Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Terkini, Sabtu, 3 Agustus 2024, diawali dengan berita soal Institut Pertanian Bogor atau IPB University memenangkan kompetisi Statistika Ria dan Festival Sains Data alias Satria Data 2024. Tim mahasiswa IPB memenangkan banyak kategori dalam ajang tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita berikutnya memgenai kelebihan dan kekurangan peramban DuckDuckGo yang baru diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sejak 30 Juli lalu. DuckDuckGo sebelumnya diblokir karena berisi konten terkait judi online dan pornografi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artikel ketiga mengenai Kopi Arabika yang sedang terancam krisis iklim. Merujuk ulasan Earth.com, sekitar 80 persen produksi kopi jenis ini akan terdampak oleh perubahan iklim. Para peneliti terdorong untuk menemukan varietas alternatif.
IPB University meraih gelar juara umum di ajang kompetisi Statistika Ria dan Festival Sains Data atau Satria Data 2024. Disaring dari 5.307 peserta, babak akhir Satria Data diikuti oleh 120 mahasiswa dari 18 perguruan tinggi di Indonesia.
Kompetisi tersebut digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Telkom University, Bandung, pada 29 Juli hingga 1 Agustus 2024. Beberapa bentuk lombanya adalah pemecahan masalah statistika dan data, serta penyajian data dalam sebuah infografis.
DuckDuckGo sudah lama menjadi salah satu alternatif mesin yang nyaman dipakai karena bisa menjaga privasi riwayat pencarian penggunanya. Peramban ini tidak menampilkan iklan yang ditargetkan berdasarkan riwayat pencarian ketika menjelajah. Ada pula skema enkripsi https untuk memastikan setiap permintaan pencarian dilindungi dan aman.
Sebagai sebuah produk digital, DuckDuckGo juga memiliki kelemahan. Karena kalah dari sisi algoritma, hasil pencarian peramban ini lebih sedikit dibanding mesin pencari lainnya, DuckDuckGo juga tidak memiliki fitur pencarian gambar dan video.
Di seluruh dunia, konsumen menikmati lebih dari 2,2 miliar cangkir kopi setiap hari, baik kopi Arabika maupun Robusta. Arabika menduduki posisi terfavorit karena aromanya yang khas, namun kopi ini terancam krisis iklim.
Felipe Ferrao, asisten ilmuwan peneliti dari Universitas Florida, dan rekan-rekannya dari RD2 Vision (Prancis) dan Incaper Institution (Brasil), tengah berupaya menemukan kultivar kopi yang berpotensi menggantikan Arabika dalam jangka panjang. Ada dua cara yang bisa mencari pengganti Arabika: mengadaptasi praktik budidaya kopi ke lingkungan baru atau berfokus pada spesies yang lebih tangguh.