Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Sang imam telah pergi

Ayatullah ruhollah khomeini berusia 87 tahun saat meninggal dunia. ia meninggalkan kenangan yang sangat mendalam bagi rakyat iran dan dunia. sebagian hidupnya habis untuk menegakkan ajaran islam syi'ah.

17 Juni 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"KEMATIAN Imam membuat kami seperti anak yatim," ujar seorang ibu, di depan Mesjid Agung Teheran, Senin pekan silam. Di situ jenazah Khomeini disemayamkan. Ibu itu, seperti jutaan rakyat Iran, menangis sepanjang hari. Gejolak sedang kepedihan. Ayatullah Ruhollah Khomeini berusia 87 tahun saat mengembuskan napas terakhir. Dia meninggalkan kenangan yang sangat mendalam bagi rakyat Iran dan dunia. Antara rindu dan memendam dendam. Ayatullah uzma ini bergelimang patriotisme, ambisi, dan darah. Sebagian hidupnya habis untuk menegakkan ajaran Syi'ah. Paling tidak, enam puluh tahun ia sebagai pelajar dan guru teologi. Sejak awal 1960-an ia sudah tampil sebagai tokoh oposisi bagi Syah Mohamad Reza Pahlevi yang sedang mem"barat"kan Iran. "Usir dia dari Iran," titah Syah pada 1964. Maka, Khomeini bersama sejumlah pengikut hengkang ke Turki. Tapi di sana ia tak berkutik. Ia harus berhadapan dengan gelombang raksasa sekularisasi. Setahun kemudian Khomeini membangun markas komando di Najaf, Irak. Menghindar disikat agen SAVAK (Dinas Rahasia Iran), Oktober 1978, Khomeini kabur ke desa Neauphle-le-Chateau, di pinggiran Paris, Prancis. Di sana ia rajin mencetak brosur, pamflet politik, merekam suaranya dalam kaset, lalu dikirim ke Iran untuk menjadi sumber semangat dan inspirasi rakyat menumbangkan rezim Syah Pahlevi. Setelah itu, demonstrasi dan pemogokan kian garang mengguncang Iran. Nama Imam Khomeini mengorbit sebagai pemimpin spiritual. Hebat, sehingga pertengahan Januari 1979, terpaksa Reza Pahlevi tinggal landas ke Amerika. Dan kedudukannya digantikan Khomeini, yang senang pada etika, mistisisme, dan puisi. Tokoh yang kontroversial ini dijuluki "diktator paling keji dalam sejarah modern" oleh Massoud Rajavi -- tokoh oposisi Mujahidin Khalq. Memang, puluhan ribu orang dibantai dan terbantai pada masa kepemimpinan Khomeini. Di antara mereka adalah pelacur, penjual, pemakai narkotik, dan yang melawan ketentuan Islam. Yang jelas, kini Iran kehilangan sumber rujukan dan penengah yang berwibawa.Praginanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum