19. “Lebih murah dong. Kan kami tidak menanggung konsumsi konstituen,” tutur Putut. Dia tak mengingkari kampanye digital itu juga digunakan untuk menghindari munculnya kerumunan dan sanksi dari Badan Pengawas Pemilu. Pada awal September lalu, Bawaslu Kota Solo menegur Gibran dan lawannya, Bagyo Wahyono-F.X. Supardjo, karena menimbulkan kerumunan saat mendaftar ke KPU.



•••

MESKIPUN sebagian calon kepala daerah di 270 provinsi, kabupaten, dan kota berusaha mencegah terjadinya kerumunan, kluster penyebaran Covid-19 dalam pilkada terjadi di berbagai daerah. Di Bangka Belitung, misalnya, sejak masa pendaftaran pada 4 September, jumlah kasus Covid-19 di provinsi itu melonjak. Pada 28 Agustus, kasus positif corona di daerah itu berjumlah 235, sedangkan pada 25 September atau sehari sebelum kampanye dimulai jumlahnya menjadi 336 kasus. Ada empat dari tujuh kabupaten/kota di sana yang menggelar pilkada.

Calon bupati inkumben Bangka Tengah, Ibnu Saleh, bahkan meninggal pada Ahad dinihari, 4 Oktober lalu, setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit akibat terinfeksi corona. Istri, anak, ajudan, dan asisten rumah tangganya pun ikut positif terjangkit. “Hasil swab terhadap orang yang kontak erat menunjukkan banyak yang positif. Ini menandakan ada peningkatan dari sebelumnya,” ujar Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Bangka Belitung, Mikron Antariksa.

Dua bakal calon kepala daerah juga meninggal karena corona, yaitu calon petahana Bupati Berau, Muharram, dan calon Wali Kota Bontang Adi Darma. Pada pertengahan September lalu, Satuan Tugas Covid-19 mencatat ada 60 bakal calon kepala daerah positif corona.

Penularan virus juga terjadi pada penyelenggara dan pengawas pemilu. Ketua Bawaslu Provinsi Jambi Asnawi Rivai mengatakan pada Ahad, 11 Oktober lalu, dua anggota stafnya positif corona. Dua hari sebelumnya, seorang kepala subbagian meninggal. Penularan itu ditengarai tak lepas dari abainya para calon mematuhi prosedur Covid-19.

Bawaslu RI mencatat 612 kasus pelanggaran protokol Covid-19 pada 20 hari kampanye. Sebanyak 83 kegiatan kampanye terpaksa dibubarkan karena tidak sesuai dengan aturan. Anggota Bawaslu, Fritz Edward Siregar, mengatakan sejak hari pertama kampanye ada 25.658 agenda kampanye tatap muka. Edward menilai kampanye melalui media sosial masih minim dilakukan pasangan calon.

Anggota Dewan Pembina Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, khawatir pilkada serentak berisiko tinggi terhadap keselamatan masyarakat. Titi berpendapat pelanggaran protokol kesehatan mestinya bisa dijerat dengan pidana. “Karena ini kejahatan yang membahayakan nyawa manusia,” kata dia.

DEVY ERNIS, BUDIARTI UTAMI, M.A MURTADHO (BOGOR), JAMAL A. NASHR (SEMARANG), SERVIO MARANDA (BANGKA BELITUNG), SYAIPUL BAKHORI (JAMBI), NURHADI (SURABAYA), AHMAD RAFIQ (SOLO)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Devy Ernis

Devy Ernis

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, kini staf redaksi di Desk Nasional majalah Tempo. Memimpin proyek edisi khusus perempuan berjudul "Momen Eureka! Perempuan Penemu" yang meraih penghargaan Piala Presiden 2019 dan bagian dari tim penulis artikel "Hanya Api Semata Api" yang memenangi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Alumni Sastra Indonesia Universitas Padjajaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus