Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lingkungan kerja yang sehat seharusnya didasarkan pada komunikasi yang jelas dan saling percaya. Namun, jika seseorang terus meragukan ingatan atau kemampuannya setelah berinteraksi dengan atasan atau rekan kerja, bisa jadi ada manipulasi yang terjadi dan termasuk dalam perilaku gaslighting. Oleh sebab itu, penting untuk mengenali tanda-tanda gaslighting di tempat kerja begitu pula solusi untuk mengatasinya.
Dikutip dari Medical News Today, istilah “gaslighting” berasal dari nama drama tahun 1938 dan film tahun 1944, Gaslight, yang menceritakan tentang seorang suami yang memanipulasi istrinya agar berpikir bahwa ia memiliki penyakit mental. Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis yang membuat seseorang meragukan ingatan, persepsi, atau bahkan kewarasannya sendiri.
Pelaku gaslighting biasanya memutarbalikkan fakta, menyangkal kejadian yang sebenarnya, atau membuat korban merasa bersalah atas sesuatu yang bukan kesalahannya. Taktik ini dapat terjadi dalam berbagai hubungan, mulai dari pasangan, keluarga, pertemanan, hingga lingkungan kerja. Di tempat kerja, gaslighting bisa muncul dalam interaksi dengan atasan, rekan kerja, atau bahkan kebijakan perusahaan yang sengaja dibuat untuk melemahkan karyawan.
Dikutip dari laman National Bullying Helpline, berikut ini sejumlah tanda-tanda yang mengindikasikan Anda mengalami gaslighting di tempat kerja.
1. Kurangnya keterbukaan dan transparansi
Gaslighting bisa terjadi dalam hubungan langsung antara atasan dan karyawan atau bahkan di tingkat perusahaan, melibatkan dewan eksekutif dan pemilik bisnis. Misalnya, informasi yang seharusnya tersedia bagi karyawan justru ditutupi atau hanya diberikan kepada pihak tertentu.
2. Enggan mencatat hasil rapat atau membuat catatan resmi
Jika seorang atasan atau manajer menolak mencatat hasil pertemuan, bukan berarti mereka sekadar tidak terorganisir. Bisa jadi ini adalah taktik disengaja untuk menghindari tanggung jawab.
3. Menolak mengikuti kebijakan kecuali jika menguntungkan perusahaan
Pelaku gaslighting sering kali mengabaikan aturan ketika tidak sesuai dengan kepentingan mereka. Misalnya, mereka bisa menolak menindaklanjuti keluhan karyawan atau mengabaikan laporan resmi, tetapi di saat yang sama menerapkan kebijakan disiplin secara ketat untuk mengendalikan karyawan yang mereka anggap bermasalah.
4. Memberikan informasi secara bertahap atau menahan fakta penting
Salah satu taktik gaslighting adalah memberikan informasi sedikit demi sedikit atau menahan fakta agar seseorang merasa bingung. Ini sering disebut sebagai "menjebak seseorang agar gagal". Selain itu, pertemuan atau diskusi yang seharusnya dilakukan justru ditunda berulang kali agar karyawan kehilangan kesempatan untuk menyelesaikan masalah atau mempertahankan diri.
5. Mengubah aturan kerja secara mendadak
Misalnya, tanggung jawab pekerjaan tiba-tiba diubah tanpa ada diskusi atau komunikasi yang jelas, membuat karyawan kesulitan menyesuaikan diri.
6. Membuat kejutan yang tidak profesional
Contohnya, mengadakan rapat mendadak tanpa memberikan agenda yang jelas atau tanpa memberi tahu sebelumnya apa yang akan dibahas. Hal ini dapat membuat karyawan merasa terpojok dan tidak siap menghadapi situasi.
7. Menjatuhkan hukuman berlebihan atas kesalahan kecil
Misalnya, menskors karyawan atas kesalahan kecil yang seharusnya bisa diselesaikan dengan diskusi atau peringatan lisan. Hal ini bertujuan untuk mengontrol atau mengintimidasi korban.
8. Melakukan pemecatan tanpa prosedur yang benar
Gaslighting juga bisa terlihat dalam keputusan pemecatan yang dilakukan secara tiba-tiba tanpa melalui proses yang adil. Ini bisa mencakup pemberhentian sepihak tanpa peringatan atau alasan yang jelas.
9. Menyalahgunakan istilah “redundansi” untuk kepentingan manajemen
Beberapa perusahaan mungkin menggunakan alasan redundansi (penghapusan posisi kerja) hanya untuk menyingkirkan karyawan tertentu atau mengubah struktur bisnis tanpa mengikuti prosedur yang benar.
10. Investigasi keluhan atau disiplin kerja yang tidak adil
Misalnya, sudah memutuskan hasil investigasi sebelum penyelidikan dimulai, atau menolak menunjuk penyelidik independen dan netral dalam kasus-kasus perselisihan di tempat kerja.
11. Merendahkan karyawan untuk menghancurkan kepercayaan diri mereka
Salah satu bentuk gaslighting paling berbahaya adalah tindakan yang secara langsung merusak rasa percaya diri karyawan. Ini bisa berupa kritik terbuka di depan banyak orang, atau klaim bahwa banyak orang mengeluhkan seorang karyawan, padahal sebenarnya tidak ada bukti yang mendukung pernyataan tersebut.
Lalu bagaimana cara untuk mengatasinya?
Dikutip dari laman Forbes, berikut adalah lima cara untuk mengatasi gaslighting di tempat kerja.
1. Ubah Perkataan Menjadi Bukti
Salah satu tanda gaslighting adalah ketika Anda mulai meragukan ingatan sendiri. Misalnya, atasan berkata, "Saya tidak pernah mengatakan itu," padahal kamu yakin mereka menyetujuinya. Ini bertujuan membuat Anda meragukan persepsi sendiri.
Cara mendokumentasikan gaslighting di tempat kerja:
- Rekam bukti (jika legal), termasuk percakapan, tangkapan layar, dan email.
- Catat tanggal & waktu kejadian penting.
- Buat rangkuman percakapan setelah rapat, termasuk kutipan langsung jika perlu.
- Simpan jurnal atau rekaman suara sebagai dokumentasi pribadi.
- Libatkan saksi dalam diskusi penting untuk memastikan akuntabilitas.
- Gunakan email sebagai tindak lanjut untuk mendokumentasikan kesepakatan.
Dengan bukti jelas, pelaku gaslighting sulit memutarbalikkan fakta.
2. Percaya Pada Insting Sendiri
Gaslighting sering kali terjadi secara halus, membuat Anda meragukan diri sendiri. Salah satu taktiknya adalah displacing—menyiratkan bahwa masalah ada pada diri korban, seolah-olah Anda yang bermasalah.
Latih validasi diri dengan mempercayai insting sendiri dan membandingkan pengalaman Anda dengan dokumentasi. Ingat, Anda tidak lemah hanya karena seseorang berusaha membuat Anda nampak demikian.
3. Cari Dukungan Eksternal
Pelaku gaslighting sering mengisolasi korbannya agar mereka merasa sendirian. Berbagi pengalaman dengan orang yang dipercaya bisa memberi perspektif baru dan mengonfirmasi bahwa masalahnya bukan ada pada diri Anda.
Lingkungan yang suportif akan mengingatkan bahwa Anda berharga dan membantu Anda untuk menemukan solusi atas perilaku gaslighting.
4. Tetapkan Batasan dan Batasi Interaksi
Jika meninggalkan pekerjaan bukan pilihan, kurangi interaksi dengan pelaku gaslighting untuk menjaga kesehatan mental. Batasi komunikasi hanya untuk hal-hal profesional.
Sebuah studi pada 2023 juga menyarankan penggunaan cognitive restructuring atau restrukturisasi kognitif, yaitu mengubah cara pandang terhadap situasi sebagai tantangan, bukan ancaman. Tetapkan batasan tegas, karena dengan ini dapat membantu melindungi diri agar tidak mudah dimanipulasi.
5. Tetap Tenang dan Profesional
Pelaku gaslighting sering memancing reaksi emosional agar bisa mendiskreditkan korban. Dengan tetap tenang dan berfokus pada fakta, Anda bisa menghindari jebakan mereka.
Misalnya, jika dituduh tidak menyelesaikan tugas, jangan bereaksi defensif. Sebagai gantinya, katakan dengan tenang: "Saya menyelesaikan tugas itu Selasa lalu dan sudah mengirim pembaruan melalui email."
Dengan bersikap profesional dan berbasis bukti, Anda mempertahankan kendali atas situasi dan menunjukkan bahwa Anda tidak mudah dimanipulasi.
Pilihan Editor: Cara Gen Z Betah di Tempat Kerja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini