Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Hanura periode 2019-2024 Oesman Sapta Oedang atau Oso mengaku terkejut saat mendengar kabar Wiranto yang mengundurkan diri dari jabatan Dewan Pembina Partai. Ia mengatakan jabatan yang diisi Wiranto tak pernah diakui oleh Hanura maupun pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ya saya juga terkejut mundurnya dari (jabatan) mana. Kalau mundur itu kan kalau ada di tempat (jabatan tertentu). Tapi kalau umpamanya di tempatnya enggak ada, dia mundur, kan saya juga gak ngerti," kata Oso seusai Munas di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu, 18 Desember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oso mengatakan Wiranto saat ini menjabat sebagai anggota biasa di Partai Hanura. Sejak Wiranto melepas jabatan Ketua Umum pada 2016 kepada Oso, seharusnya Wiranto tak lagi menjabat jabatan khusus di Hanura. Saat itu, Wiranto melepas jabatan ketua umum karena ditunjuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan oleh Presiden Joko Widodo.
Pada 2018, Wiranto hadir dalam Munaslub Hanura di Bambu Apus. Saat itu, ia mengklaim dirinya sebagai Dewan Pembina partai. Namun Oso mengatakan munaslub itu tak sah dan hasil munaslub pun tak diakui oleh negara. Kementerian Hukum dan HAM, kata Oso, hanya menerima hasil Munas Hanura di Solo pada 2015 silam.
Oso pun mengatakan tak ingin memperpanjang masalah jabatan Wiranto itu. Ia menyebut wajar saja jika seseorang, dalam hal ini Wiranto berbuat kesalahan.
"Kekhilafan setiap manusia kan pasti ada, saya juga bisa khilaf, apalagi Pak Wiranto. Yang penting kita baik-baik saja lah. Karena apa niat kita untuk besarkan partai ini semua," kata Oso.
Wiranto menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Dewan Pembina partai di Hotel Century, Jakarta Selatan, Rabu, 18 Desember 2019. Pernyataan ini dilakukan saat Munas sedang berjalan.