SEPERTI biasa Ras Kopkamtib Laksaana Sudomo tampak sibuk.
Selesai menerima delegasi mahasiswa Unud Denpasar di ruang
kerjanya, Senin siang hl segera ia masuk ke ruang lain ganti
pakaian militer PDL (pakaian dinas lapangan) lengkap. Dua batang
tongkat oIt tersandar tak jauh dari tempat duduknya.
Di ruang tunggu, Pangkowilhan II Letjen Widjojo Sujono sudah
pula menunggu. Sudomo kelihatan rileks meski agak flu. Di bawah
ini beberapa petikan interpiu Yusril Djalinus dan Budiman S.
Hartoyo dengan Laksamana Sudomo:
Pengamanan di Jakarta akhir-akhir ini tampak ditingkatkan.
Apakah situasi gawat?
Keamanan pada umumnya baik. man. Tapi kita kan harus
memperhitungkan keadaan yang paling jelek, dengan meningkatkan
kewaspadaan setingi mungkin. Ini ada hubungannya dengan sidang
umum MPR yang menentukan nasib bangsa untuk 5 tahun mendatang.
Ini bukan semata-mata securiti approach. Coba lihat saja contoh
misalya. kewaspadaan akan kemungkinan adanya teror
internasional. Kan penjagaan di bandar-bandar udara juga ketat.
Dan kita juga melihat kemungkinan adanya usaha golongan ekstrim
yang kan menggagalkan sidang umum.
Tapi di depan Rapim ABRI yang lalu Presiden antara lain kan
mengharap agar upaya pengamanan itu jangan terlalu menyolok.
Itu betul. Maksud Presiden itu baik, gar ABRI mengendalikan
diri. Anjuran itu juga ditujukan kepada masyarakat. Tapi dalam
hal keamanan, kalau ada bahaya kita kan harus cepat bertindak
tanpa mikir-mikir lagi?
Apakah peristiwa hari Sabtu 11 Maret kemarin di beberapa tempat
di Jakarta dianggap sebagai pertanda?
Saya tak tahu. Tapi mereka, yang ingin menggagalkan sidang umum,
kan selalu mengambil kesempatan. Di sekitar Proyek Senen kemarin
itu kan sudah ada 2 bus yang dirusak? Ini tidak kita buat-buat,
tapi fakta.
Apa akan ada jam malam?
Tergantung situasi. Misalnya kalau situasinya meningkat seperti
Peristiwa 15 Januari dulu. Tapi sampai sekarang, dan lama
sidang umum, saya tak terfikir akan memberlakukan jam malam.
Bagaimana dengan mogok kuliah dan mogok sekolah itu?
Mogok itu kan tidak dikenal dalam Demokrasi Pancasila. Mogok itu
kan dalam alam liberal, cara-cara Barat. Selain itu, kalau
mereka ada kuliah atau tidak masuk sekolah, itu bebas, hak
masing-masing. Tidak ada larangan. Tapi ini tidak mereka tidak
sekolah atau kuliah, tapi di sekolah atau kuliah lalu
menghasut, mengacau. Tindakan mengacau ini yang melanggar
ketentuan Departemen P dan K, dan ini melanggar hukum pula yang
dilarang. Kalau tidak mau kuliah, silakan, mereka kan rugi
sendiri. Tinggal saja di rumah, tapi jangan mengacau kampus.
Kalau mengacau, bisa diskors.
Jadi yang dilarang bukan mogoknya?
Bukan. Kalau ada pasukan masuk kampus, itu karena di sana ada
tindakan melawan hukum.
Sudah setahu atau seijin P dan K?
Sudah. Memang ada desas-desus bahwa demi keamanan lalu ABRI
'menduduki' kampus. 'Menduduki' itu kan atas permintaan rektor.
Rektor atau kepala sekolah itu yang bertanggungjawab meniaga
ketertiban dan keamanan kampus atau sekolahnya. Tapi kalau
ternyata mereka tak sanggup, dan minta hantuan Laksusda, kita
baru bertindak. Tapi memang ada hal-hal lain yang dilarang
seperti pasang poster dan demonstrasi. Kita sama sekali tidak
berniat 'menduduki' kampus. Buat apa? Buang-buang waktu dan
tenaga saja. (Tertawa).
Dalam jumpa pers hari Jum'at kemarin Pak Domo menyatakan selama
berita itu merupakan fakta, boleh dimuat. Soalnya ialah
bagaimana penafsiran tentang fakta itu.
Fakta itu ya sesuatu yang terjadi. Orang ketabrak mobil
misalnya, sampai mati. Itu fakta. Tapi ada 2 versi. Yang satu,
tanpa mengecek dulu, menyatakan orangnya yang salah. Tapi versi
saya mobilnya yang salah. Mula-mula orangnya yang salah, lalu
dimuat di koran dan orang pcrcaya, tahu-tahu mobilnya yang
salah. Untuk membantahnya, orangkan tak baca lagi? Dan
sedikitnya kan sudah mencapai pendapat umum? Ini bahayanya kalau
tidak tahu persis persoalanaya. Tapi kalau memang ada fakta
bahwa ada anak-anak demonstrasi bava poster lalu ada yang kena
pukul oleh pasukan ABRI --ini boleh dimuat, tak ada persoalan.
Tapi jangan lalu ditambahi dengan "demi perjuangan ini itu" dan
sebagainya.
Pemogokan kuliah atau sekolah juga boleh dimuat? Boleh, silakan.
Asal itu fakta.
Tidakkah hal itu melanggar konsensus--setelah adanya
pembreidelan-tak boleh memuat hal-hal yang 'meresahkan'?
Sebenarnya ya melanggar. Tapi pokoknya kalau memang fakta bahwa
ada yang mogok belajar sekian orang, apalagi kalau dicek dulu,
tak ada masalah.
Tapi apa benar ada larangan melaporkan atau memotret
kejadian-kejadian seperti itu?
Boleh saja. Tak ada persoalan. Boleh sebagai dokumentasi,
barangkali penting untuk 10 tahun lagi. (Tertawa). Kalau pun
memuat, ya jangan terlalu ditonjolkan seginya yang negatif.
Orang-Orang Itu
(Sementara itu sebuah sumber TEMPO menyatakan, sejak beberapa
waktu ini ada beberapa orang yang pendapat-pendapatnya dilarang
dimuat oleh pers).
Apakah ketentuan melarang mengutip orang-orang itu masih
berlaku? Sampai kapan?
Masih berlaku, sampai sidang umum MPR selesai.
Setelah sidang selesai, apakah mereka boleh dikutip?
Ketentuannya akan berubah, tergantung pada yang bersangkutan.
Bolehkah wawancara dengan mereka tentang soal-soal non politik?
Ooo, boleh. Silakan. Yang saya persoalkan yang ada hubungannya
dengan mahasiswa.
Bapak juga menyatakan tidak mematikan perjuangan mahasiswa.
Bagaimana penjelasannya?
Kita tidak bermaksud mematikan perjuangan mahasiswa. Ada enam
hal yang perlu diperhatikan: titik tolaknya sama, jangan
generalisasi, jangan a priori, jangan kontravensi, jangan
menghasut, jangan dengan radikalisme. Dan karena mahasiswa itu
bukan parpol, salurkan kritik lewat DPR-MPR.
Sekarang pengertian kebebasan mimbar akademis. Boleh bicara,
tapi syaratnya harus memperhatikan 3 norma ilmiah, hukum, moral.
Kalau 3 norma ini dipenuhi, boleh. Mempersoalkan politik boleh,
tapi jangan disertai tindakan politik, sebab mereka bukan
kekuatan politik. Lalu tentang kekuatan moral. Kekuatan moral
itu memang suatu idealisme, tapi jangan berkembang jadi kekuatan
fisik atau politik. Yang sekarang ini kan berkembang ke sana.
Melalui mulut, kritik disampaikan kepada pemerintah berdasarkan
3 norma, boleh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini