Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

I La Galigo Kembali Dipentaskan di Jakarta

Ini menjadi pementasan kedua I La Galigo di Jakarta, setelah tampil di berbagai negara.

23 Maret 2019 | 11.15 WIB

Sejumlah pemain mementaskan teater I La Galigo di Benteng Rotterdam Makassar, Sulsel, Kamis (21/4) malam. I La Galigo bercerita tentang awal mula kerajaan bumi, kisah dewa-dewi yang berasal dari kerajaan langit dan kerajaan bawah air, kisah percintaan abadi, serta semua kearifan lokal yang terkandung dalam kebudayaan Bugis klasik. TEMPO/Hariandi Hafid
Perbesar
Sejumlah pemain mementaskan teater I La Galigo di Benteng Rotterdam Makassar, Sulsel, Kamis (21/4) malam. I La Galigo bercerita tentang awal mula kerajaan bumi, kisah dewa-dewi yang berasal dari kerajaan langit dan kerajaan bawah air, kisah percintaan abadi, serta semua kearifan lokal yang terkandung dalam kebudayaan Bugis klasik. TEMPO/Hariandi Hafid

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pentas teater musikal I La Galigo yang mendunia akan kembali menyapa penggemar pertunjukan di Jakarta. Pementasan teater ini akan menyapa penggemar pertunjukan pada Kamis sampai minggu, 4 - 7 Juli 2019 di Ciputra Artpreneur, Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca: Pemerintah Kumpulkan Naskah Kuno I La Galigo

“Kami akan menyuguhkan pertunjukan berskala internasional dengan pementasan yang megah,” ujar Rina Ciputra, Presiden Direktur Ciputra Artpreneur saat konferensi pers di kantornya, Kamis 21 Maret 2019. Rina menjelaskan pementasan ini merupakan kesempatan bagi anak-anak atau generasi muda untuk mengetahui kekayaan budaya Indonesia.

I La Galigo merupakan cerita epos tentang Suku Bugis yang diabadikan lewat tradisi lisan dan naskah-naskah. Tradisi ini terekam dalam bentuk syair (circa abad ke-13 dan 15) dan puisi berbahasa Bugis kuno. Puisi tersebut terdiri dari sajak bersuku lima yang menceritakan kisah asal usul manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Produser pertunjukan I La Galigo, Restu Imansari Kusumaningrum menyatakan kegembiraannya bisa mementaskan kembali I La Galigo besutan Robert Wilson, sutradara asal Amerika Serikat. “I La Galigo bukan hanya milik Makassar, tapi juga bangsa ini dan sudah mendunia,” ujarnya.

Pertunjukan ini akan diperankan oleh para pemain generasi kedua, tetapi masih menyertakan 13 dari 50 pemain generasi pertama. Beberapa pemain utamanya antara lain Sri Qadariatin dan Gentille Andilolo (Ileng).

Restu mengatakan pementasan kali ini pun sudah menyerap banyak sumber daya manusia asli Indonesia dengan kemampuan alih teknologinya. Pementasan akan dilengakapi dengan tata panggung dan tata cahaya yang dijanjikan cukup spektakuler.

Restu menjelaskan durasi pementasan akan menampilkan adegan mulai dari prolog, 10 adegan, dan epilog. Pementasan berlangsung selama 2 jam 15 menit dari sebelumnya yang berlangsung 2 jam 30 menit. “Jika ada perubahan durasi, itu lebih karena pemadatan, tapi tidak mengubah cerita dan adegan karena sudah baku sejak premier dunia,” ujarnya.

Dalam versi adaptasi di panggung, Sureq Galigo menjadi dasar sebuah kisah yang menggambarkan petualangan, perjalanan, peperangan, kisah cinta terlarang, upacara pernikahan yang rumit, dan pengkhianatan. Hal ini merupakan plot cerita yang membentuk sebuah cerita besar yang dinamis, menarik dan memiliki relevansi dengan kehidupan modern.

I La Galigo mendunia pada 2003 saat dipentaskan di Esplanades Theaters on the Bay, Singapura. Tingginya apresiasi dan antusiasme publik mengantar pertunjukan ini tampil di beberapa negara, seperti di Lincoln Centre Festival, New York, Amerika Serikat; Het Muziektheater, Amsterdam, Belanda; Forum Universal de les Cultures, Barcelona, Spanyol; Les Nuits de Fourviere, Rhone, Prancis; Ravenna Festival di Italia; Metropolitan Hall for Taipei Arts Festival, Taipei; Melbourne International Art Festival, Melbourne, Australia; Teatro Arcimboldi, Milan, Italia; lalu kembali ke Makassar, dan pembukaan Annual Meeting IMF-World Bank Group 2018 di Bali.

Ketua Yayasan I La Galigo, Tanri Abeng menyatakan I La Galigo merupakan sebuah seni budaya yang menjadi harta bangsa ini. “Bagaimana bisa terus dilestarikan, dikomersialkan untuk dapat menyerap lapangan kerja, pariwisata untuk negara,” ujarnya.

Tiket pertunjukan I La Galigo sudah bisa mulai dibeli mulai Kamis, 21 Maret 2019 melalui situs www.ciputraartpreneur.com dan ada diskon hingga 30 persen hingga 7 April 2019.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus