Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Pameran Virtual Seni Rupa Wayang Libatkan 70-an Seniman

Menurut kurator Isa Perkasa, sejarah wayang di Indonesia khususnya di Jawa terentang panjang sejak masa animisme.

18 Desember 2020 | 19.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gambar karya Andi Yudha Asfandyar berjudul Wayang Golek Punakawan. (Dok.Pameran)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Puluhan seniman di Jawa Barat menggelar pameran bersama tentang wayang dengan judul Ramayana Mahabarata untuk menutup akhir 2020. Pameran secara virtual di media sosial itu berlangsung 5-31 Desember 2020. “Pameran ini untuk donasi pekerja wayang,” kata kurator Isa Perkasa di Bandung, Jumat, 18 Desember 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jumlah seniman yang terlibat sekitar 70-an orang dengan seratusan karya. Mayoritas karya yang dipamerkan berupa lukisan. Sebagian kecil adalah gambar dan patung. Adapun figur karyanya sosok-sosok tokoh dalam kisah Mahabarata, wayang golek, wayang kulit, dan wayang orang. Pengunjung bisa menyaksikannya di akun Instagram @galeri_pusatkebudayaan dan Facebook @galeripusatkebudayaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak semua karya yang dipamerkan dengan harga tertentu itu buatan baru. Pelukis di Bandung, Abun Adira misalnya, mengusung karya lukisannya yang dibuat pada 2007. Pada kanvas berukuran 150 x 100 sentimeter itu ada sosok wayang golek Gatotkaca sedang berhadapan dengan Batman. Di belakangnya ada sebuah helikopter berbaling ganda.

Lukisan berjudul Gatotkaca Belum Bisa Terbang karya Abun Adira (Dok.Pameran)

Lukisan berjudul Gatotkaca Belum Bisa Terbang itu mengingatkan pada nasib pesawat terbang pertama buatan Indonesia yang gagal mengangkasa pada 1990-an karena dihantam krisis moneter. Purwarupanya kini hanya bisa menjadi koleksi museum dirgantara di Yogyakarta.

Sementara itu Deden Sambas membuat karya patung berjudul Wayang Rumput. Bentuknya seperti wayang mainan anak yang terbuat dari batang daun singkong. Pada karya itu batangnya memakai bahan tembaga tempa.

Menurut kurator Isa Perkasa, sejarah wayang di Indonesia khususnya di Jawa terentang panjang sejak masa animisme. Dari beberapa jenis wayang diketahui publik paling banyak meminati wayang kulit purwa dan wayang golek. Adapun cerita wayang yang paling banyak dipahami adalah Ramayana dan Mahabarata.

Pameran yang digelar oleh Galeri Pusat Kebudayaan di Bandung itu merupakan agenda rutin untuk memperingati Hari Wayang Dunia pada November. Namun karena masih pandemi Covid-19, pameran digelar secara virtual.

ANWAR SISWADI

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus