Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Konser Jelajah Tandai Kemunculan Parahyangan Orchestra di Bandung

Bambang mengatakan, konser Parchestra mengajak penonton untuk menjelajahi medan bunyi yang menyuarakan optimisme pascapandemi.

21 Juni 2023 | 12.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Parahyangan Orchestra sedang latihan menjelang konser perdana. (Dok.Istimewa)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Universitas Katolik Parahyangan di Bandung membentuk kelompok musik Parahyangan Orchestra yang disingkat Parchestra. Konser bertajuk 'Jelajah' menandai kemunculan perdananya di auditorium kampus swasta tersebut, Selasa, 20 Juni 2023. “Orkestra berbasis komunitas yang baru terbentuk ini secara khusus berkomitmen mengangkat karya-karya komponis muda Indonesia namun dengan standar dunia,” kata pembina Parchestra, Ignatius Bambang Sugiharto, kemarin.

Parchestra Media Integrated Arts

Dalam keterangan tertulis, Bambang menuturkan, Parchestra merupakan salah satu media dari bidang peminatan Integrated Arts pada program Studi Humanitas. Integrated Arts menjadi ajang eksplorasi persoalan manusia melalui karya seni yang bersifat interdisipliner dan intermedia, dan menjelajahi segala kemungkinan citra rupa, gerak, kata, raga, maupun nada. Peminatan studi diarahkan untuk mencipta kreator yang terus menerus membuka kemungkinan baru untuk memahami persoalan manusia dan menghayati kehidupan nyata. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bambang mengatakan, konser Parchestra mengajak penonton untuk menjelajahi medan bunyi. Suaranya melukiskan optimisme pascapandemi, perburuan menembus hutan, keindahan kota dengan taman-taman, juga kegelisahan manusia urban, hingga bunyi perjalanan robotika ke luar angkasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa lagu yang disiapkan yaitu 'Cakrawala' karya komponis Filipus Wisnumurti. Kemudian 'Treasure Hunt Game' (Geraldy Louis),  'City of Million Gardens' (Gavin Wiyanto),  'A Restless City' (Lucy Freia). Kemudian 'Septagon' (Rama Anggara), 'Opportunity' (Regina Sutisno), dan 'Kawan Perjalanan' karya komponis Gavin Wiyanto yang liriknya ditulis oleh Sundea.

Tembang 'Cakrawala' yang bernada optimisme, menggambarkan harapan umat manusia di dunia pascapandemi. Sementara komposisi 'Treasure Hunt Game' merupakan karya serial tentang petualangan berburu harta karun. Suasana kemudian beralih ke suasana keindahan taman kota lewat karya 'City of Million Gardens', lalu sisi kota lainnya yang sibuk di tembang 'The Restless City'.

Komposisi karya Septagon dibuat berdasarkan struktur geometris, sedangkan 'Opportunity' terinspirasi oleh sebuah robot yang mewakili keingin tahuan dan semangat manusia dalam penjelajahan antariksa. Sebagai penutup konser, Parchestra bekerja sama dengan Paduan Suara Mahasiswa di tembang 'Kawan Perjalanan'. Orkestra itu melibatkan para musisi dengan instrument seperti biola, kontrabas, violoncello, flute, oboe, horn, klarinet, terompet, tuba, dan perkusi. 

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus