Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Membaca Arah Dukungan Jokowi lewat Reshuffle

Meski kerap bermanuver, Jokowi justru memilih Budi Arie sebagai Menteri Komunikasi. Sinyal arah sikap politik Jokowi di 2024. 

18 Juli 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo melantik Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi (kiri) di Istana Negara, Jakarta, 17 Juli 2023. ANTARA/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Selama ini Projo diistimewakan karena selalu menjadi alas manuver politik Jokowi.

  • Reshuffle kabinet kemarin dapat dimaknai bagian dari arah politik Jokowi pada 2024.

  • Jokowi diduga akan mengalirkan dukungan kepada calon presiden melalui barisan tim pendukungnya.

JAKARTA – Pengamat politik menilai pengangkatan Budi Arie Setiadi sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika merupakan pertanda arah dukungan Presiden Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2024. Sebab, Ketua Umum Pro-Jokowi alias Projo—tim pendukung Jokowi dalam pemilihan presiden 2014 dan 2019— itu penuh kontroversi karena kerap bermanuver dalam urusan pemilihan presiden 2024. Namun Jokowi justru mengangkatnya menjadi Menteri Komunikasi dalam reshuffle kabinet, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Eksekutif Aksara Research and Consulting, Hendri Kurniawan, berpendapat pengangkatan Budi Arie sebagai Menteri Komunikasi ini dapat dimaknai sebagai bagian dari sikap Jokowi dalam menghadapi pemilihan presiden. Apalagi Budi Arie, atas nama Projo, berkali-kali bermanuver di tengah riuhnya pencalonan presiden.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Selama ini Projo diistimewakan karena selalu menjadi alas bagi Jokowi untuk manuver-manuver politiknya,” kata Hendri, Senin, 17 Juli 2023. 

Budi Arie, kata Hendri, misalnya, mengkoordinasikan barisan tim pendukung Jokowi untuk mencari bakal calon presiden. Budi menggelar musyawarah rakyat di berbagai daerah dengan tujuan mencari bakal calon presiden 2024. Jokowi merestui agenda tersebut. 

Budi kembali bermanuver ketika sudah mengemuka tiga poros bakal calon presiden, yaitu Anies Rasyid Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Dalam berbagai kesempatan, Budi mengatakan Projo akan mendukung Ganjar atau Prabowo. Keduanya dianggap dekat dengan Jokowi. Tapi Projo tak ingin buru-buru bersikap. Sebab, Jokowi berpesan agar barisan tim pendukung tidak grasa-grusu dalam menentukan arah dukungan.

Dua pekan sebelum pelantikannya sebagai Menteri Komunikasi, Budi bermanuver bertemu dengan pengurus Rumah Besar Prabowo 08—tim pendukung Prabowo dalam pemilihan presiden 2024. Langkah Budi ini menuai pro-kontra di antara barisan tim pendukung Jokowi. Sebagian menganggap sikap Projo yang mendekat ke kubu Prabowo itu bertentangan dengan sikap politik Jokowi. Sebagian lagi justru berpendapat sebaliknya.

Di tengah pro-kontra itu, Jokowi justru mengangkat Budi sebagai Menteri Komunikasi, kemarin. Ia menggantikan Johnny Gerard Plate, Sekretaris Jenderal Partai NasDem, yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek pembangunan menara Internet base transceiver station (BTS) 4G.

Presiden Joko Widodo (kanan) memberikan ucapan selamat kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi setelah dilantik di Istana Negara, Jakarta, 17 Juli 2023. BPMI Setpres/Rusman 

Dalam reshuffle ini, Jokowi juga melantik lima wakil menteri. Di antaranya, Pahala Nugraha Mansury sebagai Wakil Menteri Luar Negeri, Nezar Patria sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Rosan Roeslani sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta Saiful Rahmat sebagai Wakil Menteri Agama.

Hendri menduga Jokowi akan mengalirkan dukungan kepada calon presiden melalui barisan tim pendukungnya. Karena itu, sikap Projo yang mendekat ke kubu Prabowo dapat diartikan sebagai arah dukungan Jokowi kepada Ketua Umum Partai Gerindra tersebut, meskipun selama ini Jokowi belum pernah menyatakan mendukung Prabowo sebagai calon presiden.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, sejalan dengan pendapat Hendri. Ujang mengatakan, dalam reshuffle Kabinet Indonesia Maju sebelumnya, Jokowi biasanya mengangkat kader partai sebagai menteri jika jabatan tersebut awalnya jatah partai. Tapi, kali ini, Jokowi tidak mengangkat kader NasDem sebagai Menteri Komunikasi. Padahal posisi itu awalnya jatah NasDem. “Ini menandakan hubungan Jokowi dengan NasDem benar-benar putus,” kata Ujang.

Ujang lantas mencontohkan saat Jokowi mengangkat Ario Bimo Nandito Ariotedjo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga pada 3 April lalu. Dito menggantikan Zainuddin Amali. Dito dan Amali sama-sama kader Partai Golkar. 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, juga menduga pengangkatan Budi Arie sebagai Menteri Komunikasi merupakan bagian dari konsolidasi politik Jokowi menuju Pemilu 2024. “Tentu ini bagian dari kontrak politik Budi Arie dengan Jokowi. Relawan ini harus mengikuti instruksi kehendak presiden akan ke mana dalam Pemilu 2024,” kata Dedi.

Dedi mengatakan reshuffle kabinet kali ini merupakan bagian dari konsolidasi politik Jokowi menyongsong Pemilu 2024. Sebab, dalam reshuffle ini, Jokowi mengangkat sejumlah orang dekatnya masuk dalam kabinet.

“Besar kemungkinan konsolidasi ini diperuntukkan bagi Prabowo,” ujarnya.

Seorang anggota tim pendukung Jokowi menceritakan, Jokowi memutuskan Budi sebagai pengganti Johnny Plate beberapa hari lalu. Saat itu, Jokowi bertemu dengan sejumlah orang dari barisan pendukungnya di Istana Negara. 

Ia mengatakan pengangkatan Budi Arie sebagai Menteri Komunikasi merupakan hadiah kepada barisan pendukung Jokowi yang berkontribusi membantu bekas Wali Kota Solo itu untuk kepentingan Pemilu 2024. “Ini juga sikap yang tegas dari Jokowi untuk menunjukkan keberpihakan pilihan dalam Pemilu 2024,” kata anggota tim pendukung Jokowi tersebut.

Ketua Umum Pro-Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi memberikan keterangan setelah bertemu dengan Koordinator Rumah Besar Relawan Prabowo 08 di kantor DPP Projo, Jakarta, 6 Juli 2023. TEMPO/M. Taufan Rengganis 

Seusai pelantikan kabinet, kemarin, Jokowi mengaku memilih Budi Arie agar ia dapat bekerja dengan cepat. “Agar segera bekerja cepat,” kata Jokowi, saat awak media menanyakan alasan memilih Budi.  

Menurut Jokowi, Budi sudah tepat diangkat menjadi Menteri Komunikasi. Sebab, ia sebelumnya menjabat Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Adapun proyek pembangunan menara Internet BTS 4G di Kementerian Komunikasi menyasar desa-desa tertinggal yang belum memiliki akses Internet. 

Jokowi juga menjelaskan bahwa Budi akan ditugasi membentuk satuan tugas percepatan digitalisasi. Satu di antaranya adalah merampungkan pembangunan proyek infrastruktur BTS 4G.

Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Bidang Komunikasi dan Media, Faldo Maldini, tidak merespons permintaan konfirmasi Tempo mengenai arah dukungan Jokowi dengan pelantikan Budi Arie tersebut. Adapun Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, mengatakan reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif presiden. 

“Itu kan hak prerogatif presiden dan enggak ada kewajiban untuk berkomunikasi dengan kami,” kata Ahmad Ali.

Pelaksana tugas Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Hermawi Taslim, mengatakan ketua umum partainya, Surya Paloh, datang ke Istana Negara seusai pelantikan kabinet, kemarin. Surya bersilaturahmi dengan Jokowi. “Pertemuannya sejam lebih,” kata Hermawi singkat.

Hermawai membantah jika pertemuan Surya dan Jokowi itu membahas pengurangan jatah NasDem di kabinet. Sebab, sejak awal NasDem tak pernah menyodorkan nama pengganti Johnny Plate di kabinet. Alasannya, kocok ulang jabatan menteri merupakan kewenangan penuh Presiden Jokowi.

AVIT HIDAYAT | IMA DINI SHAFIRA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Avit Hidayat

Avit Hidayat

Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban, Jawa Timur. Bergabung dengan Tempo sejak 2015 dan sehari-hari bekerja di Desk Nasional Koran Tempo. Ia banyak terlibat dalam penelitian dan peliputan yang berkaitan dengan ekonomi-politik di bidang sumber daya alam serta isu-isu kemanusiaan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus