Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Wamendagri Minta Kepala Daerah Antisipasi Lonjakan Harga Pangan Menjelang Ramadan

Wamendagri Bima Arya menyebutkan, dua hal utama, pertama, kenaikan harga jagung di tingkat peternak. Kedua harga gabah kering

4 Februari 2025 | 18.22 WIB

Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya memberikan keterangan pers setelah melakukan audiensi dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi di gedung Merah Putih KPK, Jakarta, 23 Januari 2025. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya memberikan keterangan pers setelah melakukan audiensi dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi di gedung Merah Putih KPK, Jakarta, 23 Januari 2025. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -- Wakil Menteri Dalam Negeri  (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto meminta kepala daerah untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan menjelang Ramadan. Bima Arya juga meminta kepala daerah memastikan serapan gabah berjalan secara maksimal. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Bima Arya menyebutkan, dua hal utama yang perlu menjadi perhatian daerah. Pertama, kenaikan harga jagung di tingkat peternak. Kedua harga gabah kering petani. Ia mengingatkan harga jagung sudah menembus lebih dari Rp 7.000 per kilogram, sehingga perlu pemantauan ketat terhadap produksi dan distribusinya. “Ini perlu dimonitor, baik itu produksi maupun distribusinya oleh teman-teman di daerah dan dinas terkait,” ujar  Bima Arya seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian Dalam Negeri pada Selasa, 4 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Politikus Partai Amanat Nasional ini menekankan pentingnya percepatan serapan gabah oleh Badan Urusan Logistik (Bulog), yang ditargetkan menyerap 30 juta ton di 26 provinsi. Ia meminta kepala daerah, dinas terkait, Tentara Nasional Indonesia (TNI), serta Kepolisian (Polri) untuk mendukung penuh agar serapan gabah berjalan sesuai rencana.  “Karena betul-betul krusial ini, target harus diserap secara semaksimal mungkin,” katanya.

Dalam kalender Hijriah 1446 H yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, awal Ramadan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Namun, jadwal ini masih bersifat tentatif dan dapat berubah sewaktu-waktu, tergantung hasil keputusan resmi pemerintah. Hingga saat ini, pemerintah belum menetapkan secara pasti kapan awal Ramadan dimulai karena masih menunggu hasil sidang isbat. 

Sidang isbat sendiri merupakan forum penentuan awal bulan dalam kalender Hijriah yang didasarkan pada pemantauan hilal yang biasanya dilakukan pada tanggal 29 Syaban, yang dalam kalender Masehi bertepatan dengan 28 Februari 2025.

Nahdlatul Ulama (NU) hingga saat ini belum mengumumkan secara resmi tanggal awal puasa Ramadan 2025. Adapun Muhammadiyah melalui Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. 

Keputusan Muhammadiyah didasarkan pada perhitungan ilmiah yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Selain itu, Muhammadiyah juga telah menentukan Idul Fitri 1446 Hijriah akan dirayakan pada Minggu, 30 Maret 2025.

Daniel Ahmad Fajri

Daniel Ahmad Fajri

Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan pada 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus