Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tugas Khusus untuk Dino

Kabar santer yang beredar di Istana pekan lalu: Presiden memberikan skorsing satu pekan kepada juru bicaranya, Dino Patti Djalal.

12 Februari 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESIDEN Susilo Bambang Yu-dhoyono gusar. Pidato kenegaraan untuk menyambut kedatangan Ratu Sofia dari Kerajaan Spanyol belum siap di meja kerjanya. Padahal sang Ratu akan tiba di Jakarta dalam hitungan hari.

Segera saja dia memanggil staf khu-susnya untuk urusan luar negeri, Dino Patti Djalal, yang bertugas menyelesaikan naskah pidato itu. ”Bagaimana pidato saya, Dino?” tanya Presiden. Yang ditanya sigap menjawab, ”Sudah siap, Pak.”

Yang tidak diketahui Dino, Presiden sudah menanyakan hal yang sama kepada staf Istana lain dan mendapat jawaban berbeda. Pidato itu sejatinya belum siap benar. Sontak air muka Presiden berubah. Sumber Tempo di Istana menuturkan, Presiden kecewa Dino tak terbuka menyampaikan laporan perkembangan tugasnya.

Akibat insiden itu, Dino mendapat sanksi skorsing dari tugas kenegaraan selama satu pekan. Sepanjang pekan lalu, pria necis yang biasanya selalu mendampingi Presiden saat menerima tamu penting negara itu hanya mendekam di ruang kerjanya, di lantai dua gedung Bina Graha.

Dino tak tampak saat Ratu Sofia berkunjung, Senin pekan lalu. Juga ketika Presiden Swiss, Micheline Calmy-Rey, untuk pertama kalinya datang ke Jakarta, Rabu lalu. Dino terakhir tampak mendampingi Yudhoyono pada saat Presiden meninjau korban banjir di Kampung Melayu, Jakarta Timur, dua pekan lalu.

Dino membantah semua kabar ini. Dia mengaku hanya mendapat tugas khusus dari Presiden. ”Memang ada tugas yang di luar jadwal,” katanya kepada wartawan, akhir pekan lalu. ”Tidak ada yang luar biasa.” Didesak berapa kali pun, Dino tetap diam, menolak menjelaskan apa tugas spesial yang dibebankan Presiden ke pundaknya.

Namun, kabar yang santer beredar di Istana berbeda seratus delapan puluh derajat. Pergunjingan merebak hebat. Presiden Yudhoyono kabarnya sudah lama mangkel pada Dino. Selain soal pidato yang tidak rampung pada tenggatnya, ada hal lain yang membuat Yudhoyono tak nyaman.

Tatkala banjir besar melanda Jakarta pada awal Februari lalu, Dino bersama kawan dekatnya, Wakil Duta Besar Swedia Ulf Samuelsson, menggalang bantuan untuk korban banjir di Ke-mang, Jakarta Selatan. ”Ini inisiatif kami sebagai warga Kemang, untuk membantu korban di wilayah permukiman kami,” kata Ulf.

Sumbangan yang terkumpul berupa selimut, makanan bayi, dan sejenisnya. ”Tidak ada uang,” katanya lagi. Masih menurut Ulf, aksi sosial itu murni ini-siatif pribadi-pribadi.

Alih-alih mendapat pujian, aksi ke-manusiaan Dino justru menuai salah paham. Ada pejabat di Departemen Luar Negeri yang mendapat kabar bahwa Dino mengumpulkan duta besar negara sahabat untuk membantu korban banjir Jakarta. Dia dinilai lancang, melangkahi kewenangan Pejambon, kantor Departemen Luar Negeri.

Informasi tidak akurat inilah yang konon sampai ke telinga SBY. Ia lalu menjatuhkan skorsing untuk anak buahnya yang masuk dalam ”perangkat melekat” Istana itu.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Kristiarto Soeryo Legowo menolak berkomentar tentang kabar ini. ”Soal Pak Dino itu bukan wilayah kami untuk berkomentar,” katanya pendek.

Dino dikenal sebagai diplomat muda dengan karier cemerlang. Berbekal gelar doktor dalam bidang hubungan internasional dari kampus bergengsi London School for Economic and Political Science, Inggris, dia sempat menjabat kepala departemen politik di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amerika Serikat, sebelum menjadi Direktur Amerika Utara dan Amerika Tengah.

Ketika Yudhoyono terpilih menjadi presiden tiga tahun lalu, putra diplomat senior Hashim Djalal ini diangkat menjadi staf khusus dan langsung mendapat posisi istimewa di lingkaran inti Istana. ”Tapi, dengan tak diaktifkan seperti ini, artinya Presiden sudah tak berkenan lagi,” kata seorang staf protokol Istana.

Sayang, tak ada satu pun punggawa Istana yang bersedia mengkonfirmasi kabar di balik tugas khusus Dino ini. Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi menegaskan, Dino akan kembali aktif bekerja pada Senin ini. Staf khusus Presiden lainnya, Heru Lelono, malah mengaku tidak ada persoalan apa pun seputar menghilangnya Dino. ”Tidak ada setrap-setrapan. Memangnya kami ini anak sekolahan,” katanya sambil tertawa.

Wahyu Dhyatmika, Badriah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus