Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menolak pengadaan mobil dinas baru. Ia memilih mengalihkan anggaran mobil dinas yang sudah ditetapkan dalam APBD 2025 itu untuk penanganan sampah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menilai mobil dinas pejabat sebelumnya masih layak digunakan. "Daripada anggaran itu buat beli mobil dinas baru, lebih baik kita pakai untuk membuat atau menambah gerobak sampah baru sehingga masalah sampah di Yogya lebih tertangani," kata mantan Bupati Kulon Progo dua periode itu, Senin 3 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggaran untuk mobil dinas baru Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta sudah teralokasikan dalam APBD 2025 dengan nilai sekitar Rp 3 miliar.
Namun di sisi lain, Kota Yogyakarta saat ini masih dalam situasi darurat sampah, di mana banyak kasus sampah menumpuk tak terangkut.
Hasto menilai, ia dan wakilnya sudah sepakat jika dalam kepemimpinannya
mindset penyelenggaraan pemerintah daerah harus dilakukan dengan cara efektif dan efisien. Artinya, anggaran-anggaran pelayanan publik harus diprioritaskan dibanding untuk fasilitasi pejabat. "Jadi ketika saya diberitahu akan dibelikan mobil dinas baru, saya bilang mobil lama masih bagus, usianya baru tiga atau empat tahun," kata salah satu pengajar di Sekolah Partai PDI Perjuangan itu.
Ia kemudian meminta anggaran pembelian mobil baru itu ditiadakan saat pembahasan APBD perubahan. "Untuk penanganan sampah," kata dia.
Dari perhitungan kasarnya, Hasto melanjutkan, anggaran untuk membeli mobil dinas baru itu bisa membuat gerobak sampah yang bisa menangani atau mengkover sampah di sekitar 600 RW di Kota Yogyakarta. "Harga per unit gerobak sampah itu sekitar Rp 5 juta," kata dia.
Tak hanya menolak mobil dinas baru. Hasto juga mengaku akan melakukan refocusing anggaran pada fasilitas lain yang sudah dianggarakan dalam APBD 2025. Seperti mebeler "Kemarin juga mau dibelikan tempat tidur baru, tidak usah, tempat tidur yang lama ada, mebel baru juga tidak usah karena yang lama juga masih bagus," ujarnya.
Hasto menuturkan untuk mengintensifkan upaya penanganan sampah di Kota Yogyakarta, pertama memang akan membersihkan seluruh depo agar tak lagi jadi pusat tumpukan.
Kemudian, sampah-sampah rumah tangga akan diambil oleh penggerobak sampah dengan sistem jemput bola agar warga tak membuangnya ke depo langsung.
"Kami juga meminta Satpol PP untuk menjaga area-area yang rawan menjadi tempat pembuangan sampah liar, agar dijaga 24 jam," kata dia.
Hasto menyatakan, sejumlah unit usaha seperti hotel, restoran, hingga instansi seperti pendidikan juga tidak lagi membuang sampah ke depo. Namun mengolah sampahnya sendiri.