Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Terbunuhnya abdul kadir

Abdul kadir, 49, kakanwil deppen kal-sel terbunuh. di duga karena mempermainkan uang pameran pembangunan yang diberikan deppen ri pada tiap kabupaten untuk mengadakan pameran. masalahnya sedang diusut. (nas)

5 Juni 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TRAGEDI ini bermula mungkin karena lambatnya proses birokrasi. Seperti diketahui, hampir di tiap ibukota kabupaten, propinsi dan-- tentu saja di Jakarta secara serentak di langsungkan pameran pembangunan. Semua untuk menyambut peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei yang lalu. Banjarmasin termasuk salah sebuah kota di kawasan Propinsi Kalimantan Selatan yang juga melangsungkan pameran pembangunan itu, dimulai tepat pada tanggal 20 Mei pula. Bagi Abdul Kadir BA (49 tahun), Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Deppen Kalimantan Selatan, hari-hari pameran itu tentu banyak menyita waktu dan tenaganya. Karena itu, masih dengan badan yang agak lesu, Ahad 23 Mei pagi itu, secara santai saja dia mengenakan kain sarung menerima tamunya sekaligus bawahannya, Haji S, Kepala Kantor Penerangan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tapi hanya beberapa menit saja setelah sang tamu dan tuan rumah berbincang-bincang, Abdul Kadir Ali tiba-tiba terhuyung-huyung menuju mobilnya di depan rumah.Dengan didampingi anaknya yang berusia 14 tahun mobil dikemudikannya sendiri menuju rumah sakit. Darah yang banyak mengalir dari luka di lambung kirinya menyebabkan Abdul Kadir jatuh pingsan begitu sampai di rumah sakit, Banjar Baru. Ia tak tertolong lagi. Dia menghembuskan nafas penghabisan tak lama setelah berada di RS Ulin Banjarmasin Berita kematian itu tentu diterima penduduk Banjarmasin dengan rasa terkejut. Sebab para pendengar radio Banjarmasin masih ingat, sehari sebelumnya masih mendengar wawancara Kepala Kanwil Deppen itu dengan reporter RRI. Bahkan pada hari yang sama almarhum masih sempat bergurau dengan Ketua PWI Banjarmasin di kantor gubernur. "Lusa saya hendak ke Jakarta', katanya kepada Anang Adenansi, Ketua PWI Banjarmasin seperti diungkapkannya kepada TEMPO. Benar juga. Tapi dengan suasana lain: 24 Mei itu, jenazah Abdul Kadir Ali -- yang baru 16 bulan bertugas di Banjarmasin -- dibawa ke Jakarta. Belum Didrop Yang jadi tertuduh sebagai pembunuh Kepala Kanwil Deppen Kalimantan Selatan itu tentu saja Haji S, bawahan almarhum. Seorang putera Kadir Ali yang masih berusia 14 tahun menyaksikan ketika ayahnya ditusuk oleh sang tamu. "Pembunuhan itu sudah direncanakan lebih dulu", kata drs. Yacob Adamy, adik ipar almarhum sambil menunjukkan bukti bahwa pada diri tertuduh didapati sebilah keris dan pisau ketika dia menyerahkan diri pada pihak kepolisian. Dengan senjata pisau itulah si tertuduh menusuk atasannya. Tak banyak keterangan yang dapat diungkapkan perihal latar belakang kejadian itu. Namun sumber-sumber TEMPO di Kanwil Deppen Banjar Baru menyebut uang untuk pameran pembangunan merupakan pangkal soal. Untuk menyelenggarakan pameran itu setiap kantor penerangan kabupaten akan didrop uang masing-masing Rp 600.000 oleh Deppen Rl. Tapi untuk Kalimantan Selatan uang itu belum dikirim Pusat, sementara pameran sudah berlangsung. Untuk mengatasinya Abdul Kadir Ali mengambil kebijaksanaan dengan cara meminjam pada kas Kantor Gubernur Kalsel. Dari sini kemudian didapat pinjaman dan setelah dibagi rata di antara 10 kabupaten yang ada di Kalimantan elatan masing-masing mendapat Rp 250.000 Dugaan banyak pihak adalah Haji S telah salahduga dengan mengira bahwa uang yang dari Pusat telah dipermainkan Kadir Ali. Sementara itu menurut harian Banjarmasin Post, Kepala Kantor Penerangan Hulu Sungai Tengah itu sempat ditinju oleh seorang pejabat lainnya di Barabai. Pemukulan ini kabarnya juga lantaran Haji S dicurigai oleh peserta-peserta pameran telah mempermainkan uang pameran yang disebutkan berjumlah Rp 600000 itu. Siapa pejabat itu tak diberitakan, demikian pula tak disebut apakah dia juga akan diusut dalam hubungan peristiwa ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus