Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ancaman Perubahan Iklim, BRIN: Perlu Effort Menjaga Lingkungan, Salah Satunya Bisnis Hijau

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Erma Yulihastin, meminta seluruh industri mulai memikirkan konsep bisnis hijau agar keberlangsungan lingkungan tetap terjaga dan ancaman climate change atau perubahan iklim dapat ditahan.

28 Februari 2023 | 09.38 WIB

Gedung BJ Habibie, BRIN, Jakarta Pusat. Foto: Maria Fransisca Lahur
Perbesar
Gedung BJ Habibie, BRIN, Jakarta Pusat. Foto: Maria Fransisca Lahur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Erma Yulihastin, meminta seluruh industri mulai memikirkan konsep bisnis hijau agar keberlangsungan lingkungan tetap terjaga dan ancaman climate change atau perubahan iklim dapat ditahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Kita memerlukan lebih besar lagi effort dalam hal keseriusan menjaga lingkungan,” kata Erma dalam webinar yang diselenggarakan Tempo Institute berjudul Bangun Bisnis Hijau Demi Bumi, Senin, 27 Februari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Erma mengatakan, konsep bisnis hijau secara garis besar adalah upaya dari perusahaan atau industri mengembangkan bisnis yang bertanggungjawab terhadap lingkungan. Salah satunya adalah memproduksi green energy.

“Yang paling krusial adalah menekan sedemikian rupa emisi dari gas rumah kaca, dalam hal ini adalah co2, dari sini lah terminologi bisnis hijau itu kemudian berkembang,” kata Erma.

Erma mengatakan, kuncinya adalah bagaimana keberlangsungan lingkungan ini tetap terjaga atau sustainability sehngga nilai ekonomi yang didapatkan dari mengeksplorasi alam tidak menjadi eksploitasi yang berlebihan.

Erma melanjutkan, konsep bisnis hijau ini bukanlah tanggung jawab dari pemerintah atau perusahan berskala besar saja, home industri atau bisnis rumahan pun perlu memahami dan menjalankan konsep bisnis hijau ini.

“Apapun kegiatannya, kami berharap itu tidak menimbulkan sampah atau polutan bagi udara, air dan tanah, itu konsep bisnis hijau,” kata Erma.

Lebih jauh Erma mengatakan, perubahan iklim atau climate change ini dipicu oleh aktivitas manusia, sehingga diperlukan juga upaya manusia agar menghentikannya. “Ini kan sebenarnya trigernya adalah aktivitas manusia ya, jelas itu, antropogenik, bukan alamiah,” kata Erma.

Untuk itu, konsep bisnis hijau merupakan salah satu trobosan dalam mengupayakan agar perubahan iklim dapat dicegah. “Ini sangat relate saya kira, pemahaman kenapa kita mesti perspektifnya bisnis hijau itu,” kata Erma.

ADE RIDWAN YANDWIPUTRA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Ade Ridwan Yandwiputra

Ade Ridwan Yandwiputra

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus