Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Sukoharjo - Sekitar 15 ribu buruh PT Sri Rejeki Isman Textile (Sritex) Tbk Group menyatakan siap turun ke jalan untuk menggelar demonstrasi di Jakarta. Hal itu sebagai bentuk protes dan kekecewaan atas putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak kasasi pembatalan status pailit Sritex yang sebelumnya diputuskan oleh Pengadilan Niaga Semarang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koordinator Advokasi Serikat Pekerja Sritex Group Slamet Kaswanto menyatakan demonstrasi itu akan ditujukan ke MA. "Putusan Mahkamah Agung menolak kasasi yang sudah dilayangkan oleh Sritex Group agar membatalkan status pailit ini membuat kami sangat kecewa," ujar Slamet kepada wartawan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu, 25 Desember2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Padahal, kata dia, pemerintah dalam hal ini Presiden Prabowo Subianto telah menyampaikan agar jangan ada pemutusan hubungan kerja atau PHK di Sritex selepas adanya putusan status pailit terhadap perusahaan itu.
Namun dengan putusan MA yang menolak kasasi serta tidak adanya tanggapan dari para kurator dan hakim pengawas Pengadilan Negeri Semarang terhadap upaya keberlangsungan usaha Sritex, semakin memudarkan harapan akan tidak adanya PHK.
Ia membeberkan, selama ini dalam proses kepailitan ini para buruh menghormati proses hukum yang berjalan dengan tidak membuat kegaduhan di pemerintahan, baik di instansi pemerintah ataupun instansi manapun. "Tetapi dengan adanya ini kami sampaikan bahwa kami terpaksa akan turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi kami agar didengar oleh para pemangku kebijakan di negara ini," ucapnya.
Lebih jauh Slamet menyatakan harapan para buruh atau pekerja Sritex Group agar tidak sampai ada PHK. "Karena dengan status kepailitan ini, ada dua kemungkinan. Pertama, pemberesan penjualan aset dan kedua, adalah keberlangsungan usaha," ujarnya.
Dari dua pilihan itu, kata Slamet, para buruh hanya ingin keberlangsungan usaha, bukan penjualan aset. "Kami tetap ingin bekerja karena dengan bekerja maka kami akan sejahtera."
Berkaitan dengan rencana aksi demonstrasi itu, Slamet mengatakan serikat pekerja akan mengadakan konsolidasi terlebih dulu untuk mempersiapkannya. "Rencana Jumat (27 Desember 2024) kami akan gelar konsolidasi untuk menetapkan tanggal dan persiapannya," kata dia.