Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Pengelola Jalan Tol Solo-Kertosono (Soker) ruas Solo - Ngawi punya cara unik mensosialisasikan jalan tol baru yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur itu. Bukannya menyasar para pengguna mobil, sosialisasi jalan bebas hambatan itu justru menggandeng para pecinta sepeda kayuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sosialisasi jalan tol Soker itu bertajuk Pit pitan Ing Dalan Tol Solo - Ngawi. Pit pitan dalam bahasa Indonesia berarti bersepeda. Kegiatan yang dilaksanakan pada Ahad pagi sampai siang, 4 Februari 2018, itu diikuti sekitar 2.500 warga Solo Raya dan sekitarnya. Selain tidak dipungut biaya, para peserta kegiatan sepeda santai di jalan tol Soker juga berkesempatan membawa pulang bermacam hadiah.
Ada dua rute yang bisa dipilih para peserta. Rute pertama, dengan jarak 20 kilometer, dimulai dari gerbang tol Klodran Solo, melewati gerbang tol Karanganyar, lalu kembali ke gerbang Klodran. Rute kedua, sejauh 50 kilometer, dimulai dari gerbang tol Klodran, melewati gerbang tol Sragen, lalu kembali ke gerbang Klodran.
Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya (SNJ), David Wijayatno, mengatakan progress pembangunan jalan tol ruas Solo - Ngawi hingga saat ini sudah 95 persen. Jalan tol sepanjang 90,25 kilometer itu ditargetkan selesai 100 persen pada Maret 2018. "Dengan bersepeda, masyarakat bisa mengetahui hal ihwal jalan tol ini dan menyaksikannya dengan lebih cermat," kata David.
Selain mengajak masyarakat menyusuri jalan tol dengan bersepeda, PT SNJ selaku pemegang konsesi jalan tol ruas Solo - Ngawi juga memperkenalkan sistem pembayaran atau transaksi baru non-tunai. Sehingga masyarakat yang akan melintasi jalan tol tersebut musti sudah menyiapkan uang elektronik.
Sistem transaksi non tunai akan langsung diterapkan saat jalan tol Solo - Ngawi mulai dioperasikan. Guna membantu masyarakat yang belum terbiasa dengan transaksi non tunai, David menambahkan, pihaknya akan menyiagakan petugas di tiap gerbang tol. "Di gerbang tol, masyarakat juga bisa mendapatkan kartu uang elektronik sekaligus top up (pengisian ulang). Jadi jangan sampai bisa masuk tapi nggak bisa keluar karena saldo uang elektroniknya kurang," kata David.
Menurut salah satu peserta Pit pitan Ing Dalan Solo Ngawi, Purnomo, 32 tahun, sistem transaksi non tunai di jalan tol dapat memperpendek antrian di gerbang tol. "Kalau bayarnya masih pakai uang tunai cukup memakan waktu. Apalagi kalau bayarnya pakai uang nominal besar, harus nunggu kembalian. Kasihan yang antri di belakangnya," kata ayah dua anak itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini