Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang menarik dari tampilan pasar seni Art Jakarta 2018. Berada di selasar menuju pintu masuk ruang pasar di Ballroom Pasific Place, dipajang karpet-karpet yang bermotif unik dan lucu. Mengundang minat pengunjung untuk mengabadikan dan melihat lebih dekat karpet-karpet itu. Rupanya karpet-karpet itu adalah karya seni yang dihadirkan untuk menyentuh simpati pengunjung sambil menikmati seni karena karpet-karpet ini dilelang. Lelang dilaksanakan pukul 16.00 sore ini.
Baca juga: Satu Dekade Art Jakarta
Karpet yang biasanya dijadikan alas di ruang tamu atau di kamar dan diinjak-injak, kini derajatnya ‘naik’. Karpet-karpet dengan motif yang menarik ini bahkan bisa menjadi hiasan dinding yang unik. Para seniman muda Indonesia mendesain motif-motif karpet yang dilelang untuk disumbangkan ke Yayasan Mitra Museum dan Yayasan Jantung Sehat. Mereka adalah karpet dan instalasi anjing dan lampu di dinding antara lain Abenk Alter, Aditya Novali, Bambang Toko, Darbotz, Hendra Hehe Harsono, Indieguerillas, Mujahidin Nurrahman, Radi Arwinda, Roby Dwi Antono dan Wedhar Riyadi.
Seorang pengunjung melihat hasil karya seni di booth lelang amal Art Carpet dalam festival seni Art Jakarta 2018 di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, 2 Agustus 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis
Karpet –karpet ini bermotif kekinian, ada yang bermotif komikal, ada pula yang abstrak, bunga-bunga atau wajah manusia. Beberapa pengunjung muda terlihat tertarik mendekat ke karpet-karpet karya para seniman ini. “Yang ini lucu banget, sayang kalau diinjak,” ujar salah satu pengunjung saat melihat karya Indieguriellas, duo seniman asal Yogyakarta.
Direktur Kreatif Art Jakarta Art Jakarta 2018, Rifky Effendi mengatakan bersama tim memilih sesuatu yang menarik,ikonik untuk pengunjung. Pilihan itu jatuh kepada karpet. “Ya pada akhirnya apakah mau dipakai sebagai karpet atau hiasan dinding seperti lukisan tidak masalah karena banyak faktor dari pembeli seperti masalah teknis atau mediumnya,” ujar Rifky kepada Tempo.
Mereka memilih para seniman yang punya nama dan bersedia untuk menyumbangkan karyanya sebagai karya yang dilelang untuk disumbangkan. Harga lelang, kata dia minimal menutup biaya produksi. “Kalau tidak salah minimal Rp 15 juta, tapi itu tergantung tingkat kesulitan dan motifnya,” ujarnya lagi.
Baca juga: Art Stage Jakarta 2017 Gelar Beragam Program
Selain karpet, ada pula karya seni beberapa seniman seperti Darbotz dan Naufal Abshara yang menjadikan lemari es sebagai medium untuk melukis. Karya kreatif ini bekerja sama dengan salah satu merk alat rumah tangga . Hasil lelang lemari es ini juga akan disumbangkan ke DoctorSHARE. Pada tahun lalu pun digelar lelang untuk sneaker costum dan beberapa barang seni lainnya. Harga termahal saat itu terjual Rp 30 juta dari piring karya Aditya Novali.
Pasar seni Art Jakarta sendiri menghadirkan 51 galeri dari dalam dan luar negeri yang menjual ribuan karya ratusan seniman. Bursa seni ini dihelat mulai 2-5 Agustus 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini