Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Pangkalpinang - Mabes Polri memilih lokasi tambang timah ilegal yang berdekatan dengan Markas Komando Resor Militer (Makorem) 045 Garuda Jaya dan Markas Kepolisian Daerah (Polda) Kepulauan Bangka Belitung untuk menjadi lokasi penghijauan dalam kegiatan penanaman bibit pohon secara serentak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, aktivitas tambang ilegal tersebut telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang cukup parah. Tidak hanya itu, akses jalan yang sudah aspal di belakang Balai Latihan Kerja (BLK) Bangka Belitung hampir separuhnya sudah rusak berat dan hampir longsor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kapolda Bangka Belitung Inspektur Jenderal Yan Sultra Indrajaya mengatakan pihaknya akan melakukan patroli rutin untuk melakukan pemantauan bibit pohon yang sudah ditanam itu.
"Ini lahan pemerintah daerah. Jadi inisiatif kita memilih lahan ini tentunya biar lahan ini tidak lagi ditambang. Kita lihat sendiri daerah ini sudah parah. Mungkin sudah bertahun-tahun dilakukan," ujar Yan kepada wartawan usai penanaman bibit pohon, Rabu, 23 Agustus 2023.
Yan mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak lagi menambang di lokasi penghijauan tersebut karena tanaman akan dijaga pihak kepolisian dan akan melakukan patroli.
"Memang kalau siang di sini aman. Tapi kalau malam ada kegiatan. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini tidak ada lagi penambangan di areal perkantoran," kata Yan. "Sudah cukup parah ini dan rawan longsor. Mari sama mengawasi areal kantor jangan sampai ditambang ilegal lagi."
Menurut Yan, gerakan penghijauan yang dilakukan selain kegiatan mengisi peringatan Hari Kemerdekaan RI, juga sebagai upaya menumbuhkan ekonomi nasional dan kelestarian lingkungan. "Selain menyetop penambangan, ini merupakan bentuk kepedulian dan kecintaan bersama dalam menjaga bumi dari pemanasan global dan perubahan iklim," ujar dia.
Yan menuturkan bibit yang dipilih untuk ditanam adalah pohon kayu putih sebanyak 1.000 batang, jambu mete 900 batang, pohon pinang 600 batang, mangrove 4.300 batang, Ketapang 500 batang, Alpukat 200 batang, durian 200 batang, mahoni 200 batan, sukun 100 batang, Cemara Laut 300 batang, blangir 1.000 batang, Manggar 600 batang dan bibit kayu camplung 100 batang.
"Total yang kita tanam sebanyak 10 ribu bibit pohon. Jika masih ada penambangan di areal ini segera laporkan ke kita untuk ditindak," ujar dia.
Penjabat Gubernur Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu mengatakan gerakan penghijauan di lahan kritis menjadi salah satu agenda penting untuk memulihkan kelestarian lingkungan.
"Jumlah lahan kritis yang terdata saat ini di Bangka Belitung diangka 176.104 hektare. Gerakan penghijauan penanam pohon ini sangat kita apresiasi karena bisa mengurangi lahan kritis yang terjadi saat ini," ujar dia.
Suganda menambahkan gerakan penghijauan dengan penanaman pohon juga menjadikan pohon Rumbia sebagai alternatif bibit karena bisa menghasilkan sagu yang bisa menjadi bahan dasar membuat makanan sehat.
"Indonesia adalah penghasil sagu terbesar di dunia. Di sini ada peluang ekonomi karena bisa jadi bahan dasar membuat makanan lain seperti mie. Mie sagu yang beredar di Indonesia dan luar negeri diproduksi dari Bangka Belitung. Selain itu, makanan yang terbuat dari sagu juga bagus dikonsumsi untuk penderita diabetes, anak penderita autis dan penderita autoimun," ujar dia.