"KEMATIAN Imam membuat kami seperti anak yatim," ujar seorang ibu, di depan Mesjid Agung Teheran, Senin pekan silam. Di situ jenazah Khomeini disemayamkan. Ibu itu, seperti jutaan rakyat Iran, menangis sepanjang hari. Gejolak sedang kepedihan. Ayatullah Ruhollah Khomeini berusia 87 tahun saat mengembuskan napas terakhir. Dia meninggalkan kenangan yang sangat mendalam bagi rakyat Iran dan dunia. Antara rindu dan memendam dendam. Ayatullah uzma ini bergelimang patriotisme, ambisi, dan darah. Sebagian hidupnya habis untuk menegakkan ajaran Syi'ah. Paling tidak, enam puluh tahun ia sebagai pelajar dan guru teologi. Sejak awal 1960-an ia sudah tampil sebagai tokoh oposisi bagi Syah Mohamad Reza Pahlevi yang sedang mem"barat"kan Iran. "Usir dia dari Iran," titah Syah pada 1964. Maka, Khomeini bersama sejumlah pengikut hengkang ke Turki. Tapi di sana ia tak berkutik. Ia harus berhadapan dengan gelombang raksasa sekularisasi. Setahun kemudian Khomeini membangun markas komando di Najaf, Irak. Menghindar disikat agen SAVAK (Dinas Rahasia Iran), Oktober 1978, Khomeini kabur ke desa Neauphle-le-Chateau, di pinggiran Paris, Prancis. Di sana ia rajin mencetak brosur, pamflet politik, merekam suaranya dalam kaset, lalu dikirim ke Iran untuk menjadi sumber semangat dan inspirasi rakyat menumbangkan rezim Syah Pahlevi. Setelah itu, demonstrasi dan pemogokan kian garang mengguncang Iran. Nama Imam Khomeini mengorbit sebagai pemimpin spiritual. Hebat, sehingga pertengahan Januari 1979, terpaksa Reza Pahlevi tinggal landas ke Amerika. Dan kedudukannya digantikan Khomeini, yang senang pada etika, mistisisme, dan puisi. Tokoh yang kontroversial ini dijuluki "diktator paling keji dalam sejarah modern" oleh Massoud Rajavi -- tokoh oposisi Mujahidin Khalq. Memang, puluhan ribu orang dibantai dan terbantai pada masa kepemimpinan Khomeini. Di antara mereka adalah pelacur, penjual, pemakai narkotik, dan yang melawan ketentuan Islam. Yang jelas, kini Iran kehilangan sumber rujukan dan penengah yang berwibawa.Praginanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini