Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Komedian Mo Sidik Gusar Komedian Asing Enggan Tampil di Indonesia

Komedian Mo Sidik merasa selama ini banyak komedian mancanegara tidak tampil di Indonesia, meski tampil di negara tetangga.

22 Januari 2019 | 19.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Komedian Mo Sidik (kiri) dan Eamonn Sadler (kanan) dari Mad About Comedy saat melakukan konferensi pers terkait dengan rencana pertunjukan komedian asal Australia, Jim Jefferies, di Indonesia. Tempo/Diko Oktara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Komedian Mo Sidik merasa selama ini banyak komedian, utamanya komedian lawak tunggal internasional yang menggelar pertunjukan di negara tetangga Indonesia, namun tidak mengunjungi Indonesia. Ia mencontohkan komedian asal Amerika Serikat, Gabriel Iglesias, yang tidak tampil di Indonesia meski berkunjung ke Malaysia dan Singapura.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mo Sidik menuturkan saat itu Gabriel Iglesias justru melewati Indonesia dan tampil di Australia. “Banyak banget (yang tidak tampil di Indonesia). Mereka sangka kita tidak bisa bahasa Inggris barangkali,” ujarnya ketika ditemui di Jakarta, Selasa, 22 Januari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Mo Sidik, hal ini bisa jadi disebabkan belum adanya klub komedi di Indonesia. Sementara di Singapura memiliki dua klub komedi dan di Hongkong terdapat tiga klub komedi. Ia pun menjelaskan perbedaan antara klub komedi dan kafe komedi.

Klub komedi, kata Mo Sidik, merupakan sebuah klub yang ditujukan sebagai tempat untuk menonton pertunjukan komedi dan ada yang menjual makanan dan minuman. Di klub komedi setiap harinya akan rutin tampil para komedian. Sementara kafe komedi pada dasarnya adalah tempat makan yang di dalamnya terdapat pertunjukan komedi. “Kita punya kafe komedi, tapi belum ada untuk klub komedi,” tutur Mo Sidik.

Sedangkan Founder Mad About Comedy selaku promotor pertunjukan komedian asal Australia Jim Jefferies, Eamonn Sadler, mengatakan ketika sebuah kota memiliki klub komedi, maka ada semacam kewajiban untuk mendatangkan komedian internasional ke sana secara periodik. Hal ini yang kemudian menjadi buah bibir di kalangan komedian ketika kembali ke negaranya.

Eamonn juga merasa kota yang banyak memiliki orang yang berbahasa Inggris secara aktif, memiliki kemungkinan lebih besar didatangi oleh para komedian internasional. “Di Bangkok itu banyak native English speaker yang tinggal dan bekerja di sana. Di sini (Jakarta) kecil,” ucapnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus