TRAGEDI ini bermula mungkin karena lambatnya proses birokrasi.
Seperti diketahui, hampir di tiap ibukota kabupaten, propinsi
dan-- tentu saja di Jakarta secara serentak di langsungkan
pameran pembangunan. Semua untuk menyambut peringatan Hari
Kebangkitan Nasional 20 Mei yang lalu. Banjarmasin termasuk
salah sebuah kota di kawasan Propinsi Kalimantan Selatan yang
juga melangsungkan pameran pembangunan itu, dimulai tepat pada
tanggal 20 Mei pula.
Bagi Abdul Kadir BA (49 tahun), Kepala Kantor Wilayah (Kanwil)
Deppen Kalimantan Selatan, hari-hari pameran itu tentu banyak
menyita waktu dan tenaganya. Karena itu, masih dengan badan yang
agak lesu, Ahad 23 Mei pagi itu, secara santai saja dia
mengenakan kain sarung menerima tamunya sekaligus bawahannya,
Haji S, Kepala Kantor Penerangan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Tapi hanya beberapa menit saja setelah sang tamu dan tuan rumah
berbincang-bincang, Abdul Kadir Ali tiba-tiba terhuyung-huyung
menuju mobilnya di depan rumah.Dengan didampingi anaknya yang
berusia 14 tahun mobil dikemudikannya sendiri menuju rumah
sakit. Darah yang banyak mengalir dari luka di lambung kirinya
menyebabkan Abdul Kadir jatuh pingsan begitu sampai di rumah
sakit, Banjar Baru. Ia tak tertolong lagi. Dia menghembuskan
nafas penghabisan tak lama setelah berada di RS Ulin Banjarmasin
Berita kematian itu tentu diterima penduduk Banjarmasin dengan
rasa terkejut. Sebab para pendengar radio Banjarmasin masih
ingat, sehari sebelumnya masih mendengar wawancara Kepala Kanwil
Deppen itu dengan reporter RRI. Bahkan pada hari yang sama
almarhum masih sempat bergurau dengan Ketua PWI Banjarmasin di
kantor gubernur. "Lusa saya hendak ke Jakarta', katanya kepada
Anang Adenansi, Ketua PWI Banjarmasin seperti diungkapkannya
kepada TEMPO. Benar juga. Tapi dengan suasana lain: 24 Mei
itu, jenazah Abdul Kadir Ali -- yang baru 16 bulan bertugas di
Banjarmasin -- dibawa ke Jakarta.
Belum Didrop
Yang jadi tertuduh sebagai pembunuh Kepala Kanwil Deppen
Kalimantan Selatan itu tentu saja Haji S, bawahan almarhum.
Seorang putera Kadir Ali yang masih berusia 14 tahun
menyaksikan ketika ayahnya ditusuk oleh sang tamu. "Pembunuhan
itu sudah direncanakan lebih dulu", kata drs. Yacob Adamy, adik
ipar almarhum sambil menunjukkan bukti bahwa pada diri tertuduh
didapati sebilah keris dan pisau ketika dia menyerahkan diri
pada pihak kepolisian. Dengan senjata pisau itulah si tertuduh
menusuk atasannya.
Tak banyak keterangan yang dapat diungkapkan perihal latar
belakang kejadian itu. Namun sumber-sumber TEMPO di Kanwil
Deppen Banjar Baru menyebut uang untuk pameran pembangunan
merupakan pangkal soal. Untuk menyelenggarakan pameran itu
setiap kantor penerangan kabupaten akan didrop uang
masing-masing Rp 600.000 oleh Deppen Rl. Tapi untuk Kalimantan
Selatan uang itu belum dikirim Pusat, sementara pameran sudah
berlangsung. Untuk mengatasinya Abdul Kadir Ali mengambil
kebijaksanaan dengan cara meminjam pada kas Kantor Gubernur
Kalsel. Dari sini kemudian didapat pinjaman dan setelah dibagi
rata di antara 10 kabupaten yang ada di Kalimantan elatan
masing-masing mendapat Rp 250.000 Dugaan banyak pihak adalah
Haji S telah salahduga dengan mengira bahwa uang yang dari
Pusat telah dipermainkan Kadir Ali. Sementara itu menurut harian
Banjarmasin Post, Kepala Kantor Penerangan Hulu Sungai Tengah
itu sempat ditinju oleh seorang pejabat lainnya di Barabai.
Pemukulan ini kabarnya juga lantaran Haji S dicurigai oleh
peserta-peserta pameran telah mempermainkan uang pameran yang
disebutkan berjumlah Rp 600000 itu. Siapa pejabat itu tak
diberitakan, demikian pula tak disebut apakah dia juga akan
diusut dalam hubungan peristiwa ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini