Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Cantik, dan Bukan Korban

Jerry Aurum memajang foto-fotonya di Senayan City. Foto yang diambil dari bukunya: Femalography yang meraih The 2nd Best Recommended Book Borders Bookstore Singapura.

12 Maret 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Model itu pasangan balerina kembar: Adella dan Aletta. Jepretan kamera menangkap tubuh mereka sedikit melayang, bertaburan dedaunan dengan latar warna hijau cerah. Sebuah geliat yang menampilkan keluwesan, kelembutan, ketenangan.

Foto berjudul Summer itu menjadi salah satu yang dipamerkan fotografer Jerry Aurum di Senayan City. Empat puluh karyanya dipajang dengan ukuran ”raksasa”: 1,8 meter x 1,2 meter hingga 2,5 meter. Mata kita akan langsung terbetot ke arah pose-pose model yang sudah tersohor: Rachel Maryam, Dian Sastro, Dinna Olivia, Adella-Aletta, Indah Kalalo, VJ Chaty, dan lainnya.

Jerry memotret model tidak seperti model biasanya. Perempuan-perempuan cantik itu ada yang dilempari tepung, direndam dalam air kolam berwarna merah, tubuh dicat biru legam, diambil bayangannya saja, diminta melompat tinggi hingga jungkir balik. Seorang temannya, Moni, praktisi yoga, misalnya, ditampilkan dengan posisi yoga yang sulit.

Jerry melibatkan lebih dari 100 orang profesional di bidangnya, mulai dari model, penata set panggung atau background, desainer pakaian, hingga penata rias dan rambut. Jerry membutuhkan waktu lima tahun untuk mengegolkan proyek ini. Untuk desainer, ia menggaet Sebastian Gunawan. Dan Sebastian merelakan rancangannya yang terkenal glamor, feminin, dan elegan itu diobrak-abrik oleh Jerry. ”Jerry mengeksplorasi secara akrobatik baju-baju rancangan saya, tapi tetap cantik,” kata Sebastian.

Jerry memang menampilkan sejumlah model itu sesuai dengan definisi cantik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan Departemen Pendidikan Nasional (2002). Cantik berarti: indah, elok, rupawan, atau bentuk, rupa yang tampak serasi. Sebuah definisi yang lebih mengkultuskan anatomi fisik dilihat dari luar. Tapi Jerry sepertinya tidak ingin berdebat panjang tentang istilah cantik itu.

Sebab, menurutnya, ia tidak menempatkan modelnya sebagai semata-mata obyek, tapi subyek yang ikut terlibat secara aktif. Dalam istilah yang dipergunakan Jerry: ”Tak sekadar menjadi korban eksploitasi pemotretan.” Modelnya turut membicarakan konsep foto. Menurut dia, itu yang mengakibatkan pemotretan tiap model menjadi sangat variatif karena para model itu turut menyumbangkan gagasan. ”Saya terlibat diskusi, brainstorming yang panjang sebelum pemotretan,” ujar Rachel Maryam, salah satu model.

Hal lain adalah Jerry tak mau menggunakan digital imaging untuk mempercantik karyanya. ”Saya lebih suka old school, memotret apa adanya tanpa diolah saat post-editing,” ujar lulusan Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Bandung ini. Agaknya untuk sebuah kecantikan ia ingin menjauhi manipulasi.

Jadi? Memang menyegarkan melihat pameran ini. Komposisi-komposisinya elok. Tapi, selain cantik, tak ada kedalaman lain yang membekas ke dalam benak kita.

Andi Dewanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus