Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Lokomotif penarik gerbong kereta api untuk angkutan Lebaran dipastikan siap beroperasi. Total 246 lokomotif yang digunakan untuk angkutan Lebaran, dan 111 unit lokomotif di antaranya beroperasi di Pulau Jawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Balai Yasa Yogyakarta sebagai bengkel lokomotif terbesar sejak awal 2019 telah menyelesaikan perbaikan rutin 43 lokomotif. Saat ini ada enam lokomotif di luar jadwal perbaikan rutin yang masih ditangani Balai Yasa.
"Ada 43 lokomotif yang memang sudah dijadwalkan untuk perbaikan rutin. Saat ini hanya ada enam lokomotif di luar jadwal perbaikan rutin yang masih diperbaiki," kata Executive Vice President Balai Yasa Yogyakarta, Hasim Suwondo di dalam bengkel kereta api terbesar di Asia Tenggara itu, Senin 20 Mei 2019.
Semua lokomotif untuk angkutan Lebaran 2019 sudah mendapat perawatan sesuai prosedur. Perawatan ini sudah terjadwal untuk memastikan kelaikan lokomotif, termasuk pengecekan mesin secara total. "Semua lokomotif andal dan persiapan sudah maksimal," kata dia.
Untuk saat ini, ada enam lokomotif yang masih dalam perbaikan dan rencananya digunakan untuk angkutan lebaran 2019. Lokomotif seri CC 206 menjadi andalan tengah dikebut perawatannya untuk angkutan di Pulau Jawa. Rencananya 26 Mei 2019 sudah bisa digunakan untuk angkutan lebaran.
Teknisi memberi tanda kepada masinis usai melakukan pengecekan lokomotif Kereta Api Singosari Ekspres saat peluncuran di stasiun Kota Baru, Malang, Jawa Timur, 19 Agustus 2016. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Lokomotif CC 206 ini buatan 2013 dan 2015 dan termasuk lokomotif yang menerapkan teknologi digital karena seluruh sistem kontrolnya sudah terkomputerisasi. "Lokomotif ini lebih stabil karena sistemnya menggunakan tenaga elektrik, jadi lebih nyaman ketika mengangkut rangkaian," kata Hasim.
Lokomotif seri CC 206 mampu melaju dengan kecepatan hingga 120 kilometer per jam. Setelah menempuh jarak 350 ribu kilometer barulah dilakukan perawatan rutin. "Perawatan setiap dua, empat, dan enam tahun. Jadi lebih tahan lama dan menjadi andalan untuk angkutan Lebaran 2019," kata dia.
Manager Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 6, Eko Budiyanto mengatakan untuk antisipasi kerusakan selama masa angkutan Lebaran, telah disiapkan sejumlah tim untuk melakukan perbaikan dalam kondisi darurat.