Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tentang organisasi mahasiswa gafur menjelaskan

Abdul gafur, menteri pemuda dan olah raga, tentang pandangan mengenai organisasi mahasiswa ekstrauniversitas. (nas)

4 Juni 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERBICARA mengenai pembinaan generasi muda, seperti biasa Menteri Pemuda & Olah Raga Abdul Gafur menjadi bersemangat. Ditemui wartawan TEMPO Rudy Novrianto di Hotel Pavillion Singapura pekan lalu, di tengah suasana SEA Games XII, ia membentangkan pandangannya mengenai organisasi mahasiswa ekstrauniversitas. Menurut Gafur, sejak adanya pola dasar pembinaan generasi muda, ada 3 jalur kedudukan organisasi kepemudaan berdasarkan ruang lingkup dan kelompok usia. Kelompok usia 15-18 tahun menggunakan jalur sekolah seperti OSIS. Kelompok 18-25 tahun menggunakan jalur kampus, yakni organisasi di lingkungan perguruan tinggi, seperti senat mahasiswa dan resimen mahasiswa. Kelompok ketiga yang menggunakan jalur masyarakat, seperti pramuka dan KNPI, serta organisasi mahasiswa ekstrauniversitas. Peranan apa yang sekarang dapat dilakukan organisasi mahasiswa esktrauniversitas? Ya melaksanakan program mereka sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah. Jadi tidak seperti dulu lagi, orang bisa membawakan aspirasinya ke dalam jalur pertama dan kedua. Mereka dapat melaksanakan program mereka, tanpa keluar dari ruang lingkup program KNPI, sebagai forum komunikasi yang berdasar Pancasila. Saya ingin program mereka lambat laun ada kebersamaannya untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Misalnya seperti program dakwah Islamiah HMI dan program kependudukan oleh yang lain. Apakah eksistensi mereka masih dianggap perlu? Selama kita belum memiliki Undang-Undang Organisasi Kemasyarakatan, mereka bisa berkembang sesuai dengan program mereka. Tapi organisasi semacam itu tidak perlu terlalu banyak. Yang penting pengelompokan kesamaan program. Bila Undang-Undang itu sudah ada, eksistensi organisasi itu terjamin. Kalau tidak sewaktu-waktu mereka bisa hilang. Umumnya organisasi mahasiswa ekstra menyatakan dirinya independen. Sejauh mana independensi mereka sekarang? Secara formal AD/ART parpol dan Golkar tidak menyebut kaitannya dengan mereka. Tapi secara aspiratif tampak ada saluran, seperti AMPI dan Pemuda Pancasila mendukung Golkar, Gerakan Pemuda Marhaenis mendukung PDI dan Gerakan Pemuda Ansor mendukung PPP. Ada pendapat, organisasi mahasiswa ekstra kini lebih berperan sebagai pengelompokan sosial. Artinya kebanyakan anggota masuk bukan karena ideologi, tapi lebih karena ingin mengidentifikasikan diri. Memang betul mereka masuk organisasi bukan karena ideologinya. Sekarang kan dasarnya sudah Pancasila. Hanya programnya yang mereka lihat. Bila ada manfaatnya baru mereka masuk. Umumnya dianggap pendidikan kepemimpinan lewat organisasi ekstra lebih matang dibanding lewat organisasi intra. Memang benar, karena mereka banyak latihan. Programnya juga berjalan secara rutin dan berkesinambungan, sehingga kader-kadernya lebih terlatih. Mengapa dulu Anda memilih masuk HMI? Karena dulu, pada 1959, saya melihat adanya ancaman komunis. Dan saya berkeyakinan untuk melawan komunis dengan agama. Kedua, untuk mengisi dan membina kemerdekaan berdasarkan Pancasila. Dan ketiga, karena program HMI modern. Dalam arti membina kader-kadernya bukan hanya mengajarkan sembahyang, tapi juga bagaimana cara memimpin dan mengambil keputusan. Bagaimana dengan organisasi mahasiswa lokal seperti Imada? Organisasi lokal semacam itu lambat laun akan dihapuskan karena sudah tidak menonjol lagi. Saya bermaksud melakukan penyederhanaan terhadap organisasi. Kalau tidak perlu lagi, ya tidak usahlah. Dalam sambutan di Kongres HMI Medan, Anda antara lain mengatakan: Kalau tidak dibina generasi muda bisa jadi monyet. Maksudnya? Pembinaan merupakan suatu proses pendidikan sejak dari kandungan sampai ke liang kubur. Pada saat itulah kita mengalami pembinaan formal maupun informal. Jadi maksud saya pembinaan seumur hidup. Seperti sabda Nabi Muhammad: tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang kubur. Kalau seseorang ditaruh di sebuah pulau sendirian, pasti ia akan mengikuti proses alam, seperti halnya monyet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus