Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Teror Berulang kepada Pemimpin Tabloid 'Jubi'

Selain mobilnya dirusak, Pemimpin Umum Tabloid Jubi, Victor C. Mambor, di-doxing dan diintimidasi di media sosial.

24 April 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jurnalis Papua, Victor Mambor melaporkan kerusakan mobilnya di kantor polisi. Dok. AJI Jayapura

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Mobil Pemimpin Umum Tabloid 'Jubi', Victor C. Mambor, sengaja dirusak oleh orang tak dikenal pada Rabu lalu.

  • Victor juga berkali-kali mendapat intimidasi, provikasi, dan doxing di media sosial.

  • Berbagai teror itu diduga kuat terkait dengan pemberitaan 'Jubi' tentang insiden penembakan guru di Beoga, Kabupaten Puncak.

JAKARTA – Pemimpin Umum Tabloid Jubi, Victor C. Mambor mendapat serangan teror dan intimidasi pada Rabu lalu. Mobil Isuzu D’max milik Victor sengaja dirusak oleh seseorang. Teror tersebut diduga kuat terkait dengan berbagai pemberitaan tabloid Jubi selama sebulan terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dugaan saya, teror ini karena pemberitaan Jubi tentang penembakan terhadap guru di Distrik Beoga,” kata Victor, kemarin. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Insiden penembakan terhadap guru di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, terjadi pada 8 dan 9 April lalu. Peristiwa ini menyebabkan dua orang guru bernama Oktovianus Rayo dan Yonatan Renden meninggal. Kepolisian Daerah Papua menduga pelaku penembakan terhadap kedua guru tersebut adalah anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB). 

Victor mengatakan tabloid Jubi gencar memberitakan insiden penembakan tersebut. Apalagi, setelah peristiwa itu, banyak guru di Distrik Beoga memilih mengungsi karena ketakutan. “Sejak pemberitaan itu, saya diteror di media sosial dengan nada provokatif, juga diintimidasi,” katanya. 

Selain menyerang pribadi Victor, berbagai konten bernada negatif yang menyudutkan Jubi bermunculan di media sosial.

Jenazah guru sekolah dasar Oktovianus Rayo yang meninggal akibat ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) tiba di kamar jenazah RSUD Mimika, Papua, 10 April 2021. ANTARA/Sevianto Pakiding

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jayapura, Lucky Ireeuw, menceritakan kronologi teror berupa perusakan mobil Isuzu D’max milik Victor tersebut. Peristiwa itu diperkirakan terjadi antara pukul 00.00 dan 02.00 WIT, Rabu lalu. Mobil itu terparkir di tepi jalan samping rumah Victor, di Jayapura Utara, Jayapura. Saat kejadian, kata dia, istri Victor sempat mendengar bunyi seperti orang sedang memukul sesuatu dengan kencang. 

Pada pagi harinya, Victor mendapati mobilnya telah rusak. Kaca depan kendaraan Isuzu D’max itu retak karena dipukuli dengan benda tumpul. Lalu kaca mobil sebelah kiri depan dan belakang juga hancur. Pintu depan dan belakang sebelah kiri mobil penuh dengan coretan dan cat pylox berwarna oranye. 

“Kami menduga kuat ini terkait dengan pemberitaan yang dipublikasikan Jubi,” kata Lucky. 

Victor sudah melaporkan insiden tersebut ke Kepolisian Sektor Jayapura Utara, Kamis lalu. Pada hari yang sama, polisi mendatangi lokasi kejadian. Mereka melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Sesuai dengan informasi yang diterima Victor, polisi dari Polda Jayapura juga berencana melakukan olah TKP pada hari ini. 

Polisi juga sudah memeriksa Victor sebagai pelapor. Namun Victor belum mengajukan saksi-saksi yang bisa dimintai keterangan karena dirinya belum mengetahui apakah ada orang yang menyaksikan insiden tersebut. 

“Sejauh ini saya tidak tahu apakah ada saksi yang melihat,” katanya. “Tapi ada yang mendengar bunyi kaca mobil pecah karena dipukul dan bunyi kendaraan yang parkir di samping rumah saya.” Victor berharap polisi segera menangkap pelaku dan mengungkap motif di balik teror tersebut. 

Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) perwakilan Papua turun tangan memantau dan menangani teror ini. Mereka mendatangi lokasi kejadian perkara serta memeriksa empat saksi. Keempatnya adalah Victor serta tiga orang tetangga Victor. 

“Kesimpulan kami, teror ini direncanakan oleh kurang-lebih dua orang atau dengan pihak lain,” kata Kepala Kantor Komnas HAM perwakilan Papua, Frits Ramandey, kepada Jubi, kemarin. 

Dari keterangan para saksi, Komnas HAM memperoleh informasi bahwa mereka mendengar bunyi benturan benda seperti dipukul. Lalu ada saksi yang melihat dua orang mengendarai sepeda motor berhenti di depan mobil korban. Seorang dari pengendara motor itu mendekati mobil Victor, lalu merusaknya dengan menggunakan benda seperti kapak kecil. 

Ramandey juga mendapat informasi bahwa, satu bulan sebelum teror tersebut, mobil Victor sempat mengalami rem blong dan ia hampir kecelakaan. Lalu Victor mengecek tabung yang semestinya berisi minyak rem justru berisi minyak power steering atau alat yang digunakan pada sistem kemudi mobil. 

FRISKI RIANA | RUSMAN PARAQBUEQ

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus