Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Wasiat Gus Dur Menurut Khofifah: Lebih Suka Disebut Sosok Humanis

Khofifah Indar Parawansa menyebut mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lebih suka disebut sebagai sosok humanis daripada pluralis

31 Desember 2020 | 19.06 WIB

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
Perbesar
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lebih suka disebut sebagai sosok humanis daripada pluralis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Beliau lebih suka disebut humanis karena toleransi itu ada bila sisi kemanusiaan seseorang itu lebih dominan," ujarnya saat menghadiri Haul Ke-11 Gus Dur oleh PW GP Ansor Jatim di Gedung PWNU Jatim secara daring, Rabu 30 Desember 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam siaran persnya, Khofifah menjelaskan ada wasiat Gus Dur minta agar batu nisannya ditulis "The Humanist Died Here" (Di sini berbaring seorang Humanis). "Wasiat itu baru saya sampaikan saat Haul Ke-5 di dekat makam beliau di Tebuireng," ucapnya.

Khofifah mengaku cukup lama tidak mau memberikan testimoni tentang Gus Dur. Kendati sering mendampingi Gus Dur saat jalan-jalan pagi setelah Subuh di Istana Negara, namun ia akhirnya menyampaikan wasiat soal tulisan "Humanist" untuk nisan itu saat Haul Ke-5 di dekat makam Gus Dur.

"Bertahun-tahun, saya tidak mau menyampaikan testimoni tentang beliau, karena saya merasa hanya tukang kupas jagung rebus atau buah-buahan untuk beliau, termasuk mendampingi saat jalan-jalan setelah Subuh, tapi di dekat makam beliau akhirnya saya sampaikan wasiat yang disampaikan kepada saya sejak dua tahun sebelum wafat hingga tujuh hari menjelang wafat beliau," ungkapnya.

Menurut mantan Meneg Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Gus Dur dan Mensos di era Presiden Jokowi itu, humanisme itu juga disampaikan Gus Dur ke seluruh dunia.

"Di AS, Gus Dur pernah bilang bahwa 'Di negeri saya, saya lindungi minoritas, maka tolong negara anda juga melindungi minoritas'," ujar Khofifah mengutip Presiden Gus Dur.

Mantan anggota DPR dari PPP dan PKB itu menyatakan buku tentang Gus Dur yang memimpin negeri ini dalam 22 bulan lebih banyak daripada tentang Presiden Soeharto yang memimpin selama 30 tahunan.

"Tapi, buku yang ada mayoritas masih menunjukkan sosok Gus Dur sebagai pluralis, padahal Gus Dur lebih suka disebut sebagai humanis atau Bapak Kemanusiaan," tutur Khofifah.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus